32.3 C
Jakarta
Kamis, 25 April, 2024

Ini Penjelasan CEO Indodax Oscar Darmawan tentang Smart Contract, Teknologi Masa Depan untuk Transparansi Aset

JAKARTA, duniafintech.com – Aset kripto seperti Bitcoin yang mengadopsi teknologi blockchain sedang booming saat ini, namun tahukah Anda, teknologi smart contract merupakan salah satu pengaplikasian teknologi blockchain yang merupakan backbone dari aset kripto? Berikut penjelasan Oscar Darmawan.

Smart contract atau yang bisa disebut dengan kontrak pintar merupakan protokol eksekusi yang bersifat digital dan disimpan di jaringan blockchain. Smart contract berjalan secara otomatis dan melibatkan lebih dari satu pihak. Teknologi ini tentu cocok digunakan untuk sistem perekonomian, politik dan lain-lain di kehidupan saat ini, tidak terkecuali Indonesia.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan bahwa dengan adanya smart contract, kita bisa memprogram hal tersebut untuk apa saja. Hal ini tentu mirip dengan program komputer lainnya, namun yang menjadi dasar pembedanya, smart contract menggunakan sistem teknologi blockchain.

“Dengan didukung oleh teknologi blockchain, maka smart contract juga mengadopsi sifat dari blockchain itu sendiri yaitu tidak dapat diubah (immutable), hanya bisa ditambahkan, transparan, aman, dan traceable. Dengan adanya Smart contract kita dapat memasukkan aturan tersebut dan menerapkannya melalui kode. Jika perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak sudah menggunakan smart contract, maka kita tidak lagi memerlukan pihak ketiga yang berfungsi sebagai penengah atau untuk memastikan verifikasi transaksi. Karena smart contract ini berdiri di atas jaringan blockchain yang bersifat public, maka masyarakat umum sekalipun bisa melihat kontrak yang sudah disepakati,” ujar Oscar.

Baca juga: Cara Trading Bitcoin tanpa Modal untuk Pemula, Simak Panduannya

Pada dasarnya, konsep dari Smart contract ini dipelopori terlebih dahulu oleh jaringan Ethereum. Tidak heran banyak token token yang berjalan di jaringan Ethereum yang merupakan buah hasil penggunaan smart contract ini.

“Dengan semakin banyaknya token yang berjalan di jaringan Ethereum, skalabilitas Ethereum pun semakin lambat. Belum lagi ditambah gas fee Ethereum yang juga besar. Dengan adanya kekurangan ini lahirlah jaringan smart contract lainnya yang mana beberapa diantaranya adalah jaringan Solana, Polygon, dan jaringan Cardano. Meskipun smart contract tidak luput dari kekurangan, seperti adanya kemungkinan hacking dll namun kita bisa memanfaatkan smart contract ini untuk transparansi yang lebih baik lagi,” jelas Oscar.

Smart contract sudah banyak digunakan oleh developer dari NFT, pembuat token ataupun Decentralized Apps. Saya berharap penggunaan smart contract ini bisa digunakan tidak hanya pelaku industri di bidang blockchain namun pelaku industri di luar blockchain dan juga yang berada di pemerintahan.

Baca juga: Tutorial Investasi Crypto yang Wajib Diketahui Para Investor Pemula

Oscar pun menambahkan, salah satu contoh pengaplikasian smart contract di industri lain, yaitu di industri kesehatan dimana dengan adanya smart contract kita bisa melihat data rekam medis pasien, pengaplikasian yang bisa diterapkan di industri pemerintahan salah satu contohnya melakukan pemungutan suara, dalam industri penggalangan dana, dll

“Dengan kemampuannya untuk terbuka dan dilihat secara umum, Oscar berpendapat bahwa smart contract menjadi terobosan teknologi yang bisa digunakan oleh industri dan pemerintahan di Indonesia. Karena hal nya yang transparan, kita juga bisa mudah untuk melacak dan melaporkan jika adanya ketidaksesuaian data yang ada,” tutup Oscar.

Baca juga: Apa Itu Crypto Winter yang Diprediksi Berakhir pada Tahun Ini

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE