duniafintech.comย –ย Daya tarik teknologi blockchain tampaknya dirasakan oleh berbagai negara di dunia. Tidak hanya perkembangan blockchain di Indonesia, menelusuri perkembangan blockchain di Timur Tengah pun kian menarik.
Jika menelusuri perkembangan blockchain di Timur Tengah, pada dasarnya berbagai negara di Timur Tengah pun kerap berlomba untuk menjadi pusat teknologi terkemuka di wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan otoritas perencanaan ekonomi mendiversifikasi ekonomi nasional mereka masing-masing di luar hidrokarbon seperti minyak dan gas.
Menelusuri perkembangan blockchain di Timur Tengah, dapat kita mulai dari upaya yang dilakukan Uni Emirat Arab (UEA). Di mana UEA telah secara aktif mengejar pengembangan teknologi blockchain dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Baca juga :
- Fintech Syariah Ethis, Kantongi Izin Ke-3 di Indonesia sebagai Platform P2P Syariah
- BlockBali Blockchain Conference 2019 Segera Hadir untuk Eksplorasi Peluang Blockchain di Indonesia
- Waktu yang Tepat untuk Memulai Asuransi? Jangan Anda Sepelekan!
Tidak lengkap rasanya jika menelusuri perkembangan blockchain di Timur Tengah tanpa adanya suatu perancangan resolusi yang mengarah pada pengaturan aset kripto. Ini terbukti pada bulan Oktober, di mana Otoritas Sekuritas dan Komoditas UEA merancang resolusi tentang pengaturan aset kripto, yang konon akan memberikan lebih banyak kejelasan untuk proyek terkait kripto di negara tersebut. Tidak hanya itu, Kementerian Kesehatan dan Pencegahan UEA di bulan September meluncurkan sistem blockchain untuk merekam dan berbagi data perawatan kesehatan.
Dilansir dari DuniaFintech, pada bulan Januari 2019, UEA dan Arab Saudi juga telah mengumumkan perjanjian untuk bekerja sama dalam peluncuran mata uang kripto yang disebut โAberโ.
Selain itu, di bulan Februari 2019, Bank Sentral Bahrain memperkenalkan regulatory sandbox untuk perusahaan blockchain guna bereksperimen dan mengembangkan konsep-konsep dan pada bulan yang sama pula, pertukaran cryptocurrency yang sesuai dengan hukum Syariah, Rain menjadi pertukaran aset digital pertama yang melengkapi sandbox saat itu.
Di sisi lain Dubai pun memperkenalkan Dubai Blockchain Strategy 2020, yang mana Dubai menetapkan tujuan untuk menjadi kota “bertenaga blockchain” pada tahun itu. Sebagai bagian dari tujuan itu, Departemen Pembangunan Ekonomi di Dubai mengumumkan langkahnya ke platform registri bisnis terpadu berbasis blockchain awal bulan lalu.
– Dinda Luvita –