JAKARTA – Paylater meroket, atau bisnis buy now pay later (BNPL) saat ini tengah naik daun.
Dalam kurun waktu setahun terakhir, industri bisnis paylater ini mengalami peningkatan signifikan.
Menanggapi hal itu, Cards & Payment Head UOB Indonesia Herman Soesetyo mengatakan, dalam dunia bisnis paylater tak serta merta melejit.
Namun, memiliki jalan panjang terutama pada masalah kompetisi dengan produk konvensional perbankan.
“Terutama dalam hal kartu kredit,” kata Herman.
Paylater Meroket, Cari Celah Kolaborasi dengan Kartu Kredit
Herman menilai, kedepan paylater akan berkolaborasi dengan dengan kartu kredit.
Hal itu disampaikan Herman saat menghadiri konferensi pers peluncuran kartu kredit UOB Telkomsel di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat kemarin.
Secara prinsip kata Herman, banyak fitur dari BNPL yang telah ada dalam installment kartu kredit sejak waktu yang lama.
“Ini menandakan bahwasanya terdapat banyak kerja sama yang bisa dicapai antara kedua produk tersebut,” jelasnya.
Herman menilai, paylater dan kartu kredit bisa berjalan dan mendukung industri keuangan.
“Kita lihat kedepan,” jelasnya.
Herman mengatakan, pihaknya tidak akan menghentikan kartu kredit.
Karena menurutnya, peluang keduanya masih terbuka lebar.
“Selalu positif mengeksplorasi opportunity tersebut,โ katanya.
UOB Targetkan Pertumbuhan Pasar
Herman menyebutkan, UOB memiliki target untuk menumbuhkan pangsa pasar kartu kredit di Indonesia.
Hal itu kata Herman sejalan dengan capaian industri, termasuk dari segi pertumbuhan nasabah maupun jumlah pemakaian.
“Angkanya selaras jadi kita ga mau ketinggalan,” terangnya.
OJK Sebut Paylater Meningkat
Melihat industri paylater terus meningkat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pertumbuhan debet dan jumlah rekening sejalan.
Hingga Juli 2024 lalu pertumbuhan paylater terus mengalami peningkatan yang signifikan.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK Aman Santosa mengatakan, porsi produk kredit paylater perbankan tercatat sebesar 0,24%.
Data baki debet kredit BNPL pada Juli 2024, terlihat mengalami pertumbuhan sebesar 36,66% YoY dari 49,43% pada Juni 2024., menjadi Rp18,01 triliun.
OJK juga mencatat, hingga bulan ketujuh tahun ini total jumlah rekening paylater perbankan telah mencapai 17,90 juta.
“Jumlah tersebut meningkat dari total 17,9 juta rekening pada bulan sebelumnya,” paparnya.
Sektor Pembiayaan Turut Tumbuh
Segmen BNPL atau opsi pembayaran yang memungkinkan pelanggan menunda pembayaran selama jangka waktu tertentu setelah pembelian dilakukan juga mengalami peningkatan.
Tren peningkatan pertumbuhan pada sektor pembiayaan itu kian menarik perhatian.
Saat ini pertumbuhan pembiayaan BNPL telah mengalami peningkatan sebesar 73,55% YoY ke level Rp7,81 triliun.
Angkanya meningkat tajam dibandingkan laju pertumbuhan Juni 2024 sebesar 47,81%.