JAKARTA, duniafintech.com โ Apa itu resesi? Sebelum menemukan jawabannya, Anda pun memang sudah paham bahwa pandemi Covid-19 memang membuat berbagai dampak yang meluas di berbagai negara. Bukan hanya soal jumlah kematian yang tinggi, pandemi yang sudah berlangsung dua tahun itu pun berdampak bagi perekonomian negara.
Bahkan, hampir seluruh negara di dunia sudah melaporkan adanya penurunan ekonomi yang diakibatkan oleh virus Corona berawal dari Kota Wuhan, Hubei, China, itu.
Akibatnya, negara-negara seperti Korea Selatan, Singapura, Jerman, Prancis, Italia, bahkan Amerika Serikat, mengalami resesi ekonomi. Pada akhir 2020 lalu, Indonesia pun sudah resmi masuk ke jurang resesi.
Apa Itu Resesi atau Depresi Ekonomi?
Resesi (depresi ekonomi) bisa berarti kelesuan dalam aktivitas dagang, industri, dan lainnya, yang seakan-akan tidak ada berhentinya. Dalam kondisi ini, kegiatan perdagangan atau industri biasanya akan menurun alih-alih mundur.
Baca juga: Kiat Memulai Bisnis untuk Milenial di Tengah Badai Resesi
Ditilik dari pandangan ekonomi makro, resesi bisa berarti kemerosotan kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau di kala kondisi pertumbuhan ekonomi riil punya nilai negatif dan terjadi selama 2 kuartal ataupun lebih dalam 1 tahun.
Kemerosotan ekonomi itu bisa membuat penurunan yang terjadi secara simultan di seluruh aktivitas ekonomi, yang meliputi lapangan pekerjaan, investasi, dan keuntungan perusahaan. Di lain sisi, resesi pun sering dikaitkan dengan deflasi (penurunan harga) ataupun kebalikannya, yaitu inflasiโpeningkatan harga yang melonjak tajamโpada proses yang dikenal sebagai stagflasi.
Yang menakutkan dari ini adalah kondisi kemerosotan yang terjadis ecara terus-menerus itu bakal membuat depresi ekonomi, bahkan kebangkrutan ekonomi.
Penyebab Resesi EkonomiโApa Itu Resesi
- Terjadi Guncangan Ekonomi
Adanya peristiwa yang tidak terduga membuat gangguan perekonomian yang meluas. Misalnya pandemi yang melanda hampir di seluruh negara di dunia dalam dua tahun belakangan. Pandemi ini bukan hanya menyebabkan kematian yang cukup tinggi, melainkan juga berimbas terhadap turunnya ekonomi suatu negara.
Baca juga: Tips Bisnis Tetap Untung Saat Pandemi dan di Tengah Resesi
- Kehilangan Kepercayaan Konsumen
Penyebab lainnya adalah saat konsumen merasa khawatir dengan kondisi ekonomi, biasanya mereka bakal memperlambat atau mengurangi pengeluaran dan menyimpan uang yang dimiliki. Hal itu yang kemudian membuat daya beli konsumen jadi turun dan perekonomian menjadi terganggu.
Yang penting diketahui di sini adalah bahwa hampir sekitar 70% PDB sangat bergantung pada tingkat belanja konsumen. Oleh sebab itu, kalau daya beli menurun maka seluruh perekonomian bakal melambat secara drastis.
- Suku Bunga yang Tinggi
Tentunya, suku bunga yang tinggi bakal menyebabkan berbagai harga barang lainnya menjadi naik, misalnya rumah, mobil, dan lain-lain. Di lain sisi, perusahaan pun akan mengurangi pengeluaran dan rencana pertumbuhan dikarenakan biaya yang terlalu tinggi. Hal itulah yang akan membuat perekonomian menyusut.
- Deflasi
Untuk diketahui, deflasi adalah sebuah kondisi yang berkebalikan dari inflasi. Ketika deflasi terjadi, harga berbagai produk dan aset menurun akibat permintaan besar pun ikut turun. Kala permintaan menurun, harga pun ikut menurun sebagai solusi agar daya beli konsumen dapat meningkat.
Dengan demikian, orang-orang bakal menunda untuk membeli dan menunggu harga menjadi lebih rendah. Hal itu menyebabkan adanya spiral terus menurun maupun aktivitas perekonomian menjadi lambat, yang lantas menjadikan angka pengangguran kian besar.
- Gelembung Aset
Pada gelembung aset, harga-harga barang seperti saham, teknologi, real estate, dan lainnya, mengalami kenaikan yang cepat karena pembeli percaya kalau harga terus meningkat ketika sebelum terjadi resesi.
Baca juga: Jelang Resesi, Warga Mesir Beramai-ramai Dapatkan Bitcoin
Akan tetapi, sewaktu gelembung pecah, orang-orang bakal kehilangan apa yang mereka punya di atas kertas. Hal itu sontak memicu kekhawatiran dan akibatnya adalah orang, khususnya yang punya usaha atau bisnis dan perusahaan, bakal menarik kembali pengeluaran sehingga terjadilah resesi.
- Perubahan Teknologi
Teknologi yang terus berubah pun ikut menjadi faktor yang membuat adanya kelesuan ekonomi. Penemuan baru memang meningkatkan produktivitas serta turut membantu perekonomian negara dalam jangka panjang, tetapi di balik itu selalu diperlukan periode penyesuaian jangka pendek untuk teknologi dimaksud.
Misalnya yang terjadi pada abad ke-19, ketika terjadi gelombang teknologi hemat tenaga kerja. Revolusi industri ini dalam sejarahnya membuat hampir seluruh profesi menjadi usang dan memicu kondisi depresi ekonomi hingga mengalami masa-masa sulit.
Kini, banyak pakar ekonomi yang mengkhawatirkan soal teknologi AI dan robot yang dinilai dapat memicu kondisi depresi lantaran banyak pekerja yang kehilangan usaha dan mata pencariannya.
Gejala/Indikator Resesi
- Pertumbuhan Perekonomian yang Melambat atau Menurun Hingga 2 Kuartal Berturut-turut
- Inflasi atau Deflasi yang Tinggi
- Impor yang Lebih Besar ketimbang Ekspor
- Angka Pengangguran yang Tinggi
- Ketidakseimbangan Produksi dan Konsumsi
Dampak Resesi Adalah
- Meningkatnya Angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
- Instrumen Investasi Terancam
- Daya Beli Masyarakat yang Menurun
Cara Mengatasi dan/atau Menanggulangi Resesi Ekonomi
Apakah resesi ekonomi, misalnya di Indonesia, bisa diatasi, tentu saja bisa. Pasalnya, pemerintah tentunya sudah menyiapkan berbagai solusi yang dapat dipakai untuk mengatasi penanggulangan resiko ekonomi.
Di antara hal yang menjadi penyebab resesi ekonomi Indonesia 2020, yakni terjadinya penurunan ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19 sehingga untuk mengantisipasinya, pemerintah meningkatkan konsumsi masyarakat. Kalau tingkat konsumsi anjlok maka tingkat konsumsi negara harus didorong agar lebih tinggi dan menghindari terjadinya resesi.
Di samping itu, bukan hanya meningkatkan konsumsi, pemerintah pun mesti mengupayakan untuk meningkatkan angka investasi yang menurun sebagai cara mengatasi resesi ekonomi. Di beberapa negara yang mengalami resesi, tingkat investasi memang bakal berdampak dan menurun. Baik investasi dan konsumsi, menjadi objek pemulihan utama yang perlu diperhatikan dalam mengantisipasi kemerosotan ekonomi.
Dalam hal ini, berbagai instrumen seperti bantuan sosial hingga strategi untuk memulihkan kepercayaan diri para investor mesti terus ditingkatkan. Kalau sebuah negara ingin keluar dari resesi maka konsumsi dan investasi menjadi kuncinya. Apabila konsumsi dan investasi masih berada dalam negative growth maka akan sulit untuk keluar dari zona kemerosotan perekonomian.
Daftar Negara yang Mengalami Resesi 2020 akibat Pandemi Covid-19
Nah, kini Anda sudah mengetahui apa itu resesi. Selanjutnya, inilah daftar negara yang mengalami resesi ekonomi akibat pandemi, selain Indonesia.
- Amerika Serikat
- Jerman
- Perancis
- Italia
- Korea Selatan
- Spanyol
- Hong Kong
- Filipina
- Malaysia
- Inggris
- Polandia
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Admin: Panji A Syuhada