31.7 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Pendapatan Ekonomi Digital Indonesia Ditaksir Tumbuh Rp1.736 Triliun

JAKARTA, duniafintech.com – Menteri BUMN Erick Thohir menaksir bahwa pendapatan sektor ekonomi digital bakal meningkat 180 persen pada 2025 mendatang atau tumbuh hingga Rp1.736  triliun.

Menurut Erick,era disrupsi digital saat ini memang memberikan tantangan sekaligus peluang. Adapun pertumbuhan pendapatan tadi adalah tinjauannya dari sisi peluang. Disampaikannya, hal itu menjadi salah satu arah perkembangan global yang juga berangsur melirik ranah digital.

Terlebih lagi, imbuhnya, pandemi cukup mendorong banyaknya sektor untuk melirik digitalisasi. Selain itu, sebanyak 7 dari 10 perusahaan dengan pendapatan tertinggi saat ini adalah perusahaan teknologi.

“Potensi ekonomi digital indonesia sangat besar, diperkirakan akan bertumbuh hingga Rp1.736  triliun dan didominasi oleh sektor e-commerce pada 2025,” ucapnya dalam diskusi Kemandirian Indonesia Dalam Mengelola Transformasi Digital, seperti dikutip dari Liputan6.com, Senin (7/2/2022).

Berdasarkan grafik yang ia tampilkan pada diskusi itu, tampak pertumbuhan ekonomi digital sejak 2015 sampai dengan prediksi pada 2025 mendatang. Dalam taksirannya, ekonomi digital Indonesia bakal memakan porsi 10 persen dari total PDB nasional.

Adapun pada tahun 2015 lalu, ekonomi digital tercatat menyumbang sebesar Rp112 triliun, lalu pada 2019 menjadi Rp 560 triliun, kemudian naik tipis sebesar 11 persen ke 2020 menjadi Rp 616 triliun.

Lantas, angkanya meningkat tajam sebesar 180 persen pada 2025 mendatang dengan total Rp1.736 triliun. Ditilik dari sisi kontribusi, dari empat kategori yang ditampilkan Erick, terpantau bahwa dominasi masih berada di genggaman sektor e-commerce dengan penguasaan sebesar 73 persen pada tahun 2020 lalu.

Untuk perinciannya, kontribusi sektor pada digital ekonomi pada 2020, e-commerce menyumbang sebesar 73 persen atau Rp 448 triliun. Selanjutnya, transport and food Rp70 triliun, online travel Rp42 triliun, dan online media Rp56 triliun.

Perkembangan pesat terjadi pada tahun 2025, dimana e-commerce yang masih tetap dominan dengan 67 persen kontribusi sebesar Rp1.162 triliun, diikuti transport and food Rp224 triliun, online travel Rp210 triliun, dan online media Rp140 triliun.

Baca Juga:

Erick menerangkan, sejumlah inisiatif juga sudah dilakukan oleh BUMN untuk mendorong terjadi pengembangan pada ekosistem digital Indonesia, yang diharapkan juga mampu menciptakan kemandirian dalam transformasi digital.

“Di bidang infrastruktur, ada Telkom Indonesia yang kami fokuskan ke Data Center dan Cloud, lalu pengembangan jaringan fiber optik dan 5G,” jelasnya.

Ia menjelaskan, dari sisi pembiayaan, terdapat Merah Putih Fund yang didorong untuk menyalurkan pembiayaan kepada startup tanah air, yang ditopang oleh sejumlah pembiayaan dari BUMN, yaitu BRI ventures, Mandiri Capital, MDI Ventures, dan TMI.

Di sisi lain, untuk memperoleh pembiayaan dari Merah Putih Fund, startup diketahui harus didirikan di Indonesia, beroperasi di Indonesia, dan berencana untuk melakukan go public atau IPO di Indonesia.

“Pendanaannya (Merah Putih Fund) pun kami fokus ke soonicorn yang valuasinya 200 belum jadi unicorn, karena itu yang banyak ini akhirnya punya potensi, tetapi juga kalau tidak difunding, dia bisa tak jadi potensi, dan juga padahal si soonicorn ini step awal menuju unicorn,” sebutnya, belum lama ini.

Sementara itu, di sisi aggregator, BUMN mempersiapkan Telkomsel. Dari situ, tercipta Digico dari Telkomsel untuk pengembangan platform digital. Kemudian, Telkomsel sebagai enabler bagi kreator konten lokal.

 

 

 

Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU