JAKARTA, duniafintech.com โ Harga gas LPG 3kg disebut-sebut akan mengalami kenaikan, salah satu penyebabnya adalah lantaran tingginya harga minyak dan gas dunia, kompor listrik solusinya?
Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, sebelumnya juga telah memberi sinyal gas LPG 3kg bakal mengalami kenaikan.
โJadi, overall yang akan terjadi nanti Pertamax, Pertalite (naik). Premium belum. Terus kemudian mengenai gas yang 3kg itu kami bertahap,โ ucapnya pada awal April lalu.
โJadi, nanti 1 April, nanti Juli, nanti bulan September. Itu semua bertahap dilakukan oleh pemerintah,โ imbuhnya.
Jika gas 3Kg naik, hal itu kini membuat dorongan untuk mengganti kompor gas ke kompor induksi atau kompor listrik mulai muncul sebagai solusi mengurangi ketergantungan gas. Akan tetapi, sebelum menerapkan peralihan tersebut, penting untuk menghitung biaya bulanan kompor listrik terlebih dahulu.
Lantas, apakah kompor listrik lebih murah atau lebih mahal ketimbang kompor gas dan bisa menjadi solusinya?
Menurut Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi, penggunaan kompor listrik lebih murah ketimbang kompor LPG. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan, terlihat bahwa rumah tangga kecil rata-rata mengkonsumsi 11,4 kg LPG subsidi dengan biaya Rp79.400 per bulan setelah disubsidi pemerintah sebesar Rp125.400. Dengan demikian, total biaya yang diperlukan untuk memasak menggunakan LPG mencapai Rp204.800 per bulan.
Sementara itu, biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan kompor induksi adalah dengan asumsi harga listrik tanpa subsidi 1 kWh Rp 1.444,7, sedangkan kebutuhan listrik per bulan sebesar 82 kWh sehingga biaya yang dibutuhkan untuk masak per bulan menggunakan kompor induksi tanpa subsidi sebesar Rp118.465. Melalui perhitungan itu, ada sekitar Rp86.335 per bulannya.
โWaktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas,โ katanya, dikutip dari Detik.com, Rabu (13/4/2022).
Di sisi lain, menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, kompor listrik tidak bisa begitu saja menggantikan kompor LPG, utamanya yang menggunakan LPG 3kg begitu saja.
Pasalnya, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan, di antaranya daya listrik di rumah. Diingatkannya juga, penggunaan kompor listrik harus di rumah yang dayanya minimal 1300 watt.
โListriknya tidak bisa yang 900 watt, jadi harus naik, sementara untuk masyarakat Indonesia pengguna LPG 3kg kan yang biasa menerima subsidi listrik, biasanya memakai daya 900 watt ke bawah,โ sebutnya.
Kemudian, sambungnya, perlu juga diperhatikan bahwa kompor listrik memerlukan alat masak khusus. Adapun panci yang biasa digunakan untuk kompor gas, tidak bisa digunakan di kompor listrik. Oleh sebab itu, pengguna kompor listrik pun mesti mengeluarkan modal untuk membeli alat masak tersendiri.
Selanjutnya, kata dia lagi, hal yang perlu menjadi catatan adalah alat-alat masak kompor listrik kurang kompatibel dengan masakan Indonesia.
โMisalnya mau bikin lodeh atau rawon, itu kalau pakai kompor listrik, kurang cocok. Dia setting-nya untuk barbeque, makanan ala Barat. Mungkin karena asalnya dari luar, jadi begitu,โ paparnya.
Ia menerangkan, kalau mau memasak mi instan pun, itu akan lebih lama beberapa menit menggunakan kompor listrik ketimbang kompor gas. Di samping itu, total dari kompor dan dan alat-alat masak kompor gas itu bisa membutuhkan dana mencapai Rp10 juta.
โTidak hanya kompornya, kan ada pancinya. Itu harus satu paket. Bisa-bisa sampai Rp10 juta,โ tuturnya.
Lebih jauh, ia pun mengingatkan untuk memperhatikan biaya listrik yang ditanggung kalau menggunakan kompor listrik sebab itu sudah pasti naik.
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Editor: Rahmat Fitranto