28.2 C
Jakarta
Minggu, 22 Desember, 2024

NFT Surat Perintah Penangkapan Nelson Mandela Tembus Rp1,8 Miliar

JAKARTA, duniafintech.com – Surat perintah penangkapan asli Nelson Mandela yang diubah ke bentuk Non-Fungible Token atau NFT telah laku terjual seharga US$130.000 atau Rp1,8 miliar (kurs Rp 14.300).

Surat penting dan bernilai sejarah dari Nelson Mandela itu diketahui terjual dalam sebuah lelang untuk mendanai situs warisan yang mendokumentasikan perjuangan Afrika Selatan untuk demokrasi.

Sebagai informasi, Nelson Mandela adalah seorang tokoh anti apartheid yang pernah dipenjara selama 27 tahun. Apartheid sendiri, mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring Edisi V, adalah politik diskriminasi warna kulit yang diterapkan (dahulu) oleh negara Afrika Selatan antara keturunan dari Eropa (kulit putih) terhadap penduduk kulit berwarna.

Diketahui, Nelson Mandela kemudian menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan dan ia ditangkap pada tahun 1962. Penangkapan itu terjadi lantaran Mandela dianggap telah berkonspirasi untuk menggulingkan pemerintah minoritas kulit putih.

Menurut Chief Executive Officer (CEO) Momint, sebuah marketplace NFT, Ahren Posthumus, adapun hasil dari penjualan NFT ini bakal disumbangkan ke situs warisan Museum Liliesleaf yang menerima dokumen asli surat perintah penangkapan Nelson Mandela pada tahun 2004.

Adapun pada tahun 2021 lalu, museum ini menerima senilai US$50.000 usai pelelangan NFT senjata pena milik pejuang kemerdekaan terkenal dari Afrika Selatan, Oliver Tambo.

“Mereka sangat terpengaruh oleh kurangnya pariwisata karena Covid-19. Jadi, ini adalah cara untuk membuat sejarah tetap hidup,” kata Posthumus, dikutip dari Gulf News via Detik.com, Kamis (31/3/2022).

Di samping itu, sambung Posthumus, pembeli ini NFT bakal mempunyai akses eksklusif ke dokumen asli surat penangkapan Mandela itu di Museum Liliesleaf.

“Tinta akan terlihat melalui kertas dengan pemindaian kelas tinggi,” sebut Posthumus.

Untuk diketahui, perkebunan Liliesleaf, yang kala itu terletak di pinggiran Johannesburg, dipakai sebagai markas rahasia Kongres Nasional Afrika dari tahun 1961. Lokasi itu juga merupakan tempat Mandela dan para pemimpin partai lainnya untuk bersembunyi dari pihak berwenang. Selama penggerebekan oleh polisi pada tahun 1963, para aktivis terkemuka pun ditangkap di situ.

Sebagaimana diketahui, popularitas NFT pun sudah melonjak drastis dalam beberapa bulan belakangan. Terkait hype itu, karikatur monyet dan singa kemudian menguasai harga jutaan dolar AS.

Sementara itu, klub olahraga, produsen mobil bergengsi, dan bahkan bintang pop, juga ikut masuk ke bisnis perdagangan yang baru lahir ini. NFT sendiri menggunakan teknologi blockchain untuk mengotentikasi token kepemilikan unik yang melekat pada barang digital yang bisa direproduksi dengan mudah.

 

Penulis: Boy Riza Utama

Editor: Rahmat Fitranto

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU