25.3 C
Jakarta
Jumat, 19 April, 2024

P2P Lending Modalku Masuk 250 Fintech Terbaik di Dunia

duniafintech.com – Perusahaan P2P Lending Modalku, pemberi pinjaman dana untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) Indonesia yang layak kredit, masuk dalam 250 daftar perusahaan-perusahaan fintech terbaik di dunia yang melakukan terobosan inovasi di bidang teknologi finansial.

Bangga tak terkira, ketika P2P Lending Modalku, pionir Fintech (financial technology) peer-to-peer lending yang beroperasi di Indonesia, Singapura, dan Malaysia, merupakan satu-satunya perusahaan peer-to-peer lending kawasan Asia Tenggara yang masuk daftar ini.

Salah satu perusahaan swasta terkemuka dunia di bidang riset industri startup, CB Insights, mengumumkan isi daftar Fintech 250 di acara The Future of Fintech. Acara yang bergengsi ini dihadiri institusi keuangan ternama dunia, startup Fintech terbaik, dan investor modal ventura yang aktif.

Dunia layanan keuangan akan mengalami lebih banyak perubahan dalam 10 tahun ke depan dibandingkan 100 tahun terakhir. Transformasi ini dipicu oleh sekelompok perusahaan startup non-konvensional yang cerdas. Fintech 250 berisi perusahaan-perusahaan startup FinTech terbaik di dunia. Mereka mengadopsi teknologi terkini dan model bisnis baru ke industri keuangan. Inovasi mereka akan membawa perubahan permanen terhadap cara masyarakat menangani keuangan dan menjalankan bisnis,” ucap Anand Sanwal, CEO CB Insights.

Reynold Wijaya, CEO dan Co-Founder P2P Lending Modalku, menyatakan bangga terpilih dalam Fintech 250. Walaupun begitu, dirinya mengaku tetap terus melakukan inovasi dan pengembangan-pengembangan lainnya untuk terus menjadi perusahaan fintech yang terbaik di dunia.

Modalku juga beroperasi di Singapura dan Malaysia dengan nama Funding yang  berbeda yakni Societies. Setiap negara memiliki karakteristik pasar dan kebutuhan yang berbeda dan kami menyesuaikan platform kami berdasarkan kebutuhan tiap negara,” kata Reynold yang dilansir dari Selular.ID (6/7/2017).

Di Indonesia, terang Reynold, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa total kebutuhan pembiayaan nasional sekitar Rp 1.600 triliun pertahun. Namun, layanan keuangan yang ada saat ini hanya mampu memenuhi sekitar sepertiga dari kebutuhan tersebut. Sehingga menurutnya, masih ada kebutuhan pembiayaan lebih dari Rp 1000 triliun setiap tahun.

“Kami yakin bahwa inovasi Modalku bisa meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan yang dapat mendukung inklusi keuangan dan turut memajukan ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Sejarah singkatnya, tercetus ide mendirikan Modalku (Funding Societies) ketika sedang di lorong asrama Harvard Business School, yang dipimpin oleh lulusan Universitas Harvard dan Stanford yang berasal dari Asia Tenggara. Dalam misinya, Modalku fokus ke Usaha Kecil Menengah (UKM) yang layak kredit untuk memperoleh pinjaman modal usaha serta pemberi pinjaman yang mencari alternatif investasi.

Tak lama setelah memperoleh investasi dari Sequoia India, Modalku tumbuh menjadi platform peer-to-peer lending terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Sejauh ini, Modalku (dan Funding Societies) secara kolektif telah menyalurkan sekitar Rp 500 miliar ke 650 pinjaman UKM di Asia Tenggara.

Source : Selular.Id

Written by : Andriani Supri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE