26.5 C
Jakarta
Sabtu, 27 April, 2024

Investor Jual Saham GOTO, Nilainya Makin Mendekati Rp50

JAKARTA, duniafintech.com – Aksi investor jual saham GOTO dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hingga saat ini masih terus berlangsung.

Para investor ini berbondong-bondong menjual sahamnya ketika nilai saham emiten yang satu ini sudah menurun sangat signifikan.

Berikut ini laporan selengkapnya, seperti dinukil dari detikfinance, Selasa (13/12/2022).

Baca juga: Lika Liku Tekanan Saham GoTo Setelah Masa Lock Up

Investor Jual Saham GOTO: Mengalami Auto Reject Bawah

Melangsir RTI, para perdagangan Senin kemarin (12/12/2022), saham GOTO dibuka sudah turun 6 poin atau sebesar 6,45% ke level Rp 87 dari posisi sebelumnya pada penutupan Rp 93. 

Namun, saham ini kembali mengalami penurunan paling bawah dalam sehari atau auto reject bawah (ARB). Penurunannya semakin mendekat angka Rp 50.

Ketika harga saham GOTO masih mengalami ARB, dalam aplikasi IPOT Indopremier Sekuritas, pagi tadi sekitar pukul 10.03 WIB, banyak investor yang ingin melepas saham GOTO.

Di lain sisi, tidak ada sama sekali investor yang mau membeli saham GOTO. Tercatat, volume saham yang ditawarkan (offer) paling banyak di harga Rp 87 dengan jumlah mencapai 85,62 juta lot.

Kalau dihitung maka total nilai penjualan saham yang antre di level itu mencapai Rp 744,9 miliar. Selanjutnya, total saham telah terjual sebanyak 1,9 juta lot dengan nilai transaksi Rp 16,8 miliar.

Adapun antrean penjualan saham pun mengular. Total jumlah saham yang antre sampai pagi tadi sebanyak 96.964.351 lot saham (96,96 juta lot saham) di berbagai level harga.

Sebagai hitungannya, 1 lot saham sebanyak 100 saham, artinya yang antre total saham GOTO yang mau dijual oleh investor mencapai 9,69 miliar lembar saham.

Diketahui, dalam pembukaan sekitar pukul 09.01 WIB tadi, sebanyak 80,37 juta saham GOTO sudah ditransaksikan.

Nilai transaksinya mencapai Rp 6,99 miliar. Sementara itu, frekuensi transaksi mencapai 1.682 kali. Kapitalisasi pasar GOTO tercatat Rp 103,04 triliun.

Pada minggu sebelumnya, saham GOTO sudah mengalami penurunan paling bawah dalam sehari atau auto reject bawah (ARB). Setidaknya, selama 7 kali berturut-turut mengalami ARB.

Potensi Saham GOTO Anjlok hingga Rp50

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis, mengatakan bahwa saham GOTO masih ada potensi terjadi penurunan, mengingat saat ini psikologis pasar ke sektor teknologi sedang tidak bagus.

Ia pun memproyeksi potensi penurunan saham GOTO ke level Rp50 juga cukup besar, apalagi saat ini masih ada aksi jual saham yang terjadi.

“Potensi penurunan hingga Rp 50 memungkinkan ada mengingat masih besarnya aksi tekanan jual serta outlook yang masih negatif,” sebutnya.

Baca juga: Saham GOTO Masih Betah di Zona Merah, Laju IHSG Terdampak

Sementara itu, menurut Direktur Equator Swarna Capital, Hans Kwee, masih kecil kemungkinan saham GOTO jatuh ke level Rp 50. Pasalnya, ia menilai bahwa kondisi perusahaan masih kuat.

“Cuma ada dua player antara transportasi Grab dengan GOTO. Untuk alat pembayaran sisa beberapa pemain? Untuk marketplace sisa beberapa pemain? Dan yang punya ekosistem paling banyak GOTO, termasuk paling banyak ekosistemnya,” jelasnya.

Investor Jual Saham GOTO

Target Harga Baru Saham GOTO – Investor Jual Saham GOTO

Mengutip Investor.id, harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sendiri akhirnya rebound setelah mengalami penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Rebound GOTO ini mematahkan proyeksi negatif terhadap prospek saham tersebut ke depan. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham GOTO sempat melesat Rp 16 (18,39%) menjadi Rp 102 pada pukul 09.25 WIB.

Bukan itu saja, volume transaksi saham perseroan melesat menjadi 140 juta lot dengan nilai transaksi melonjak menjadi Rp 1,27 triliun pada waktu yang sama. Volume dan nilai transaksi saham GOTO merupakan yang terbesar selama saham ini dicatatkan di BEI.

Terkait prospek saham GOTO, UBS Sekuritas Indonesia dalam riset terbarunya malah merevisi naik rekomendasi saham GOTO dari sell menjadi buy dengan target harga menjadi Rp 160 untuk 12 bulan ke depan. 

Menurut analis UBS Sekuritas Navin Killa, Marissa Putri, dan Joshua Tanja, revisi naik rekomendasi saham GOTO tersebut menggambarkan sejumlah faktor, antara lain, kemampuan perseroan untuk mempertahankan pertumbuhan GMV kendati kondisi ekonomi sedang mengalami perlambatan.

Mereka menilai, dukungan positif sektor ini juga ditopang oleh kebijakan hampir seluruh perusahaan digital memotong insentif dan G&A dalam rangka menghadapi perlambatan ekonomi dunia.

“Kami yakin GMV GOTO masih bisa bertumbuh sebesar 16% pada 2023 dengan EBITDA yang disesuaikan menjadi positif lebih cepat menjadi semester I-2025 dibandingkan perkiraan kuartal IV-2025,” demikian tulis para analis UBS dalam risetnya.

Menurut pandangan UBS, GOTO sebagai induk Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial masih menjadi pemimpin pasar di bisnis e-commerce, pesan-antar makanan (online food delivery), transportasi online (ride hailing), dan fintech.

Di samping itu, GOTO pun dipandang akan mendapat manfaat dari peningkatan penetrasi online yang berkelanjutan. UBS Sekuritas menilai, sinergi antara Gojek dan Tokopedia ditambah dengan rasionalitas seluruh sektor dalam persaingan bisnis di Indonesia akan mendorong Gross Merchandise Value (GMV) GOTO di 2023 naik 16% dengan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi), yang disesuaikan menjadi positif di paruh pertama tahun 2025 dari perkiraan sebelumnya kuartal IV-2025.

Adapun GMV adalah akumulasi dari nilai pembelian yang dilakukan oleh para pengguna melalui aplikasi dalam periode tertentu.

Sekian ulasan tentang investor jual saham GOTO yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Baca juga: Perusahaan StartUp PHK Karyawan, GoTo Masuk Daftar!

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE