26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

MENAKJUBKAN: INVESTASI BITCOIN $10,000 DI 2010 KINI BERNILAI $200 JUTA, EMAS HANYA $9,900

duniafintech.com – Baik Bitcoin maupun emas dianggap sebagai satu cara menyimpan aset yang selalu aman. Namun, selama tujuh tahun terakhir, salah satu dari keduanya mengalami kenaikan pesat dalam hal kapitalisasi pasar, basis pengguna dan nilai, sementara yang lainnya gagal memenuhi ekspektasi investornya.

Sambutan bagi investor Bitcoin awal

Pada 13 Mei lalu, StockTwits, platform komunikasi keuangan terbesar di dunia untuk komunitas investasi, mengungkapkan salah satu grafik pertumbuhan penggunanya yang membandingkan berbagai mata uang, obligasi dan aset. Di dalamnya, pengguna StockTwits bernama Charlie Bilello mencatat bahwa investasi $10,000 pada Bitcoin yang dibuat pada bulan Juli 2010 akan memberi investor pengembalian $200 juta.

Tepatnya, seorang investor Bitcoin yang membeli Bitcoin senilai $10,000 pada tahun 2010 akan memperoleh $201.56 juta.

Sebaliknya, investor yang membeli emas senilai $10,000 pada tahun 2010 akan mengalami tingkat pengembalian negatif sebesar $9,981.

Emas secara luas dianggap sebagai aset yang aman, yang artinya nilai investasinya tetap bisa bertahan atau meningkat di tengah gejolak pasar dan tingkat kepastian ekonomi dari waktu ke waktu. Namun dalam tujuh tahun terakhir, emas belum memenuhi salah satu dari kedua kondisi tersebut. Emas telah gagal mempertahankan nilainya selama periode tujuh tahun dan gagal pula untuk mengalami kenaikan nilai. Dengan demikian, apakah emas masih bisa dianggap sebagai investasi aset yang aman atau tidak masih belum jelas.

Sejak Juli 2010, Bitcoin telah secara signifikan mengungguli Yen Jepang, Dolar Kanada, Euro, Perak, Emas, Dolar AS, obligasi, saham global, real estat AS dan saham AS. Secara alamiah, sifatnya yang terdesentralisasi, likuiditas dan transportabilitas yang tinggi mulai menarik banyak investor mencari aset alternatif untuk melindungi kekayaan mereka dalam investasi jangka panjang.

Keunggulan Bitcoin

Bitcoin sering dianggap sebagai Gold 2.0, atau emas digital, karena karakteristiknya. Tidak seperti emas, Bitcoin dapat mempertahankan nilainya atau bahkan mencatat kenaikan nilainya dari waktu ke waktu karena adanya pasokan tetap sebesar 21 juta Bitcoin. Sementara pada emas, jika terdapat persediaan emas cukup masif, maka emas bisa mengalami inflasi dalam hal pasokan dan dapat menghambat nilai jangka menengahnya.

Faktanya pada akhir Maret lalu, sebuah tambang emas terbesar di China hingga saat ini ditemukan oleh Shangdong Gold Group, produsen emas milik negara di Cina. Saat itu, Bloomberg melaporkan:

Tambang Xiling di provinsi Shandong mengatakan kepada pihak berwenang setempat bahwa pihaknya telah menemukan 382,58 ton cadangan emas dan jumlahnya bisa mencapai lebih dari 550 ton setelah eksplorasi selesai dalam dua tahun.”

Hal yang lebih penting, kepemilikan Bitcoin jelas digambarkan dengan adanya pemanfaatan kriptografi, sehingga Bitcoin tidak dapat disita oleh entitas pusat karena jaringan Bitcoin itu sendiri terdesentralisasi dan tidak dapat diubah.

Lebih jauh lagi, Bitcoin menyediakan komponen penting yang tidak ditawarkan oleh emas dan hal itu adalah sistem settlement. Bitcoin saat ini sering disebut sebagai emas digital dengan sistem settlement. Artinya, Bitcoin tidak bisa dianggap sebagai kas digital, seperti yang ditetapkan oleh pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto, karena kurangnya penskalaan dan biaya transaksi jaringan yang tinggi.

Sumber: cointelegraph.com

Picture: pixabay.com

Written by: Rosmy Sophia

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU