30.1 C
Jakarta
Rabu, 25 Desember, 2024

PEMERINTAH HONGKONG DIDESAK MENDIRIKAN KANTOR FINTECH YANG BERFOKUS PADA BLOCKCHAIN

duniafintech.com – Pemerintah Hong Kong diminta untuk mendirikan kantor teknologi keuangan (fintech) untuk lebih mengkoordinasikan upaya kota tersebut untuk menjadi pusat perkembangan teknologi keuangan seperti Blockchain dan teknologi asuransi, menurut sebuah badan penasihat.

Dewan Pengembangan Jasa Keuangan (FSDC) pada hari Selasa merilis sebuah laporan penelitian yang menyebutkan bahwa Hong Kong telah mempersempit fokus ke lima wilayah dalam fintech untuk mengejar kota-kota seperti Dubai dan Singapura sekaligus untuk memperkuat posisinya sebagai pusat fintech di wilayah ini. Kelima bidang tersebut adalah cybersecurity, pembayaran dan sekuritas, identifikasi digital untuk KYC (kenali klien Anda), teknologi wealthtech dan asuransi, serta teknologi regulatory, dengan dua bidang terakhir dirancang untuk menciptakan industri jasa keuangan yang lebih efisien.

Hong Kong menikmati posisi unik dalam membantu China mengembangkan pasar keuangan. Teknologi regulatory adalah salah satu wilayah [yang dapat dijadikan fokus oleh Hong Kong]. Wilayah ini memiliki cakupan luas terutama karena teknologi keuangan adalah industri dan model bisnis baru [yang memerlukan] manajemen risiko,” kata Au King-lun, anggota komite untuk komite pengembangan pasar FSDC.

FSDC pada hari yang sama juga merekomendasikan agar Hong Kong fokus mengembangkan teknologi buku besar terdistribusi, seperti Blockchain, untuk aplikasi di sektor keuangan. Teknologi buku besar terdistribusi (DLT), memungkinkan setiap pengguna dalam jaringan untuk memiliki salinan “buku besar digital” yang mencatat semua transaksi yang terjadi dalam jaringan. Tiap pengguna dapat mengedit buku besar tersebut, sehingga memungkinkan mereka melewati (bypass) otoritas seperti bank atau clearing house yang menentukan apakah sebuah transaksi sah atau tidak.

China daratan dan berbagai yurisdiksi luar negeri mengambil pendekatan proaktif dalam teknologi ledger terdistribusi. Namun jika dibandingkan, Hong Kong menghadapi kekurangan dalam inovasi dan kemampuan teknologi, serta ekosistem yang belum terbentuk, ” kata anggota komite tersebut.

Hong Kong dengan sektor keuangannya yang besar, kemungkinan akan sangat terpengaruh oleh teknologi tersebut. Meski teknologi buku besar terdistribusi relatif masih baru, namun berpotensi mentransformasi industri jasa keuangan, tambahnya.

Dalam laporannya, FSDC merekomendasikan agar pemerintah Hong Kong memimpin dalam pengembangan teknologi ledger terdistribusi, yang akan didukung oleh para akademisi dan konsultan. FSDC juga merekomendasikan pengembangan sebuah pusat (hub) yang bertindak sebagai focal point bagi ekosistem tersebut untuk melakukan sosialisasi, training, dan advokasi, selain sebagai sumber gagasan dan komunikasi.

James Lloyd, anggota komite bisnis FSDC serta pemimpin fintech Asia-Pasifik untuk EY, mengatakan bahwa meskipun telah ada “perhatian signifikan” dari Hong Kong Monetary Authority, Cyberport, Hong Kong Applied Science and Technology Research Institute (ASTRI), dan Hong Kong Science and Technology Parks, diperlukan lebih banyak koordinasi dari semua pihak untuk “memanfaatkan terobosan teknologi baru untuk memberikan layanan yang lebih baik”.

Lloyd mengatakan bahwa penting bagi Hong Kong untuk mempersiapkan diri bagi teknologi buku besar digital, terutama karena kota ini diposisikan untuk memanfaatkan kemungkinan adanya penerbitan mata uang digital oleh China daratan.

China Daratan telah mengambil pendekatan yang cukup proaktif [untuk DLT] dan telah mengembangkan sejumlah aplikasi yang menarik, selain berencana mengeluarkan mata uang digital di masa depan sehingga ini merupakan kesempatan besar bagi Hong Kong untuk berpartisipasi dan memanfaatkan perkembangan ini,” katanya.

Sumber: scmp.com

Written by: Rosmy Sophia

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU