30.1 C
Jakarta
Selasa, 5 November, 2024

Jual Investasi Reksa Dana pada 5 Momen Ini

Untuk mendapatkan hasil yang optimal saat memulai investasi reksa dana, investor harus sedikit bersabar dalam hal jual investasi reksa dana. Adapun investasi reksa dana sendiri adalah investasi jangka panjang dengan potensi keuntungan tinggi dan cukup stabil.

Meski begitu, kondisi tertentu sering kali membuat seseorang memilih untuk menjual reksa dana yang mereka punya. Apabila mengalami kondisi atau momen seperti yang dijabarkan di bawah ini, sebaiknya mulailah menjual reksa dana yang ada guna menghindari kerugian maupun mendapatkan imbal hasil yang menggiurkan.

  1. Perlu dana untuk kebutuhan mendesak

Kapan datangnya kebutuhan mendesak? Tidak ada yang bisa memastikan hal itu. Pada saat seperti itu, seseorang tentu membutuhkan dana yang cepat dan jumlahnya tidak sedikit.

Namun, dalam melakukan jual investasi reksa dana, seseorang juga harus benar-benar cermat dalam melakukan perhitungan dan pertimbangannya. Apabila ingin menjualnya, pastikan tidak memiliki dana cadangan atau dana darurat lainnya.

Akan tetapi, apabila masih memiliki alternatif lain untuk menutupi kebutuhan darurat, sebaiknya tunda dulu penjualan reksa dana itu. Di samping itu, juga disarankan agar reksa dana tidak dijual saat tidak benar-benar membutuhkan dana darurat, apalagi ketika kondisi tidak sesuai dengan tujuan awal sewaktu berinvestasi.

  1. Tujuan investasi sudah terpenuhi

Menjual reksa dana juga bisa dilakukan saat tujuan investasi sudah terpenuhi atau tercapai. Tentu saja dalam hal ini seseorang sudah punya tujuan di awal saat akan berinvestasi reksa dana, baik itu untuk dana pensiun, dana pendidikan anak di masa depan, maupun untuk membeli rumah.

Karena itu, apabila investasi reksa dana tadi sudah mencapai tujuan, boleh saja mengambil atau menjualnya. Hasil dari penjualan itu pun bisa digunakan untuk hal lainnya yang lebih bermanfaat sesuai kebutuhan dan skala prioritas.

Boleh jadi dana imbal hasil reksa dana tadi akan dijadikan sebagai bekal dana investasi dengan menggunakan instrumen lainnya. Sebagai contoh, beralih ke investasi properti.

  1. Mengganti Manajer Investasi

Prestasi Manajer Investasi pun memiliki andil besar terhadap kinerja portofolio investasi reksa dana seseorang, bukan hanya soal kondisi pasar yang tidak stabil. Manajer Investasi yang sudah dipilih boleh saja dianggap sebagai orang yang bisa diandalkan, tetapi perlu digarisbawahi bahwa mereka tidak 100% sempurna.

Kadang kala, Manajer Investasi bisa keliru dalam memprediksi kondisi pasar ataupun tidak memiliki kapabilitas yang baik untuk mengelola dana. Akibatnya, performanya kian menurun dan investor juga berpotensi mengalami kerugian.

Karena itu, momen tersebut menjadi saat yang tepat untuk menjual reksa dana tadi. Apabila ingin memulai investasi reksa dana kembali maka sangat disarankan untuk memilih Manajer Investasi dengan rekam jejak yang lebih baik ketimbang sebelumnya.

  1. Ingin melakukan rebalancing portofolio

Apakah portofolio saham akan semulus yang dibayangkan? Tentu saja tidak selamanya begitu. Pasalnya, sejumlah faktor yang dapat berpengaruh terhadap kondisi pasar juga akan berdampak terhadap performa portofolio.

Karena itu, untuk menyeimbangkannya, dilakukanlah langkah rebalancing. Langkah ini bisa dilakukan secara berkala, misal per enam bulan ataupun setahun sekali. Dalam hal ini, ketika portofolio menunjukkan target investasi yang belum terpenuhi, rebalancing menjadi solusinya.

Para investor biasanya melakukan strategi ini dengan menjual beberapa reksa dana dengan potensi terbaik dan membiarkan reksa dana lainnya sampai mencapai angka stabil. Untuk menghindari kekeliruan dan agar tidak salah jalan, disarankan untuk berkonsultasi dengan Manajer Investasi terlebih dahulu ketika melakukan langkah rebalancing portofolio.

  1. Kinerja reksa dana yang menurun

Memperoleh keuntungan yang besar adalah salah satu tujuan dari investasi reksa dana. Akan tetapi, saat kinerjanya menurun dan cenderung tidak mendapatkan hasil yang positif, tidak ada salahnya untuk mencoba menjual reksa dana itu kembali dengan catatan harus mlihat kembali keseluruhan faktor yang berpengaruh terhadap penurunan reksa dana itu.

Misalnya, apabila penurunan terjadi lantaran pasar saham terkoreksi akibat kondisi ekonomi makro dalam negeri ataupun mancanegara maka tunggulah sebentar untuk menjual reksa dana yang dimiliki

Pasalnya, harganya pun diduga bakal kembali stabil dan investor sendiri masih tetap harus melakukan observasi, setidaknya sekitar 2-3 tahun untuk mengetahui performa reksa dana. Namun, apabila pada kurun waktu di atas ternyata hasilnya masih menurun, segeralah untuk menjualnya.

Memang disarankan untuk tidak menjual kembali reksa dana semata-mata lantaran kemauan sesaat sebab terdapat banyak hal yang patut dipertimbangkan dengan baik agar tidak merugi di kemudian hari.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU