duniafintech.com – Kabar peluncuran ICO yang dilakukan oleh perusahaan perpesanan Telegram beberapa waktu yang lalu cukup ramai dibicarakan. Ada banyak investor yang tertarik dan menggelontorkan sejumlah dana dalam penawaran koin awal ini. Salah satu yang menarik perhatian adalah perusahaan asing pertama asal Cina yang menjadi investor.
Menurut data yang didapat dari Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, perusahaan asal Cina, The9 Ltd telah membeli 5.297.257 token selama penawaran token awal Telegram pada Januari 2018 seharga $ 2 juta dolar. Data tersebut juga menyatakan bahwa The9 telah berinvestasi di beberapa perusahaan berbasis blockchain pada 2018.
Baca juga: Bancassurance Syariah, Produk Asuransi Dan Investasi Berbasis Syariah
Menurut sebuah laporan oleh kantor berita bisnis Rusia RBC pada 24 Juli, dokumen ini adalah bukti The9 sebagai investor asing pertama yang dikenal publik. Per RBC, investor awal dalam penawaran koin awal (ICO) Telegram sebagian besar tidak diketahui.
Beberapa Detail tentang Peserta ICO Telegram Berikutnya
Selama ICO pertama, 81 investor berkontribusi mengumpulkan raihan pendapatan total $ 850 juta, tetapi hanya tiga dari 81 identitas yang diketahui. Investor-investor tersebut dilaporkan adalah Sergey Solonin, David Yakobashvili dan perusahaan dana ventura TMT yang didirikan bersama oleh German Kaplun dan Alexander Morgulchik. RBC menyatakan bahwa Telegram mengumpulkan $ 850 juta dalam ICO keduanya, tetapi identitas para investor itu tetap tidak diketahui publik.
Selain itu, sesuai laporan, token dijual seharga $ 0,38 pada putaran pertama, sementara harga token naik dari $ 1,10 menjadi $ 1,45 pada putaran ICO kedua.
The9 Ltd mendesain dan mendistribusikan game secara online. Pada awal 2000-an perusahaan tersebut dilaporkan sebagai distributor eksklusif World of Warcraft di Cina. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 oleh pengusaha Zhu Jun, yang dilaporkan memegang lebih dari 80% saham suara perusahaan.
Baca juga: KPMG Bermitra dengan Penyedia Blockchain Microsoft, R3 dan Tomia
Seperti yang sebelumnya dilaporkan oleh Cointelegraph, Gram Asia asal Korea Selatan meluncurkan sebuah acara untuk menjual hak atas token Gramnya seharga $ 4,00 per token pada pertukaran crypto Jepang Liquid. Namun, seorang investor Telegram menunjukkan bahwa ini tampaknya melanggar kontrak investor Telegram.
Image by mepgroup16 from Pixabay
-Dita Safitri-