31.7 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Perangi Kemiskinan dan Ketidakadilan di Yappika

duniafintech.com – Kemiskinan dan ketidakadilan tidak seharusnya dibiarkan. Untuk mengentaskan keduanya, perlu adanya tindakan konkret dari masyarakat. Oleh sebab itu, YAPPIKA mengajak masyarakat untuk bergerak perangi kemiskinan dan ketidakadilan.

Cikal bakal YAPPIKA berawal sejak tahun 1991 dengan terbentuknya Yayasan Persahabatan Indonesia Kanada (YAPIKA) atau Forum Indonesia Kanada (The Indonesia-Canada Forum/ICF). Fungsi YAPIKA pada saat itu adalah sebagai lembaga yang menyalurkan dana kepada organisasi-organisasi nirlaba di Indonesia. Kepengurusan YAPIKA adalah kolektif antara organisasi-organisasi nirlaba Indonesia dan Kanada.

Pada tahun 1997, YAPIKA mengalami perubahan menjadi lembaga Indonesia dan menambah peran-perannya untuk meningkatkan kapasitas organisasi-organisasi nirlaba Indonesia serta melakukan advokasi kebijakan nasional pada isu-isu tertentu yang menjadi fokus perhatiannya. Nama YAPIKA pun berubah menjadi Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan kemitraan Masyarakat Indonesia (YAPPIKA).

Mulai tahun 2016, YAPPIKA menjadi anggota Federasi ActionAid Internasional. ActionAid adalah federasi organisasi nirlaba yang beranggotakan organisasi-organisasi nirlaba di 45 negara. YAPPIKA-ActionAid memiliki misi yang beririsan, yaitu perangi kemiskinan dan ketidakadilan. Misi tersebut dilakukan bersama-sama masyarakat.

YAPPIKA telah berpengalaman selama tujuh tahun dalam melakukan pengkajian kapasitas kelembagaan menggunakan beberapa alat, seperti Organizational Development Snap Shot Tool (ODST), Transparansi NGO (TANGO), dan alat yang dikembangkan sendiri, yaitu Organizational Capacity Performance and Assessment Tool (OCPAT). Dengan OCPAT dan ODST, YAPPIKA telah mengkaji lebih dari 100 organisasi nirlaba di Indonesia sejak tahun 2009 hingga saat ini. Hasil-hasil kajian tersebut telah dilakukan review sistematis untuk mencari pembelajaran tentang kapasitas organisasi nirlaba Indonesia dan model pengembangan kapasitas kelembagaan yang dibangun berdasarkan berbagai praktik dari organisasi-organisasi tersebut.

Di samping itu, YAPPIKA memiliki pengalaman mengelola dana hibah berjumlah besar terhitung sejak 1991 serta bekerja sama dengan lebih dari 300 mitra di berbagai daerah di Indonesia. YAPPIKA mempunyai pengalaman mengelola dana hibah yang berasal dari CIDA (sekarang DFATD), UNDP, USAID, dan AUSAID (sekarang DFAT). Masih banyak keahlian lain yang dikembangkan oleh YAPPIKA, misalnya pengelolaan jaringan, riset kesehatan masyarakat sipil, dan konsultasi publik.

YAPPIKA juga membuka pintu lebar-lebar kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam berbagai program. Salah satunya donasi di ranah pendidikan. Menurut data YAPPIKA, setiap hari jutaan anak Indonesia pergi ke sekolah dan membahayakan hidupnya karena sekolah rawan roboh. Lalu, di Indonesia, satu dari enam ruang kelas sekolah dasar rusak. Anak-anak juga terancam bahaya ketika berada di sekolah dan ada banyak kasus mereka cedera karena sekolah roboh. Mereka ketakutan dan bahkan ada kasus sampai meninggal dunia hanya karena ingin menempuh pendidikan.

Selain berdonasi, bentuk partisipasi lainnya yang bisa dilakukan masyarakat melalui YAPPIKA adalah penandatangan petisi, pengaduan, dan menjadi public campaigner. Untuk yang terakhir, YAPPIKA-ACTIONAID mencari orang-orang muda bersemangat tinggi yang peduli terhadap ketimpangan sosial dan pelayanan publik untuk bergabung bersama tim penggalang dana sebagai public campaigner di area Jabodetabek.

Source: yappika-actionaid.or.id

Written by: Sebastian Atmodjo

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU