27.7 C
Jakarta
Kamis, 2 Mei, 2024

Kualitas Pertamax dan Pertalite Turun? ini Reaksi Pertamina

JAKARTA, duniafintehch.com – Kualitas Pertalite dan Pertamax menjadi turun pasca kenaikan harga, benarkah hal itu terjadi? terkait viral keluhan para pelanggan.

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dan Pertalite bukan berarti secara kualitas juga semakin naik atau meningkat.

Baru-baru ini jagat sosial media gempar mengenai kualitas BBM jenis Pertalite dan Pertamax yang dinilai turun, mulai dari kualitas warna, penggunaan BBM Pertalite menjadi boros, pengujian nilai oktan (RON) Pertalite bukan oktan 90 melainkan oktan 86, penggunaan Pertamax memiliki kandungan air hingga membuat kendaraan menjadi mogok.

Kualitas Pertalite Turun? Warna Pertalite Keruh dan Penggunaannya Boros

Dalam akun sosmed Facebook terkait kualitas Pertalite dan Pertamax turun, netizen mencoba membandingkan kualitas warna antara Pertalite sebelum terjadi kenaikan dengan Pertalite sesudah kenaikan harga.

Dalam unggahan foto kualitas Pertalite dan Pertamax turun tersebut terjadi perbedaan diantaranya saat Pertalite sebelum kenaikan warnanya tergolong cerah, sedangkan Pertalite setelah terjadi kenaikan warnanya keruh.

Atas dasar itulah, netizen berasumsi bahwa warna keruh tersebut menyebabkan pengunaan Pertalite menjadi boros.

“Pertalite lama dengan yang baru. Pantas boros,” kata akun yang mengunggah foto tersebut.

Gonjang-ganjing di sosial media tersebut, pada akhirnya Pertamina buka suara terkait isu kualitas Pertalite dan Pertamax turun, seperti perubahan warna dan penggunaan Pertalite menjadi boros. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting membantah bahwa tidak ada perubahan komponen saat sebelum dan sesudah kenaikan harga.

Menurutnya zat pewarna pada BBM bertujuan agar masyarakat umum dapat membedakan jenis BBM yang digunakan. Sehingga tidak ada kaitannya dengan penggunaan yang boros dan tidak ada pengaruh terhadap performa dan kualitas dari spesifikasi BBM, kualitas Pertalite dan Pertamax tidak turun.

“Sample yang kami cek masih on spek yang ditentukan oleh pemerintah,” kata Irto.

Kualitas Pertalite Bukan Oktan 90 Melainkan Oktan 86

Setelah gaduh terkait warna dan penggunaan yang boros, Pertalite kembali dipermasalahkan oleh netizen. Kali ini, netizen mencoba menguji kadar oktan Pertalite.

Sebagaimana diketahui, Pertamina mengeluarkan produk Pertalite dengan kadar oktan 90 namun netizen melakukan uji coba kadar oktan Pertalite. Ternyata hasil yang ditemukan oleh netizen, kadar oktan Pertalite ternyata memiliki nilai oktan 86, kualitas Pertalite dan Pertamax dinilai turun.

“Ini namanya perampokan dan aparat melempek seperti kerupuk kenaik air,” tulis akun Twitter @yo2thok.

Unggahan tersebut melampirkan foto botol bensin Pertalite mengunakan alat untuk mengukur kadar oktan dengan hasil angka 86.

“Pertalite RON 90 actual hanya RON 86,” tulis caption dalam foto unggahan tersebut.

Baca juga: Kenaikan Harga BBM Bikin Angka Inflasi Melambung

Pertamina, Pemerintah Bahkan Ahli ITB Buka Suara Soal Pertalite

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengungkapkan pihaknya tidak bisa memastikan alat yang digunakan untuk pengujian RON tersebut adalah Oktan Analyzer Portable atau bukan, sebab alat tersebut juga harus sudah terbukti dan terkalibrasi dengan menggunakan certified reference material secara berkala.

Dia menambahkan selama ini Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB) atau Lemigas sudah menguji 6 sample Pertalite di SPBU wilayah Jakarta. Bahkan, dia memastikan hasi uji tersebut menghasilkan RON Pertalite adalah RON 90.

“Semua menunjukkan hasil atau spek Pertalite masih sesuai dengan ketentuan Dirjen Migas No.0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu Spesifikasi BBM Jenis Bensin RON 90 yang dipasarkan dalam negeri,” kata Irto.

Menjawab isu kualitas Pertalite dan Pertamax turun, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menjelaskan telah diambil sample BBM jenis Pertalite di 6 SPBU di wilayah Jakarta yaitu SPBU Lenteng Agung, SPBU di Taman Mini (2 SPBU), SPBU Abdul Muis, SPBU di Sunter dan SPBU di S.Parman.

Pengujian sampel BBM Pertalite di 6 SPBU tersebut hasilnya telah memenuhi standar dan mutu (spesifikasi) BBM jenis bensin RON90 yang dipasarkan di dalam negeri sebagaimana Keputusan Dirjen Migas No.0486.K/10/DJM.S/2017. Sehingga kualitas Pertalite dan Pertamax tidak turun.

“Dengan ini terindikasi adanya batasan mutu off-spec. Semuanya on-spec,” kata Tutuka.

Sementara itu, Ahli Konversi Energi Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto menjelaskan terkait isu kualitas Pertamax dan Pertalite turun, untuk mengukur nilai oktan bahan bakar Pertamina menggunakan mesin CFR atau coordinating fuel research. Untuk menguji sampe bahan bakar dengan mesin CFR, tidak sembarangan bisa melakukannya. Sebab hanya operator yang memiliki sertifikat.

Dia menjelaskan mesin CFR merupakan alat uji oktan yang berlaku secara internasional dengan cara kerja menduplikasi pembakaran di dalam mesin. Sehingga membuktikan ketahanan bahan bakar. Sedangkan alat ukur oktan yang beredar di pasaran cara kerjanya dengan prinsip fisika kimia bahan bakar. Jadi hasilnya tidak dijadikan sebagai acuan.

“Ukuran RON harus pakai metode ASTM D2699 dengan CFR engine dan harus sesuai dengan spek migas,” kata Tri.

Baca juga: Viral Pertamax Mengandung Air? Bikin Kendaraan Mogok

kualitas Pertalite dan Pertamax turun

Setelah Pertalite Bermasalah, Terbitlah Masalah Kualitas Pertamax

Isu kualitas Pertalite dan Pertamax turun makin kuat, setelah permasalahan Pertalite viral di sosial media, kali ini jenis BBM Pertamax viral di sosial media. Dalam viral tersebut, Pertamax banyak mengandung air dan kotor sehingga menyebabkan kendaraan jenis motor menjadi mogok.

Dalam akun Tiktok @kghifa, dia menceritakan motornya mengalami kendala mogok dikarenakan kendaraannya menggunakan BBM jenis Pertamax. Hal itu dibuktikan pada saat dirinya beberapa kali ke bengkel dengan aduan yang sama, bahkan pihak montir bengkel membuktikan dengan menguras tangki motor milik akun Tiktok @kghifa.

“Montir bilang, mas ini di karbu ada airnya. Ya sudah bersihin saja,” ujar pemilik akun Tiktol @kghifa.

Setelah dilakukan pembersihan tangki, secara otomatis tangki tersebut sudah bersih. Dia mengaku memiliki motor jenis Ninja RR 2 tak, secara spesifik mesin tergolong mesin lama jadi harus menggunkan bensin yang berkualitas tinggi. Setelah dilakukan pembersihan tangki, dirinya kembali mengisi tangki bensin dengan menggunakan bensin Pertamax.

Alhasil, dia mengungkapkan pada pagi hari dirinya mencoba untuk menyalakan mesin motornya namun motor tersebut tidak maksimal saat digunakan. Pada akhirnya, dirinya menghubungi montir bengkel untuk melakukan pemeriksaan sebab motor tersebut tidak bekerja secara maksimal saat digunakan di pagi hari.

“Pas udah di bengkel, dibongkar lagi tuh motor. Ada airnya lagi coba. Kan gua bingung, montir bingung,” katanya.

Dia mengaku peristiwa tersebut saat belum terjadinya viral soal kualitas Pertalite dan Pertamax turun yang dipasarkan oleh SPBU Pertamina. Pada akhirnya sang montir menyarankan agar mengisi BBM dengan SPBU diluar Pertamina.

“Akhirnya montirnya bilang “mas coba isi bensin di pom bensin merk sebelah,”. Dan, lu tau motor gua aman,tentram, damai. Jadi tolonglah kalau pengen naikin harga Pertamax, silahkan tapi harus dengan kualitas yang bagus,” ujar akun Tiktok @kghifa.

Berikut tulisan unggahan akun Tiktok @kghifa:

“Jadi gua isi bensin 30 ribuan. Bonnya ga gua ambil karena ga mikir bisa sampai kayak begini. Trus Gua pake tuh, enak tuh ke kantor. Ga lama dari pom bensin, gruk..gruk aduh ini kenapa gitu kan. Gua cek busi apa karena basah atau gimana gitu, taunya bagus businya. Oke, Gua jalan lagi ke kantor brebet..brebet..beneran kayak motor rongsok, beneran. Gua kesel banget beneran, akhirnya Gua sampai kantor langsung kerja. pulang kantor, akhirnya mampir dulu ke bengkel. Waktu di bengkel, montir bilang “mas ini di karbu ada airnya” wah kenapa ini, ya udah Gua minta “bersihin aja,mas” ya udah akhirnya beres tuh.

Akhirnya, motornya bisa ngeng..ngeng..Oh iya motor Gue ninja RR 2 tak karbu jadi otomatis mesinnya jadul jadi sangat2 butuh bensin bagus. Pagi-pagi pas gw nyalain, susah banget nyalanya, gila banget ga tuh. Akhirnya gue telpon montir “mas ini kenapa ya kemarin udah di servis kok masih susah nyala. Akhirnya singkat cerita montir datang, ngedorong motornya. pas udah dibengkel di bongkar lagi tuh motor, ada airnya lagi coba. Kan gue bingung, montir bingung akhiurnya kita kuras tangkinya. Pas dibongkar oh ternyata ada airnya kotor pantas jadi brebet karbunya.

Oke, langsung kita bersihin, bersih banget deh pokoknya karena kalau kuras tangki otomatis bensin dikeluarin semuanya jadi mesti isi ulang lagi bensinnya. Oke, gue isi pertamax full dan lu tau itu motor brebet lagi, gila ga tuh ?! Gue mikir ini gara-gara apa sih gua disantet apa motor gua, bingung gua.

Akhirnya gua ke bengkel lagi “Mas ini brebet lagi beneran”, pas dibongkar “Mas kok ada airnya lagi” kata montirnya. Ya gua ga tau apa2, saya juga ga tau ada airnya. Nah, itu tuh belum viral bensin kotor, belum viral. akhirnya montirnya bilang “mas coba isi bensin di pom bensin merk sebelah,”. dan lu tau motor gia aman,tentram, damai. Jadi tolonglah kalau pengen naikin harga pertamax, silahkan tapi harus dengan kualitas yang bagus.

Pertamina Bungkam Soal Pertamax

Saat dihubungi duniafintech.com kepada Corporate Secretary Pertamina Niaga Irto Ginting, dia menanyakan perihal lokasi kejadian viral isu kualitas Pertalite dan Pertamax turun tersebut.

“Duh ini dimana lagi, tapi dia ngga ada bukti waktunya ya mas?” kata Irto kepada duniafintech.com.

Kemudian, Irto meminta kepada duniafintech.com untuk menanyakan kepada Comrel Patra Niaga Eko Setiawan. Saat ditanyakan, hingga saat ini Eko Setiawan belum memberikan konfirmasi terkait viral kualitas Pertalite dan Pertamax turun tersebut.

Baca juga: Penambahan Kuota BBM Subsidi Resmi Hingga Akhir Tahun

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE