duniafintech.com – Menurut laporan yang baru dikeluarkan oleh IFC, bagian dari Grup Bank Dunia, minat investor terhadap “Impact Investing” atau investasi yang memberikan dampak sosial positif disamping keuntungan finansial yang kuat (“Investasi Berdampak”) – dapat mencapai $26 triliun.
Baca juga : Legislator AS Memperkenalkan Kembali RUU Token Taxonomy
Hingga saat ini, laporan terkait minat investor yang berjudul “Creating Impact: The Promise of Impact Investing” ini merupakan kajian yang paling mandalam mengenai potensi pasar global dari Investasi Berdampak.
Terdapat potensi dana hingga $268 triliun dari berbagai aset keuangan institusi dan rumah tangga dari seluruh dunia yang dapat disalurkan untuk investasi ini.
Laporan terkait minat investor tersebut menyatakan bahwa jika 10% dari potensi dana ini disalurkan untuk investasi yang berfokus pada perbaikan kondisi sosial dan lingkungan, maka akan tersedia pendanaan untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan (“Sustainable Development Goals”) yang pada saat yang bersamaan juga memfasilitasi kondisi rendah karbon di masa depan.
Baca juga : Ekonom: Bitcoin Adalah Aset Digital dengan Pertumbuhan Nilai Tercepat dan Tertinggi
Tumbuhnya permintaan Investasi Berdampak, sebagian merupakan refleksi dari perubahan kondisi demografi. Menurut Accenture, di Amerika bagian utara saja terdapat paling tidak $30 triliun kekayaan yang akan di transfer dalam beberapa dekade mendatang dari generasi “Baby Boomers” ke generasi X dan millennial. Investor generasi muda semakin cenderung memilih strategi investasi berlatar sosial dan lingkungan, dan mau berinvestasi dalam nilai yang besar.
“Semakin banyak investor – termasuk generasi muda – yang menginginkan agar investasi mereka disalurkan ke dalam pendanaan yang memiliki dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan” ujar CEO IFC, Philippe Le Houérou. “Kami memiliki peluang historis untuk menumbuhkan pasar ini – dan ini merupakan berita baik bagi planet dan berbagai komunitas di seluruh dunia”.
Di pasar saham dan obligasi, laporan memperkirakan bahwa minat investor dapat mencapai $21 triliun. Selain itu, terdapat tambahan $5 triliun yang dapat berasal dari perusahaan investasi (Private Equity), hutang non pemerintah dan modal ventura. Realisasi dari potensi ini akan tergantung pada tersedianya peluang dan kendaraan investasi yang memungkinkan investor untuk memperoleh dampak serta keuntungan finansial, secara berkelanjutan.
Baca juga : Jarang Terdengar, Begini Perkembangan Fintech di Brunei Darussalam
IFC merupakan salah satu investor terlama dan terbesar dalam hal Investasi Berdampak, yang menunjukkan bahwa melakukan investasi yang memiliki dampak pembangunan yang signifikan dan pada saat yang bersamaan menghasilkan keuntungan finansial yang kuat, adalah suatu hal yang dapat dilaksanakan. Secara rata-rata, tingkat pengembalian riil investasi ekuitas IFC, sebanding dengan tingkat pengembalian pada indeks MSCI bagi pasar negara berkembang dari tahun 1988 hingga 2016.
Sepanjang sejarahnya, IFC telah memobilisasi investor yang memiliki pemikiran yang serupa untuk berkolaborasi dalam merubah tataran investasi. Pada tahun 2003, IFC telah membantu perbankan internasional untuk mendirikan prinsip ekuator (Equator Principles), yang kemudian menjadi tolak ukur global yang paling teruji dan terimplementasikan bagi pembiayaan proyek berkelanjutan di negara berkembang. Baru – baru ini, IFC – berkolaborasi dengan institusi keuangan lainnya – telah mengenalkan satu set Prinsip-prinsip Operasi untuk Manajemen Dampak (Operating Principles for Impact Management) – sebuah standar pasar yang dapat membantu mencapai tingkat disiplin dan transparansi yang sama dengan Prinsip Ekuator pada pembiayaan proyek.
Tentang IFC — bagian organisasi dari Bank Dunia dan anggota Kelompok Bank Dunia – adalah lembaga pembangunan global terbesar yang berfokus pada sektor swasta di pasar negara berkembang. Kami bekerja dengan lebih dari 2.000 institusi bisnis di seluruh dunia, menggunakan modal, keahlian, dan pengaruh kami untuk menciptakan pasar dan peluang di area tersulit di dunia. Pada tahun fiskal 2018, kami menyalurkan lebih dari 23 miliar Dolar Amerika Serikat dalam bentuk pembiayaan jangka panjang untuk negara-negara berkembang, memanfaatkan kekuatan sektor swasta untuk mengakhiri kemiskinan ekstrim dan meningkatkan kesejahteraan bersama.