24.8 C
Jakarta
Selasa, 24 Desember, 2024

KOPI CHAT – INTRODUCTION TO BLOCKCHAIN WORK SHOP

duniafintech.com – Dunia industri Blockchain dan cryptocurrency kerap mengalami perubahan yang cepat. Potensi teknologi yang bersifat transparansi dan terdesentralisasi ini membangkitkan keingintahuan banyak pihak untuk terus melalukan penelitian terhadapnya, yang berujung pada pengadopsian teknologi tersebut dalam sistem keuangan, identitas, kesehatan, pasokan makanan, dll. Baca juga: duniafintech.com/reformasi-inggris-gunakan-blockchain-untuk-mendata-identitas-sipil/

Pada Rabu (29/11) digelar seminar bertajuk “Kopi Chat – Introduction to Blockchain”. Diselenggarakan di gedung Ariobimo Sentral, event tersebut menghadirkan pembicara Budi Sukmana selaku anggota pendiri Jaringan Blockchain Indonesia. Acara ini didukung oleh Jaringan Blockchain Indonesia, grup advokasi Blockchain Indonesia, mengakomodasi dan memfasilitasi pertumbuhan buku besar digital dan teknologi kriptografi.

KOPI CHAT - INTRODUCTION TO BLOCKCHAIN WORK SHOP

Banyak orang ingin tahu tentang Blockchain tapi kurang menerima Bitcoin. Padahal teknologi ini yang mendukung mata uang digital tersebut. Kalau dianalogikan, kita mau jadi profesor matematika tapi tidak mau belajar kalkulus. Jadi, untuk mengetahui apa itu teknologi Blockchain, kita juga perlu memahami apa itu Bitcoin,” ucap Budi.

Secara referensi Blockchainnya Bitcoin merupakan yang paling panjang, di mana mulai dari 2009, yang diciptakan oleh seseorang bernama Satoshi Nakamoto, dan sampai hari ini masih berjalan terus. Artinya secara keilmuan, teknologi ini sudah bisa dijadikan referensi yang bisa dipelajari.

Ada dua alasan mendasar kenapa saat itu teknologi Blockchain Bitcoin diciptakan, yakni terkait isu krisis moneter yang terjadi di Amerika pada tahun 2008. Di mana pada saat itu uang yang beredar terlalu banyak hingga menimbulkan penurunan nilai mata uang. Isu kedua adalah soal model bisnis perbankan. Ketika seseorang menabung di bank, selain harus percaya terhadap bank, orang itu juga tidak punya kontrol atas asetnya sendiri.

Kemunculan Blockchain juga menjadi tanda reformasi cara pengiriman uang. Adanya teknologi ini membantu orang-orang yang tidak tersentuh perbankan bisa mengirimkan uangnya dengan mudah tanpa harus punya akun di bank. Ada sebuah tulisan Satosi yang menyatakan bahwa ia ingin mendigitalkan cash transaction, sehingga tidak memerlukan pihak ketiga. Caranya adalah dengan membuat P2P network.

Selain membahas soal Blockchain dan Bitcoin, Ethereum juga menjadi topik yang menarik. Ethereum ini merupakan market terbesar kedua setelah Bitcoin. Siapapun bisa berpartisipasi dalam Ethereum network. Smart contract adalah proyek yang dibangun oleh Ethereum. Di mana diperlakukan sebagai user dalam Ethereum nerwork.

Written by: Sintha Rosse

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU