JAKARTA, duniafintech.com – Polemik bayar UKT pakai pinjol masih menjadi sorotan banyak pihak hingga saat ini. Terkait bayar UKT pakai pinjol, beberapa perguruan tinggi menetapkan opsi pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) via pinjaman online atau pinjol.
Kebijakan bayar UKT pakai pinjol itu menimbulkan sejumlah tanggapan dari mahasiswa karena bunga yang tinggi dalam tenggat pembayaran relatif pendek.
Sebagai informasi, UKT adalah biaya kuliah per semester yang wajib dibayar mahasiswa. Besarnya bergantung golongan UKT yang ditetapkan pada mahasiswa bersangkutan. Di sejumlah kampus, nominal UKT dinilai tak terjangkau kemampuan mahasiswa.
Baca juga: Bisnis Pinjol Jelang Pemilu 2024, Begini Prospeknya yang Penting Diketahui
Terkait bayar UKT pakai pinjol, Pakar Ekonomi Syariah Dr Imron Mawardi SP Msi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga (FEB Unair) mengatakan pinjol merupakan solusi jangka pendek yang kendati membantu di awal, tetapi berpotensi menjebak mahasiswa ke dalam lingkaran utang akibat bunga pinjaman besar.
“Kalau mahasiswa kesulitan, kemudian diberikan pinjaman dengan bunga, maka akan semakin menyulitkan mahasiswa tersebut. Mereka yang kesulitan finansial justru makin sulit karena nilai pembayarannya menjadi lebih besar,” kata Dr Imron dalam laman Unair terkait polemik bayar UKT pakai pinjol, dikutip dari detik.com, Selasa (13/2/2024).
Disampaikan Imron, terkait bayar UKT pakai pinjol, salah satu bunga pinjol pendidikan di Danacita sekitar 1,75% flat per bulan, setara dengan 21% per tahun. Jika bunga flat tersebut dikonversi ke bunga efektif seperti bunga kredit pemilikan rumah (KPR), maka bunganya setara dengan 42%. Besarnya tiga kali lipat bunga KPR.
Besarnya bunga pinjaman ini, kata dia lagi, membuat pinjol tersebut lebih cocok digunakan pekerja yang hendak meningkatkan kapasitas dan kredibilitas lewat sertifikasi atau kursus.
“Adanya pinjol tersebut dapat bernilai baik, tetapi bukan untuk mahasiswa yang kesulitan. Pinjaman tersebut lebih cocok bagi pekerja yang ingin melakukan sertifikasi, mengikuti kursus, dan lain sebagainya untuk meningkatkan pendidikannya karena belum memiliki kesiapan dana. Sekali lagi, bukan untuk mahasiswa yang kesulitan membayar UKT,” tegas dosen FEB Unair tersebut.
Baca juga: Transaksi Pinjol Pemilu 2024, Ini Peran Pentingnya yang Wajib Diketahui
Solusi Polemik Bayar UKT Pakai Pinjol bagi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa
Pembayaran cicilan tanpa bunga menurut Imron semestinya menjadi solusi perguruan tinggi bagi mahasiswa yang terkendala membayar UKT. Kerja sama perguruan tinggi dengan lembaga sosial juga menurutnya dapat digiatkan sehingga mahasiswa bisa mendapat bantuan.
Ia mencontohkan, Unair menyediakan opsi angsuran pembayaran UKT tanpa bunga. Kampusnya juga memiliki Pusat Pengelolaan Dana Sosial (Puspas) dari sumbangan alumni, orang tua, masyarakat bagi dan mahasiswa maupun staf yang kesulitan.
“Di Unair, mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam membayar UKT dapat mengajukan angsuran pembayaran dan itu tanpa bunga,” kata Imron.
“Selain itu, di Unair terdapat Pusat Pengelolaan Dana Sosial (Puspas) yang didirikan untuk membantu mahasiswa dan staf yang kesulitan. Sumber dananya berasal dari sumbangan alumni, orang tua, dan sumbangan masyarakat tanpa mengikat,” jabarnya.
Ia menambahkan, dana abadi pendidikan yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan juga dapat diberdayakan untuk membantu mahasiswa. Imron menjelaskan, dana Rp 140 triliun tersebut terus bertambah setiap tahun melalui investasi dan alokasi APBN.
Baca juga: Akhir 2023, Utang Masyarakat di Pinjol Nyaris Sentuh Rp 60 Triliun
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com