26.7 C
Jakarta
Jumat, 20 September, 2024

Saham BRIS Meroket Tajam, Catat Rekor Baru All-Time High?

JAKARTA – Saham BRIS, emiten perbankan syariah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI, kembali melonjak dan mencatatkan rekor baru pada sesi perdagangan kemarin, didukung prospek positif perusahaan seiring kemungkinan berakhirnya era suku bunga tinggi.

Saham BRIS naik 8,74% ke level Rp 3.110 per unit. Bahkan, saham BRIS sempat melonjak hingga 11,19% ke level Rp 3.180 per unit, mencetak rekor tertinggi baru (all-time high/ATH) setelah merger. Sebelumnya, ATH terakhir BRIS pasca merger terjadi pada 25 Februari 2021 di level Rp 2.887 per unit.

Sepanjang sesi I tersebut, saham BRIS ditransaksikan sebanyak 20.278 kali dengan volume 109,67 juta lembar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 338,29 miliar. Kapitalisasi pasar BRIS pun mencapai Rp 143,46 triliun.

Saham Bris Banyak Diminati, Kenapa?

Pada order beli, harga Rp 3.030 per unit menjadi yang paling banyak diminati dengan antrean pembelian mencapai 10.347 lot atau sekitar Rp 3,1 miliar. Sementara pada order jual, harga Rp 3.190 per unit menjadi yang paling banyak antreannya, sebanyak 69.959 lot atau sekitar Rp 22,3 miliar.

Kenaikan saham BRIS ini dipicu oleh minat besar dari investor asing, yang terus memborong saham perbankan syariah tersebut. Dalam lima hari terakhir, investor asing tercatat telah membeli saham BRIS senilai Rp 314,6 miliar.

Menurut Head of Investor Relations BSI, Rizky Budinanda, ekspektasi kinerja positif BRIS pada semester II-2024 didorong oleh kemungkinan penurunan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Indonesia (BI).

“Kinerja positif perbankan di semester dua 2024 diperkirakan akan meningkat seiring potensi penurunan suku bunga The Fed dan BI, serta fundamental yang solid dari BSI,” ungkap Rizky dalam pernyataan resminya.

Pertumbuhan Laba Saham BRIS

Dalam laporan kinerja hingga semester I-2024, BRIS mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 20,28% secara tahunan (year-on-year/yoy), mencapai Rp 3,39 triliun. Total aset juga meningkat 15,10% yoy menjadi Rp 361 triliun, dengan segmen pembiayaan konsumer mendominasi.

Ke depan, BRIS melihat bisnis emas sebagai pendorong pertumbuhan baru dalam segmen pembiayaan konsumer serta diversifikasi portofolio perusahaan. Harga emas yang semula Rp 1,02 juta per gram pada 30 Desember 2023, meningkat menjadi Rp 1,23 juta per gram pada 30 Juni 2024, naik sekitar 20%.

Selain memberikan imbal hasil yang menarik, emas juga dikenal sebagai instrumen investasi yang aman dan likuid di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil.

Hingga Juni 2024, pembiayaan emas BRIS mencapai Rp 8,9 triliun, tumbuh 41,27% yoy, dengan tingkat kredit bermasalah (NPF) mendekati nol. Menariknya, 33% nasabah pembiayaan emas BRIS berasal dari generasi Z dan milenial, mencerminkan minat tinggi dari generasi muda terhadap investasi emas.

“Melalui kontribusi bisnis emas, kami optimis dapat mempertahankan pertumbuhan ini, didukung literasi keuangan yang semakin baik dan preferensi masyarakat terhadap produk syariah,” tambah Rizky.

Dengan pencapaian solid pada semester I-2024, BRIS optimis dapat menjaga momentum pertumbuhannya hingga akhir tahun. Rizky menekankan bahwa kombinasi kinerja fundamental yang kuat, inovasi produk, serta meningkatnya literasi keuangan syariah akan terus mendorong pertumbuhan BRIS di pasar modal.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU