33.5 C
Jakarta
Sabtu, 20 April, 2024

Meski Sama-sama Untung, Ternyata Ini Perbedaan Reseller dan Dropshipper

Berbicara tentang dunia e-commerce, yang merupakan subsektor dari bisnis online saat ini, tentu tidak bisa dilepaskan dari pentingnya memahami perbedaan reseller dan dropshipper yang dilakukan oleh banyak orang.

Meski memang ada perbedaan di antara keduanya, tetapi belum banyak orang yang mengetahui perbedaannya secara mendetail, khususnya bagi mereka yang baru akan berkecimpung ke dalam bisnis online.

Maka dari itu, di bawah ini akan diuraikan perbedaan di antara kedua jasa tersebut hingga keuntungannya.

Mengetahui Perbedaan Reseller dan Dropshipper

Perbedaan di antara kedua bidang jasa ini penting untuk diketahui sebagai pemahaman dasar dalam bisnis jual beli online. Jika Anda nantinya ingin mulai berjualan, Anda pun bisa memilih sistem mana yang paling sesuai dengan kemampuan Anda.

Perbedaan di antara keduanya secara umum dalam lingkup jual beli online melalui e-commerce akan dipaparkan di bawah ini.

Perbedaan Reseller dan Dropshipper

Keduanya memang sama-sama merupakan pekerjaan yang dilakukan orang dengan cara menjual barang dari supplier, tetapi ada perbedaan di antara keduanya secara mendasar dan signifikan, yakni sebagai berikut.

  1. Stok barang

Pada umumnya, seorang reseller mesti punya stok barang untuk dijual kendati sejumlah supplier mengizinkan reseller mereka untuk tidak mengambil stok terlebih dahulu apabila belum ada yang memesan.

Hal itu berbeda dengan dropshipper yang sama sekali tidak perlu menyetok barang terlebih dahulu.

  1. Modal

Mengingat reseller secara umum harus membeli barang terlebih dahulu sebagai stok, mereka pun cenderung harus memiliki modal awal untuk berjualan.

Di sisi lain, seorang dropshipper yang tugasnya fokus pada penjualan dan berhubungan langsung dengan konsumen, pada umumnya tidak memerlukan stok sehingga Anda bisa memulai jasa ini tanpa perlu modal.

  1. Marketing (pemasaran)

Adapun pemasaran dan promosi dapat dilakukan seorang reseller secara fleksibel sebab biasanya reseller memegang barang secara langsung.

Hal itu diketahui tidak berlaku pada dropshipper. Pasalnya, dropshipper tidak memegang stok produk dan barang sehingga mereka hanya bisa berjualan lewat marketplace atau sosial media dengan bahan promosi yang sudah disediakan.

Masih terkait marketing, biasanya reseller difasilitasi media promosi yang lebih lengkap daripada dropshipper.

  1. Pengiriman

Ada perbedaan reseller dan dropshipper dalam hal pengiriman. Pasalnya, selain dengan mencari konsumen, reseller pun harus mengemas dan melakukan pengiriman barangnya sendiri dengan menggunakan ekspedisi terpercaya hingga sampai ke tangan pembeli (jika reseller menyetok barang).

Sebaliknya, dropshipper sistem kerjanya hanya terbatas pada pemasaran dan menawarkan produk ke pelanggan. Mereka pun tidak perlu repot melakukan pengemasan barang, pengiriman barang, dan segala hal yang berhubungan dengan produk secara fisik. 

Dalam hal ini, dropshipper hanya perlu mengirimkan detail pesanan kepada supplier untuk kemudian supplier mengirimkan produk langsung kepada konsumen.

Mengenai Sistem Dropship

Pada dasarnya, sistem dropship lebih berorientasi kepada konsumen atau pelanggan. Alurnya adalah seorang dropshipper yang mendapat pesanan barang dari konsumen lewa toko online menunggu konsumen itu untuk menyelesaikan pesanan sampai proses pemberian alamat dan pembayaran produk.

Usai konsumen menyelesaikan pembayarannya, dropshipper bakal menghubungi pihak supplier untuk menyediakan barang atau produk yang dipesan tadi. Kemudian, supplier atau penyedia barang akan menyiapkan barang yang dipesan sekaligus melakukan packing atau pengemasan.

Supplier pula yang akan mengurus pengiriman barang ke alamat konsumen lewat ekspedisinya sendiri atau ekspedisi luar yang dipercaya agar barang sampai ke alamat konsumen.

Dropshipper nantinya bakal memperoleh komisi langsung dari supplier, yang besarannya sesuai kesepakatan. Dengan sistem sangat mudah dan praktis ini, bisnis dropship banyak digandrungi oleh banyak orang pada era digital saat ini.

Penting diketahui, agar sistem dropship dapat Anda jalankan dengan lancar, lakukanlah beberapa strategi dropshipper, yang meliputi pemilihan produk dan partner bisnis produk atau supplier yang tepat, branding bisnis online secara kreatif, serta menguasai perangkat digital agar dapat memperoleh notifikasi dari pembelian secara up to date.

Tentang Sistem Reseller

Sistem kerja reseller bisa diklasifikasikan menjadi beberapa model, di mana pembagian ini dipakai agar lebih efisien dalam menjalankan perannya dalam bisnis online. Model-model dalam sistem reseller adalah sebagai berikut.

  1. Model bagi hasil

Pada model ini, sebagai seorang reseller, Anda dan pihak supplier akan memperoleh keuntungan masing-masing 50% dari keuntungan penjualan produk. Pada dasarnya, sistem itu pun bisa dilakukan oleh seorang dropshipper. Namun, yang membedakannya adalah dalam sistem penyediaan barang atau stok.

  1. Model jaminan

Dalam model reseller yang kedua ini, supplier diketahui bakal menarik sejumlah uang dari pihak reseller yang berfungsi sebagai bahan jaminan. Artinya, supplier tengah meminimalisasi kemungkinan kerugian yang mungkin bakal diperoleh apabila reseller itu tidak amanah atau kurang bertanggung jawab.

Kalau sewaktu-waktu reseller menyalahi kesepakatan bersama, uang jaminan ini tidak akan dikembalikan. Model yang satu ini banyak digunakan khususnya jika reseller dianggap tidak amanah bagi supplier.

  1. Model web replika

Model ini akan membuat reseller berhak untuk memperoleh semacam replica web untuk promosi penjualan dari pihak supplier. Sistem web bakal memonitor apabila reseller berhasil melakukan penjualan yang nantinya akan ditukar dengan komisi.

Melalui sistem ini, reseller diminta untuk membuat suatu akun di web resmi supplier atau dapat juga diminta mengunduh aplikasi tertentu.

  1. Model web alone

Seperti namanya, model ini berarti bahwa reseller diberikan keleluasaan untuk mengelola sendiri web untuk tempat berjualannya. Akan tetapi, web ini masih berada di bawah kendali supplier sebab nantinya supplier akan memberikan banyak diskon kepada reseller yang berhasil mencapai target penjualan tertentu.

  1. Model jual beli

Di model ini, seorang reseller akan diwajibkan untuk terlebih dahulu membeli barang dengan harga tertentu. Kemudian, supplier bakal memberikan berbagai benefit dan fasilitas penjualan, termasuk membership.

Adapun keuntungan dari model ini, yaitu reseller bisa dengan leluasa menjual produknya dengan berbagai fasilitas yang telah didapat. Di samping itu, reseller pun berkesempatan mendapat berbagai macam bonus dan diskon.

Keuntungan Menjadi Reseller

  • Tidak perlu keluar rumah, cukup pakai internet
  • Modal yang dibutuhkan cenderung kecil
  • Bisa menentukan harga yang kompetitif
  • Pengaturan stok dan penjualan fleksibel
  • Produk yang dijual variatif
  • Berpotensi mendapat komisi tambahan
  • Promosi dapat disesuaikan agar lebih efektif
  • Sistem Penjualan Bisa Dikombinasikan

Keuntungan Menjadi Dropshipper

  • Tidak perlu banyak modal
  • Lokasi dan jam kerja sebagai dropshipper fleksibel
  • Sistem penjualan mudah dan efisien
  • Produk yang dijual beragam
  • Mampu menekan biaya overhead
  • Lebih hemat tenaga ketika jadi dropshipper
  • Keuntungan yang diperoleh menggiurkan

Demikianlah uraian tentang perbedaan reseller dan dropshipper yang perlu diketahui. Bagi Anda yang tertarik untuk terjun ke dalam bisnis online, terutama di sektor e-commerce, kedua jenis jasa ini bisa menjadi pilihannya. 

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE