29.9 C
Jakarta
Kamis, 19 Desember, 2024

Panduan Memahami Risiko Asuransi: Jenis dan Cara Mengelola

Memahami risiko asuransi adalah hal yang penting sebab kedua istilah ini seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan lantaran saling berkaitan. Adapun risiko bisa menghantui siapa saja, mulai dari pekerja kantoran sampai pengusaha.

Mengingat risiko selalu memiliki potensial untuk terjadi, diperlukan tindakan untuk mengelola risiko yang disebut manajemen risiko. Di sisi lain, asuransi adalah salah satu cara meminimalisir atau menanggulangi risiko.

Pengertian Risiko Asuransi

Pada dasarnya, risiko asuransi adalah keadaan yang tidak pasti saat suatu hal yang tidak diinginkan terjadi dan bisa menimbulkan suatu kerugian. Di sisi lain, manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mana mencakup identifikasi, evaluasi, sampai pengendalian risiko itu sendiri.

Asuransi adalah sistem atau tindakan perlindungan yang berkaitan dengan finansial atas terjadinya hal-hal tidak terduga, seperti kerusakan, kehilangan, hingga kematian. Perlindungan berupa ganti rugi ini tentu saja atas persetujuan perusahaan yang menyediakan produk asuransi dan konsumen yang membeli produk asuransi.

Klasifikasi Risiko dalam Asuransi

  1. Risiko murni (Pure Risk)

Merupakan risiko yang jika terjadi pasti menimbulkan kerugian dan kalau tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian maupun tidak akan menimbulkan keuntungan.

  1. Risiko spekulatif (speculative risk)

Merupakan risiko yang memiliki dua kemungkinan kalau peristiwa yang dianggap risiko ini benar-benar terjadi, berbanding terbalik dengan risiko murni. Misalnya, ketika berinvestasi saham di bursa efek, proses investasi ini akan menimbulkan risiko spekulatif, yaitu terdapat kemungkinan untung secara finansial, sedangkan di sisi lain ada risiko kerugian.

  1. Risiko khusus (particular risk)

Selanjutnya adalah risiko khusus yang dampak maupun penyebabnya hanya mempengaruhi lingkungan lokal (pribadi), baik secara kualitas maupun kuantitas. Contohnya, pengangguran ataupun seorang pencuri. Ketika seseorang mencuri, risiko yang ditimbulkan hanya mempengaruhi individu itu sendiri.

  1. Risiko fundamental (fundamental risk)

Kebalikan dari risiko sebelumnya, risiko fundamental ini dapat menimbulkan dampak yang sangat luas. Ada faktor atau pihak tertentu yang menyebabkan risiko ini, misalnya kebijakan pemerintah, bencana alam, dan sebagainya.

  1. Risiko individu (individual risk)

Merupakan berbagai macam kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat berdampak pada kapasitas finansial seseorang, harta kekayaannya, maupun risiko tanggung-jawab.

Risiko ini terbagi menjadi beberapa kelompok, yakni personal risk, property risk, dan liability risk. Personal risk sering dikaitkan dengan pengaruh suatu hal atau kemungkinan-kemungkinan yang secara langsung bisa berdampak pada keadaan finansial seseorang. 

Contoh risiko pribadi, yaitu kehilangan pekerjaan, cacat fisik, meninggal dunia, dan sebagainya.

  1. Risiko harta (property risk)

Risiko yang satu ini terkait dengan kepemilikan suatu benda akibat pencurian, kehilangan, ataupun kerusakan. Ada dua jenis risiko ini, yaitu kerugian secara langsung (direct losses) dan kerugian tak langsung (consequential).

  1. Risiko tanggung gugat (liability risk)

Berikutnya ada risiko tanggung-jawab yang harus Anda berikan kepada pihak lain. Risiko ini membuat Anda menanggung kerugian orang lain akibat ulah atau hal yang Anda lakukan. 

Misalnya, dalam peristiwa kecelakaan, ketika Anda menabrak orang lain, hal itulah yang disebut sebagai risiko tanggung-gugat (liability risk).

Produk Asuransi yang Menanggung Berbagai Jenis Risiko

1. Asuransi kesehatan

Asuransi kesehatan menanggung objek risiko berupa biaya kesehatan. Oleh sebab itu, asuransi ini menjadi solusi atas risiko murni, khusus, dan individu. Maka dari itu, asuransi ini bakal memberikan uang penggantian atas biaya perawatan medis di rumah sakit jika Anda jatuh sakit.

2. Asuransi jiwa

Asuransi jiwa akan menanggung nilai ekonomi hidup seseorang. Misalnya, seseorang yang berpenghasilan Rp10 juta akan membuatnya keluarganya kehilangan manfaat penghasilan ini saat ia meninggal.

Adapun bentuk kompensasi dari asuransi jiwa ini berupa santunan tunai untuk menggantikan penghasilan orang itu sehingga keluarganya dapat melanjutkan hidup dengan layak.

3. Asuransi mobil

Kendaraan pun punya asuransi untuk menanggung kerugian ringan, misalnya lecet, baret, hingga kerusakan total seperti pencurian dan terperosok. 

Mengingat tingginya angka kriminalitas di beberapa wilayah di tanah air, asuransi kendaraan, seperti asuransi mobil, layak dijadikan pertimbangan untuk dimiliki.

4. Asuransi melahirkan

Asuransi melahirkan adalah bagian dari asuransi kesehatan. Sejumlah jenis risiko yang ditanggungnya meliputi biaya melahirkan, keguguran, perawatan pra dan pasca melahirkan, hingga meninggalnya ibu dan/atau janin.

Asuransi ini menjadi solusi atas risiko murni dan risiko khusus yang mungkin saja terjadi pada masa mendatang.

5. Asuransi pendidikan

Asuransi pendidikan adalah bagian dari asuransi jiwa. Simpelnya, bila terjadi risiko cacat total tetap atau meninggal dunia pada peserta, asuransi pendidikan akan memberikan santunan berupa pertanggungan biaya sekolah anak anak yang ditinggalkan.

Layaknya asuransi jiwa, asuransi pendidikan bisa jadi solusi untuk menghadapi jenis risiko khusus dan risiko individual. Terlebih, bila asuransi itu dikaitkan dengan investasi atau unit link sehingga bisa mengatasi risiko spekulatif untuk biaya pendidikan di masa yang akan datang.

6. Asuransi properti

Asuransi properti akan memberikan pertanggungan kalau terjadi kerugian pada properti pemegang polis. Misalnya, biaya ganti rugi atas rumah tinggal yang kebanjiran, terbakar, dan lain sebagainya.

Sejumlah perusahaan bahkan juga memberikan manfaat asuransi properti, misalnya biaya akomodasi tempat tinggal sementara.

7. Asuransi proyek

Untuk diketahui, risiko tanggung gugat sangat mungkin terjadi ketika mengerjakan suatu proyek. Karena itu, asuransi proyek berguna untuk meminimalisasi dampak risiko tanggung gugat selama masa pengerjaan suatu konstruksi atau proyek.

Di samping itu, manfaat risiko ini pun mencakup tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga, kerusakan alat berat, kecelakaan kerja, dan sebagainya.

Kriteria Risiko yang Mendapatkan Perlindungan dari Perusahaan Asuransi

  • Risiko harus terjadi karena ketidaksengajaan dan tidak bisa diprediksi
  • Risiko yang bisa ditanggung harus bersifat umum terjadi dan homogen
  • Dampak dari risiko itu bisa dinilai secara finansial atau dengan uang
  • Harus ada objek yang diasuransikan atau yang dipertanggungkan misalnya sakit, kerugian, harta benda, dan lain sebagainya
  • Obyek yang diasuransikan tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan aturan yang berlaku. Misalnya, narkoba tidak dapat dijadikan sebagai obyek asuransi
  • Premi yang dibebankan kepada pemegang polis harus sesuai dengan tingkat risiko yang diasuransikan. Meski pertanggungan boleh melebihi harga atau kepentingan yang sebenarnya, tentu hanya dalam batas tertentu (asuransi ganda)

Pentingnya Manajemen Risiko dalam Asuransi

Ada beberapa cara mengatasi risiko, di antaranya dengan manajemen risiko asuransi. Pada dasarnya, manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis, dan pengendalian risiko secara ekonomis, terhadap risiko yang senantiasa mengancam kapasitas atau aset untuk memperoleh hasil usaha.

Ada 4 hal yang harus dipahami terlebih dulu terkait manajemen risiko:

  • Mengidentifikasi risiko sebelum mengukurnya
  • Mengemban prinsip ekonomis dalam mengendalikan risiko
  • Jangan hanya fokus pada manajemen risiko terkait aset harta benda, melainkan juga unsur manusianya (human)
  • Pengaplikasian manajemen risiko tidak hanya untuk kegiatan usaha harta benda, namun juga meliputi jasa (services). Bahkan juga untuk individu (personal), manajemen risiko juga perlu dilakukan

Manajemen risiko pertanggungan ini dapat dilakukan secara sederhana dan untuk ruang lingkup kecil, misalnya berhati-hati ketika berkendara, membawa payung sebelum hujan, hingga mengunci pintu rumah agar rumah tidak kemalingan.

Adapun manajemen risiko yang dikaitkan dengan asuransi menjadi manajemen risiko pertanggungan punya pengelolaan risiko sebagai berikut:

  1. Menghindari risiko

Pada proses manajemen risiko pertanggungan ini, Anda dapat melakukannya dengan cara menghindari risiko. Contoh, jika Anda ingin menghindari risiko cacat, tentu jangan memilih pekerjaan atau profesi dengan tingkat kecelakaan tinggi.

  1. Mengendalikan Risiko

Poin berikut ini mengharuskan Anda untuk mengendalikan risiko dengan cara mencegah terjadinya kerugian. Contoh, kalau rumah Anda terbuat dari kayu, tentunya Anda dapat memilih menggunakan kompor listrik bukan kompor api. Hal itu karena rumah kayu lebih rentan mengalami kebakaran dan tentunya hal itu mampu mengakibatkan kerugian.

  1. Menunda risiko

Di samping itu, Anda pun dapat menunda sebuah kegiatan untuk meminimalkan terjadinya kerugian. Contoh, menunda renovasi rumah ketika musim hujan, apalagi kalau rumah berada dekat sungai besar. Tujuannya adalah apabila terjadi banjir, kerugian dapat diminimalisasi.

  1. Mengalihkan risiko

Berikutnya adalah dengan cara mengalihkan kerugian finansial kepada pihak lain. Adapun salah satu caranya dengan mengalihkan risiko pada perusahan asuransi dan membayar premi atau sejumlah dana kepada perusahaan asuransi itu. Kemudian, perusahaan asuransi itu menerbitkan polis yang berisi ketentuan mengenai risiko apa saja yang bisa ditanggung.

Jika Anda kamu membayar sejumlah uang (premi) terlebih dahulu, tentu pihak asuransi akan setuju untuk membayar sejumlah uang jika kerugian terjadi.

Perbedaan Manajemen Risiko dan Asuransi

  1. Manajemen risiko

Karakteristik manajemen risiko adalah sebagai berikut:

  • Lebih menekankan pada menemukan dan menganalisis risiko yang terjadi
  • Bertugas untuk memberikan penilaian terhadap teknik atau cara menanggulangi risiko termasuk risiko itu sendiri
  • Pelaksanaan programnya membutuhkan dan melibatkan kerjasama antara sejumlah individu dan bagian-bagian lainnya dari perusahaan
  • Keputusan yang diambil di dalam manajemen risiko akan memberikan pengaruh cukup besar terhadap operasi perusahaan.
  1. Asuransi

Untuk asuransi, karakteristiknya adalah sebagai berikut:

  • Sebagai salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menanggulangi suatu risiko tertentu
  • Bermanfaat dalam menangani seluruh proses pengalihan risiko
  • Melibatkan sejumlah orang dan kegiatan-kegiatan yang lebih kecil
  • Keputusan yang diambil pihak asuransi memiliki pengaruh yang lebih terbatas terhadap operasi perusahaan

Demikianlah panduan mengenai jenis-jenis risiko asuransi beserta cara mengatasi risiko yang dapat Anda coba. Dengan mengetahui manajemen risiko pertanggungan ini, Anda pun dapat memilih produk yang tepat sesuai risiko yang potensial terjadi pada Anda.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU