31.3 C
Jakarta
Senin, 6 Mei, 2024

Kurangi Emisi Karbon, Pertamina Terapkan CNG Untuk Transportasi Umum

JAKARTA, duniafintech.com – Pertamina mendukung sepenuhnya arahan Pemerintah untuk pemanfaatan Bahan Bakar Gas untuk moda transportasi.

Dukungan Pertamina tersebut diwujudkan melalui implementasi DDF (Diesel Dual Fuel) kombinasi dari bahan bakar Solar dan CNG (Compressed Natural Gas). 

Implementasi penggunaan CNG merupakan sinergi dalam kerangka transisi energi yang dijalankan PT Pertamina Patra Niaga selaku pengelola Mobil Tangki Logistik dan PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk.

Selaku penyedia CNG. PGN melakukan inovasi dalam menyediakan mobile SPBG serta LNG/CNG Trucking untuk mengakselerasi bauran energi dari gas, baik untuk transportasi maupun industri.

Baca juga: Pertamina Pastikan Stok BBM Aman untuk Natal dan Tahun Baru

Penggunaan CNG untuk moda transportasi merupakan komitmen Pertamina untuk menurunkan emisi karbon, di mana emisi karbon gas alam lebih rendah 40% dibanding bahan bakar minyak.

Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi cadangan gas yang besar, sehingga untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi nasional sangat penting mengakselerasi peningkatan bauran energi dari gas produksi dalam negeri.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Tutuka Ariadji mengapresiasi sekaligus mendorong langkah Pertamina dalam mengimplementasikan DDF pada mobil tangki.

Menurutnya, hal ini juga sejalan dengan program Pertamina terkait Net Zero Emission tahun 2060. Ia pun berharap, di tahun 2024 nanti DDF sudah dapat diimplementasikan di 89 mobil tangki Pertamina.

“Kami menyadari bahwa Pertamina telah berkontribusi besar dalam bidang ini, pemanfaatan gas bersama PGN dan Pertamina Patra Niaga dalam hal menyediakan dan mendistribusikan BBG. Ke depannya kami terus mendorong kontribusi yang lebih terutama dengan adanya DDF pada mobil tangki Pertamina ini,” ungkap Tutuka.

Tutuka memberikan apresiasi bagi Pertamina yang telah mendistribusikan ke seluruh pelosok negeri, sekaligus menjaga ketahanan energi.

Sebab, menurutnya Indonesia adalah negara yang sangat tidak mudah mendistribusikan energinya.

“Jadi saya mengapresiasi sebesar-besarnya bagi Pertamina yang sampai saat ini bisa melakukan itu, dan sampai hari ini kita tidak kekurangan pasokan (energi),” kata Tutuka.

Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Erry Widiastono mengatakan implementasi DDF merupakan komitmen Pertamina dalam rangka mengurangi emisi karbon dan  implementasi ESG (Environmental, Social, and Governance) di perusahaan.

“Diharapkan dengan implementasi DDF maka biaya operasional akan semakin efisien, juga pemakaian volume CNG akan meningkat sesuai dengan target Kepmen ESDM 47/2021, serta  tercipta ekosistem pemanfaatan BBG sebagai energi transisi,”ujar Erry. 

Baca juga: Mekanisme Beli LPG Tahun 2023 Harus lewat MyPertamina, Begini Caranya

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan menyatakan bahwa PGN sebagai Subholding Gas Pertamina mendukung penuh program konversi BBG Pertamina.

Di sisi lain, PGN telah menargetkan perluasan pemanfaatan BBG untuk transportasi darat dalam 5 (lima) tahun ke depan. Konversi ke BBG pada truk logistik BBM, diharapkan bisa semakin meningkatkan optimalisasi SPBG.

“Dengan penggunaan DDF akan memberikan  penghematan biaya bahan bakar pada truk dual fuel sampai dengan 30%. Secara teknis, DDF telah memenuhi standar keamanan di antaranya dari Kementerian ESDM Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian,” kata Heru.

Dia mengungkapkan PGN menargetkan untuk mengonversi 1.000 unit truk/ bus dalam lima tahun ke depan.

Secara bertahap, konversi ke BBG juga akan dilakukan pada kendaraan kecil sekitar 18.000 unit.

PGN menyiapkan 57 titik lokasi SPBG, termasuk Mobile Refueling Unit (MRU) untuk menyediakan serta mendistribusikan BBG, berupa CNG untuk transportasi darat.

BBG dan infrastruktur pendukungnya untuk kendaraan darat akan disupply Anak Perusahaan PGN yaitu PT Gagas Energi Indonesia.

Lokasi SPBG akan tersebar di Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan.

Lokasi SPBG berada di jalur utama Sumatera Jawa dan jalur logistik nasional, sehingga akan mendorong Pertamina untuk mengonversi truk logistik menggunakan CNG. 

Inovasi PGN menyediakan mobile SPBG serta LNG/CNG Trucking, merupakan upaya akselerasi bauran energi dari gas, baik untuk transportasi maupun industri.

Pada fase awal, dia menjelaskan penggunaan Gas Transport Module (GTM) dan Mobile Refueling Unit (MRU) untuk menyuplai CNG ke truk angkut BBM.

Fase selanjutnya yaitu revitalisasi SPBG Plumpang untuk supply CNG ke truk angkut BBM dan kendaraan umum.

“Pada prinsipnya, gas bumi untuk kendaraan darat dimaksimalkan untuk memanfaatkan potensi gas bumi dalam negeri yang masih melimpah di masa transisi energi ini. Bonusnya, gas bumi untuk bahan bakar kendaraan dapat lebih hemat dan ramah lingkungan. Tentunya dapat berkontribusi untuk upaya penurunan emisi karbon sebesar sampai dengan 40%,” tandas Heru.

Baca juga: Mengusung Tema Investasi untuk Anak Muda, Acara Talkshow MANUFEST 4.0 Universitas Pertamina Sukses Digelar

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE