32.1 C
Jakarta
Jumat, 22 November, 2024

Nokia Bangkrut, Konon Katanya Pimpinannya Temperamental

Nokia adalah brand handphone ternama pada era 1990an hingga awal 2000an. Sayangnya merk ponsel asal Finlandia tersebut bangkrut. Tahukah kamu apa penyebabnya?

Saat ini, Nokia memang sudah meluncurkan smartphone terbarunya. Namun, namanya tidak sebagus dan setenar yang dulu.

Dari studi Tim O.Vuori, dari Universitas Aalto dan Qui Huy menyatakan ada 3 faktor yang menyebabkan Nokia bangkrut. Pertama, kualitas yang tidak sebaik Apple, arogansi jajaran manajer dan lemahnya visi perusahaan. Namun faktor utamanya adalah permasalahan internal.

Pemimpin Nokia Ternyata Temperamental

Tim O. Vuori mengeluarkan studi mereka yang berjudul “Distributed Attention and Shared Emotions in the Innovation Process: How Noka Lost the Smartphone Battle. Mereka menemukan bahwa budaya kerja di Nokia yang mencekam.

Baca Juga : Kompres PDF dan Kurangi ukuran file dengan Alat Online

Baca Juga : Berapa Uang yang Diperlukan untuk Membeli PS5 dan Aksesorisnya?

Pimpinan di Nokia memiliki sifat temperamental dan membuat level manajer ke bawah berada dalam tekanan dan ketakutan. Ada dugaan bahwa level menengah ke bawah takut melaporkan masalah yang sebenarnya kepada para pimipinan.

Nokia Bangkrut Karena Kurang Inovasi

Saat laporan penjualan yang gagal memenuhi target justru membuat para Pimpinan Nokia semakin marah. Mereka menuduh level manager ke bawah tidak ambisius, sehingga menyebabkan penjualan lemah.

Dalam sistem kerja yang tidak sehat itu, Petinggi di Nokia mengembangkan ponsel baru yang hanya untuk memenuhi permintaan pasar jangka pandek.

Mereka mengabaikan untuk membuat sistem operasi baru, seperti apa yang dilakukan Apple.

Tak sampai di situ, mereka juga gagal melakukan inovasi. Itu semua karena level manejer menengah ke bawah yang tidak termotivasi atau bahkan ektakutan saat bekerja.

Belajar dari Kegagalan Nokia

Kondisi kerja seperti itu bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan dari Nokia yang ciptakan sendiri. Adapun prinsip yang mereka tegakkan adalah respect, challange, achievement dan renewal.

Inilah dampak dari manajemen karyawan yang buruk. Tentunya, ini bukti yang dapat memberi dampak dalam kekuatan perusahaan untuk bersaing.

Itulah pentingnya menggunakan kecerdasan emosional merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh para pemimpin untuk mengambil keputusan. Terutama bila karyawannya terdiri dari berbagai macam generasi.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU