32 C
Jakarta
Selasa, 5 November, 2024

Akulaku Berharap Pada Repeat Order Untuk Profit

JAKARTA, duniafintech.com – Platform keuangan penyedia layanan cicilan dengan skema pembayaran tunda atau Buy Now Pay Later (BNPL) Akulaku, mengaku bahwa keuangan perusahaan masih belum mampu mencetak profit hingga saat ini.

Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga mengungkapkan, laporan merah keuangan tersebut tidak hanya terjadi di Akulaku, namun hampir dialami oleh semua industri financial technology (fintech) yang bergerak di segmen ini.

“Akulaku dari sisi pembiayaan kita tetap tumbuh di atas 30%. Walaupun sebenarnya secara industri perusahaan pembiayaan masih negatif growth. Tapi kami bisa naiknya di atas 30%,” katanya saat berbincang dengan Duniafintech.com, Kamis (9/12).

Efrinal menjelaskan, sejak beroperasi Akulaku sebagai penyedia layanan BNPL belum dapat mencapai break even point (BEP) sehingga belum bisa meraih keuntungan dari aktivitas bisnisnya. Lebih lagi, jika transaksi yang dilakukan konsumen berada di kisaran Rp500 ribu ke bawah.

“Jadi kalau kita lihat transaksi nasabah itu katakanlah Rp300 ribu atau di bawah Rp500 ribu itu sebenarnya kita belum break event itu, kita masih losses,” ujarnya.

Sebab, biaya tetap atau fixed cost di dalam biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap transaksi yang dilakukan oleh konsumen, melebihi dari biaya layanan yang didapatkan oleh perusahaan dari setiap transaksi konsumen.

“Karena setiap fixed cost yang kita keluarkan di dalam production cost-nya itu kan setiap nge-hit kan ada biaya, karena kita sudah paperless. Sebab kita bermain dengan ekosistem,” ucapnya.

Layanan Akulaku yang telah terintegrasi dengan ekosistem digital, mulai dari pemanfaatan cloud computing, artificial intelligence (AI), face recognition, sistem skoring, e-signature, hingga metode penagihan secara digital memiliki biaya yang cukup tinggi.

Oleh karena itu, satu-satunya yang dapat menutupi biaya operasional yang tinggi tersebut, sehingga perusahaan dapat memperoleh profit, adalah dengan memastikan bahwa konsumen yang telah menggunakan layanan BNPL untuk kembali menggunakan layanan yang sama secara berkesinambungan.

“Jadi yang kita harapkan adalah bagaimana fasilitas yang kita berikan itu bisa repeat order. Repeat order itulah yang akan men-generate kita punya profit. Di situ sih bisnis model ini kalau kita lihat seperti itu,” kata dia.

Kolaborasi Jadi Kunci Sukses

Selain itu, Efrinal pun mengungkapkan, untuk dapat menjaga kinerja perusahaan agar terus tumbuh dan memperoleh profit, kolaborasi dengan berbagai entitas bisnis harus digenjot, baik digital maupun konvensional.

Sebab, dengan begitu cakupan pasar yang lebih luas dapat dijangkau dan dengan demikian juga memberi jawaban atas kebutuhan berbagai kalangan dalam pembiayaan digital sesuai dengan masing-masing produk yang diinginkannya.

Dia pun mengatakan, saat ini Akulaku telah bekerja sama dengan berbagai platform digital seperti e-commerce seperti Shopee, Bukalapak, Blibli, JD.ID, Zenius, Alfachart, hingga platform penyedia perjalanan Tiket.com dan juga bank digital Neo Commerce.

“Kalau kita bicara digital itu key success-nya adalah kolaborasi. Kebutuhan masyarakat bukan hanya belanja di e-commerce tapi mereka juga mau traveling, ini yang kita kembangkan, bagaimana agar kita dapat sekarang (produknya) tapi bayarnya nanti,” kata dia.

Adapun, platform Akulaku Finance saat ini telah didownload oleh 10 juta pengguna dan memiliki eksisting nasabah sebanyak 3 juta orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Semua proses transaksi tersebut pun dilakukan secara digital atau contactless.

Saat ini, per September 2021 sebagai platform pembiayaan Akulaku Finance telah menyalurkan dana sebanyak Rp7,4 triliun atau melebihi 100% target 2021 yang sebesar Rp7 triliun.

“Sudah lewat 100%. Makanya kita berharap masih ada tiga bulan lagi, kita berharap masih bisa membukukan Rp2,4 triliun hingga Rp2,5 triliun, kita berharap bisa closing akhir tahun Rp9,5 triliun – Rp10 triliun,” ujarnya.

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU