duniafintech.com – Mata uang virtual, khususnya Bitcoin telah populer sejak kemunculannya pada tahun 2009. Bahkan harganya sempat mencapai angka Rp 64 juta/BTC pada bulan Agustus lalu. Ini merupakan angka tertinggi sepanjang masa.
Telah banyak cerita dari para pengguna Bitcoin yang meraup keuntungan dari hasil memperdagangkan mata uang virtual ini. Seperti kisah dari Erin Heri Gunawan, pengguna Bitcoin sejak akhir 2015 lalu, yang bisa menyicil rumah dan kendaraan dari hasil trading Bitcoin. Baca: duniafintech.com/keuntungan-investasi-bitcoin-bisa-beli-rumah-dan-mobil
Meskipun terdengar menggiurkan, namun masih ada saja orang yang mungkin mempertanyakan bagaimana eksistensi mata uang digital ini di masa depan. Dengan harganya yang fluktuaktif, ketika harga menurun karena isu atau berita yang kurang positif, terkadang menimbulkan panic sell. Namun bagi pihak-pihak tertentu keadaan itu dimanfaatkan untuk membeli karena harga sedang murah, dan menjualnya ketika harga naik kembali.
Terkait eksistensi Bitcoin di masa depan, sebagaimana dilansir dari cnnindonesia.com, CEO Bitcoin Indonesia (bitcoin.co.id), Oscar Dermawan menyatakan bahwa cryptocurrency adalah pencapaian teknologi luar biasa. Di mana pendapat senada juga diutarakan oleh pendiri Microsoft, Bill Gates.
Perkembangan Bitcoin di beberapa negara maju terbilang pesat, misalnya di Jepang yang sudah menjadikan Bitcoin legal di negaranya, serta di AS di mana industri yang bergerak di bidang Bitcoin diawasi oleh FSA (Financial Services Agency). Dewasa ini bahkan Jepang di sebut sebagai negara yang menjadi pasar Bitcoin terbesar di dunia. Baca : duniafintech.com/jepang-menjadi-pasar-bitcoin-terbesar-setelah-keputusan-cina
Oscar mengungkapkan bahwa:
Terdapat beberapa alasan yang membuat mata uang digital berbeda dengan versi konvensional. Salah satunya adalah BitCoin dan mata uang digital lainnya memanfaatkan sistem yang bisa berjalan tanpa bergantung kepada server yang terpusat. Seluruh servernya terdesentralisasi dan seluruh transaksinya terverifikasi secara otomatis tanpa campur tangan manusia.”
Sejalan dengan pendapat itu, Bill Gates berkomentar bahwa:
BitCoin is a technological tour de force” yang berarti sebagai sebuah pencapaian teknologi yang luar biasa. Selama masih ada 1 pengguna saja, pengguna BitCoin di internet maka jaringan bitcoin tidak akan down karena sifat servernya yang terdesentralisasi,” terangnya dalam pesan surel kepada CNNIndonesia.com.
Tapi menurut Oscar, transaksi di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan transaksi BitCoin di dunia, mungkin belum ada 5 persen. Terutama jika dibandingkan dengan volume transaksi BitCoin di Jepang, Korea Selatan maupun China, ucapnya kepada CNNIndonesia.com.
Terkait pergerakan harga, naik turunnya harga Bitcoin murni karena tingkat permintaan dan persediaan. Siapapun tidak ada yang bisa memprediksi harga Bitcoin, namun dengan semakin banyaknya negara dan merchant yang menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin, eksistensi Bitcoin di masa depan diprediksi akan terus bertumbuh. Baca: duniafintech.com/topas-tv-menerima-pembayaran-dengan-bitcoin, dan harganya diprediksi akan meningkat seiring berjalannya waktu karena persediaan Bitcoin yang terbatas, yakni hanya akan ada 21 juta Bitcoin yang tersedia di dunia.
Sintha Rosse