27.4 C
Jakarta
Senin, 18 November, 2024

Investasi Emas Tunjukkan Pesonanya Di Tengah Geliat Ekonomi Indonesia

duniafintech.com – Komoditas emas menunjukkan giginya sebagai komoditas anti resesi, seperti gejolak pandemik virus corona saat ini dan di tengah hiruk pikuk lesunya bisnis dan roda ekonomi Indonesia. Masyarakat pun berbondong-bondong melakukan investasi emas dengan harapan kenaikan harga emas di tengah prospek melemahnya mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika. 

CEO SEHATIGOLD, Denny Ardhiyanto mengatakan bahwa perilaku emas sebagai komoditas anti resesi kembali terbukti di saat ketidakpastian ekonomi yang telah berlangsung semenjak pertengahan tahun 2019. 

“Ini bukanlah hal yang baru (kenaikan harga emas, red). Dari masa ke masa, emas selalu dipercaya masyarakat dunia sebagai investasiyang secara konsisten memberikan keuntungan yang luar biasa di saat terjadi gejolak ekonomi,“ kata Denny Ardhiyanto, Senin 13 April 2020. 

Ardhiyanto mengatakan, gejolak ekonomi sebenarnya sudah mulai terjadi beberapa bulan sebelum pandemik COVID-19. Beberapa insiden telah memicu sentimen negatif pasar, seperti Perang Dagang antara Amerika Serikat dan Cina, ketegangan Amerika dan Iran.

“Selain itu, COVID-19 melengkapi sentimen negatif tersebut sebagai hantaman terakhir terhadap ekonomi dunia,” jelasnya lebih lanjut. 

Ardhiyanto menjelaskan bahwa setiap kejadian yang menakutkan pasar dunia semakin mendorong pelaku pasar untuk meninggalkan aset lainnya seperti pasar modal dan pasar uang dan masuk ke dalam pasar emas. Hal inilah yang telah mendorong harga emas secara spektakuler bahkan berhasil naik sebesar 20% pada kuarter pertama tahun 2020.

Baca juga :

Jadi Tajir Melintir, Catat Poin Penting Ini untuk Investasi Anda!

Game Penghasil Uang, Dapat Uang dengan Cara Menyenangkan!

Dapat Profit Saat Corona, Lebih dari 10% Per Harinya!

BULLISH DALAM JANGKA WAKTU KE DEPAN

Ardhiyanto menjelaskan bahwa investasi emas masih berpotensi tinggi dalam jangka waktu dekat sebesar 8% – 23%. Dalam konteks Indonesia, harga emas sendiri akan sangat dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. 

Di awal April 2020, Sri Mulyani dalam perannya sebagai Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), mengungkapkan skenario terburuk dampak pandemik COVID-19 di awal April 2020 kemarin. Skenario tersebut meliputi: menurunnya prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari -0,4% sampai 2,3% (skenario terburuk dan terbaik) dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika sebesar Rp 20.000 sampai Rp 17.500 (skenario terburuk dan terbaik).

MENCETAK REKOR TRANSAKSI

Ardhiyanto menjelaskan euforia masyarakat tehadap investasi emas terlihat dari melonjaknya jumlah transaksi di dalam platform SEHATIGOLD yang dirintisnya. 

Sehatigold.com merupakan platform marketplace untuk melakukan investasi emas, baik membeli maupun menjual emas secara digital. Emas digital tersebut juga dapat ditukarkan menjadi Logam Mulia atau perhiasan.

Ardhiyanto mengatakan, investasi emas di platform tersebut bias dijadikan kegiatan produktif di masa PSBB seperti saat ini. 

“Saya rasa memang momen dan wacana PSBB saat ini sangat mendukung masyarakat dalam berinvestasi dan menabung emas karena platform SEHATIGOLD memungkinkan masyarakat untuk membeli emas dari rumah dan partner logistik kami dapat melakukan pengiriman Logam Mulia berasuransi ke seluruh Indonesia,” tutupnya.

(DuniaFintech/ Dinda Luvita)

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU