duniafintech.com – Unit Usaha Kecil Menengah atau UKM menjadi komoditas yang subur di Indonesia. Hal ini tentunya menjadi kesempatan yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap pihak yang terkait, salah satunya para pengembang teknologi keuangan atau fintech.
Sementara itu, di era teknologi yang pesat tantangan terus datang kepada para pelaku usaha yang harus bersinergi. Bak gayung bersambut, hadirnya fintech dari beragam klaster dinilai menjadi langkah baru untuk memulai digitalisasi UKM.
Beberapa dari penyelenggara fintech menyambut baik langkah digitalisasi UKM. Salah satunya dari Jonathan Bryan selaku Chief Marketing Officer dari KoinWorks. Menurutnya, kemudahan yang ditawarkan kepada para pelaku usaha melalui teknologi dapat membantu segala urusan bisnis, mulai dari mendapatkan akses pinjaman, rantai pasok hingga mengatur pembukuan keuangan.
Lebih lanjut Jonathan menyebut soal integritas data yang dibangun oleh penyelenggara fintech lending dengan beberapa pihak terkait sepertiย ย e-commerce (online shop), Point of Sales (automasi kasir) serta HRIS (perangkum informasi sumber daya manusia). Integrasi tersebut nantinya akan dikemas dalam sebuah ekosistem terpadu berbentuk data.
Ada pun data terpadu tersebut dapat dijadikan acuan para penyelenggara fintech terkait untuk memainkan perannya, seperti memberi pinjaman dengan tenor yang sesuai hingga memberikan pendampingan dalam mengatur pembukuan yang dilakukan melalui teknologi.
Baca juga:
- Sony Alpha 9 II Adopsi Teknologi Pintar untuk Fotografer Profesional
- Walmart Luncurkan Jaringan Pembayaran dan Pengiriman Berbasis Blockchain Terbesar di Dunia
- Startup Fintech Singapura Raih Banyak Pendanaan Global di ASEAN
Komentar Penyelenggara Fintech soal Digitalisasi UKM
Di sisi lain, Alan Perdana Putra selakuย Brand activation & Community Engagement Manager Investree menekankan perlunya adopsi teknologi dan digitalisasi terhadap UKM.
Sebagai pemain fintech berbasis Business to Business (B2B) Alan menyebut catatan keuangan dari pelaku usaha dalam bentuk digital mampu memudahkan setiap penyelenggara teknologi keuangan untuk memberikan layanan dan bantuan.
“Jika ada transaksi yang tercatat secara digital, maka kita (penyelenggara fintech) bisa bantu. Yang terpenting adalah data danย digital footprint,”
“Jadi kalau ada UKM yang belumย go digital, sebaiknya masuk ke ekosistem, salah satunya bergabung ke e-commerce,”
Alan melanjutkan, dengan diciptakannya ekosistem yang terpadu, maka teknologi dan digitalisasi yang dihadirkan para pemain fintech dapat menjadi solusi untuk pelaku UKM dalam menjalankan bisnisnya.
Selain itu, pemain fintech di klaster gerbang pembayaran juga dapat menjadi stimulus untuk pengusaha menjalankan bisnisnya. Xendit sebagai penyelenggara menghadirkan gerbang pembayaran untuk berbagai jenis, salah satunya soal administratif.
Xendit mampu mencetak invoice yang digunakan untuk berbagai tujuan, seperti gaji pegawai, pengadaan hingga belanja produktif. Tessa Wijaya selaku COO dari Xendit mengatakan, dengan adanya layanan portal pembayaran dari pihaknya, maka pelaku usaha dapat lebih fokus dalam menjalani bisnisnya.
โKini pelaku dan pimpinan usaha tidak perluย repotย memikirkan proses dan pengaturanย cash flow. Hingga pikiran mereka bisa terpusat pada strategi serta hal-hal mendasar dalam memajukan bentuk usahanya,โ
-Fauzan-