duniafintech.com – Studi parlemen Eropa baru-baru ini menggunakan teknologi Blockchain untuk memerangi Odometer tampering (perusakan). Seperti yang dirilis oleh sebuah studi, teknologi Blockchain dapat digunakan memerangi penipuan contohnya dalam pasar kendaraan mobil bekas.
Disebutkan, gangguan odometer telah memungkinkan banyak penipu lolos dengan penjualan kendaraan pada harga yang lebih tinggi daripada mereka harga yang benar-benar layak.
Hal tersebut juga membuat hilangnya data bagi pembeli potensial untuk menilai pasar nyata mobil bekas. Sebuah studi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Internal kebijakan Uni Eropa menyerahkan contoh kasus tersebut kepada Parlemen Eropa, dikatakan negara benua biru tersebut dapat memperoleh manfaat dari penggunaan teknologi Blockchain untuk membantu mengurangi kasus odometer.
Penerapan teknologi blockchain dapat mewakili solusi potensial hal lain untuk diterapkan guna memerangi gangguan odometer, hal tersebut memungkinkan untuk lebih transparan ke angka odometer dan menangani dua isu sensitif, yaitu privasi data dan frekuensi data rekaman.
Di Eropa bagian lain, negara seperti Belgia menggunakan layanan disinfektif pajak seperti car pass yang menciptakan pusat database setiap kali seseorang mengambil mobil mereka ke pusat pemeliharaan.
Studi UE tersebut mengatakan bahwa solusi car pass bisa dikritik, karena hal tersebut tidak mudah diterapkan di negara dengan undang-undang perlindungan privasi pelanggan ketat seperti contohnya negara Jerman.
Database yang terpusat seperti ini juga bisa menyajikan penipu dengan kesempatan untuk “clock back” dengan jarak tempuh mobil.
Teknologi blockchain yang sedang diajukan oleh para engineering mobil dan industri elektronik akan memungkinkan mendownload data GPS dan jarak tempuh dari kendaraan, dan mengamankan pada “digital logbook”. Seperti dilansir dariย cryptovest.
Secara teknik, kriptografi menyediakan perlindungan tingkat tinggi, integritas dan kontrol data kepada pengguna. Frekuensi data pendaftaran dalam sistem dapat dimodulasi sesuai kebutuhan yang berbeda dan informasi dapat terus-menerus divalidasi dengan data GPS.
Namun, masalah dengan studi seperti ini bahwasanya tidak ada cara yang nyata untuk mengetahui seberapa luas masalah tersebut. Hal ini sangat sulit untuk membuktikan bahwa kendaraan telah dirusak dengan cara ini kecuali kita punya data sebelumnya yang menunjukkan bahwa mobil tersebut punya jarak tempuh yang lebih tinggi.
Meskipun teknologi blockchain sudah lama dikaitkan dengan perbankan dan keuangan, ternyata teknologi tersebut memiliki berbagai aplikasi yang berguna dalam memerangi penipuan khusus karena database yang terdistribusi secara permanen.
Seperti negara Moldova, negara yang terletak di antara Rumania dan Ukraina, Eropa Timur, baru saja mulai mempertimbangkan menempatkan Blockchain dalam pertanggungjawaban atas sistem ID nasional negara mereka guna memerangi perdagangan anak. Sedangkan Ukraina dan India ingin melakukan hal yang sama untuk memerangi penipuan kadastral atau pertanahan.
Dimungkinkan dalam waktu dekat sejumlah proyek-proyek internasional Blockchain yang diarahkan tidak hanya terhadap memerangi penipuan, tetapi juga membuat layanan yang lebih efisien.
Writter: Romy Syawal