JAKARTA, duniafintech.com – Yusuf Mansur saat ini masih menjadi sorotan publik, di samping investasi dengan jalur sedekah, diketahui menjadi seorang influencer saham. Selain itu, baru-baru ini tersiar video berisi curahan hati sang ustaz yang sedang kesulitan mengumpulkan dana sebanyak Rp 1 triliun untuk Paytren tersebut beredar di media sosial.
Pada video itu, Yusuf Mansur mengaku telah melakukan berbagai cara mengumpulkan dana tersebut. Adapun dana itu nantinya bakal dipakai untuk membenahi bisnis aset manajemennya yang saat ini sedang digugat oleh sejumlah pihak.
“Katanya ah Mansur, saham, saham, saham, saham, jangan saham, Paytren lo urusin, emang kita lagi ngurusin ape? Emang kita ngurusin saham itu ngurusin apa? Emang kita masuk perusahaan sana, perusahaan sini, menyebut ini, menyebut itu, emang buat siapa?” kata Yusuf Mansur dalam video yang beredar beberapa hari terakhir ini.
Bukan hanya bicara dengan nada tinggi dan berapi-api, Yusuf Mansur pun tampak menggebrak meja. Di sejumlah pemberitaan, ustaz kondang bernama asli Jam’an Nurchotib Mansur itu disebut memang sedang sibuk bolak-balik ke sidang pengadilan untuk menghadapi sederet gugatan para mantan investornya.
Lantas, seperti apa sepak terjang Yusuf Mansur dalam bidang investasi? Mengutip laporan Kompas.com, Minggu (10/4), berikut ini ulasannya.
Mengumpulkan sedekah umat
Sosok Yusuf Mansur pada pertengahan tahun 2013 lalu sangat lekat dengan ustaz yang sering kali melakukan penggalangan dana umat, dengan konsep investasi sekaligus sedekah atau yang dulu dikenal dengan Patungan Usaha.
Akan tetapi, di tengah jalan, Patungan Usaha ini terbentur sejumlah kendala sehingga sempat membuat investasi terganggu.
“Setelah ada kesalahan kemarin, saya tebuslah. Salahnya karena ketidaktahuan. Makanya kalau ada kekurangan, saya akan sempurnakan segera,” kata Yusuf Mansur pada Juli 2013 silam.
Pada mulanya, kata dia, kegiatan bisnis Patungan Usaha ini hanya sebuah gerakan sedekah. Namun, lantaran banyak jamaah yang ikut berpartisipasi, ia pun membuatkan rekening bersama untuk menerima sedekah jamaahnya.
Mengingat ini bersifat patungan, Yusuf kemudian membuat sebuah usaha dan mampu menggunakan uang itu untuk mengakuisisi sebuah hotel di kawasan Cengkareng Tangerang. Hotel berkonsep syariah ini belakangan diberi nama Hotel Siti.
Namun, disebabkan oleh ketidakjelasan legalitas Patungan usaha, Menteri BUMN Dahlan Iskan kala itu meminta Yusuf Mansur menghentikan usahanya tersebut. Di samping itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menyatakan bahwa investasi Yusuf Mansur ini sudah melanggar ketentuan Undang-undang Pasar Modal.
“Memang ini awalnya gerakan, saya tidak ingin melembagakan usahanya, tapi karena medannya ustaz, saya harus mencontohkan yang baik,” sebut Yusuf Mansur.
Ketika itu, Yusuf Mansur berkata bahwa pihaknya masih memperhitungkan dan menyiapkan mekanisme bisnis yang cocok untuk kegiatan patungan usahanya ke depan, termasuk menyiapkan mekanisme pembuatan perseroan terbatas atau bahkan perusahaan publik non-listed. Adapun cara itu sesuai dengan anjuran OJK yang sempat bertemu beberapa waktu lalu.
“Pokoknya, kami sedang menyiapkan semuanya. Pantengin saja Twitter saya untuk info selanjutnya,” jelasnya.
Menjadi influencer saham
Di samping investasi dengan jalur sedekah, Yusuf Mansur pun diketahui menjadi seorang influencer saham. Dalam hal ini, istilah “Mansurmology” barangkali sudah tidak asing lagi bagi para pelaku pasar saham dalam negeri.
Istilah itu pun sering dipakai untuk menyebut analisis saham yang digunakan oleh Yusuf Mansur. Pada sebuah wawancara dengan Bloomberg, Yusuf Mansur mengatakan bahwa dirinya hanya mencoba untuk membantu masyarakat awam untuk menjadi investor.
“Saya hanya ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadi investor dan menggunakan kesempatan yang ada dengan baik,” jelasnya.
Di samping investasi dengan jalur sedekah, Yusuf Mansur pun diketahui menjadi seorang influencer saham. Kata pendakwah sekaligus pelaku bisnis yang juga memiliki perusahaan aset manajemen PT Paytren Aset Manajemen ini, dirinya juga tidak memperoleh kompensasi apa pun dari perusahaan yang disebutnya dalam beberapa unggahan di akun Instagram-nya, @yusufmansurnew.
Selain itu, Yusuf Mansur pun pernah membedah saham PT Berkah beton Sadaya (Tbk) dengan kode emiten BEBS. Perusahaan itu baru mencatatkan sahamnya di awal tahun 2021 lalu, tepatnya pada awal Mei.
“Demen lihat pergerakan BEBS hari ini. Transaksi sampai Rp 61 miliar,” kata Yusuf Mansur pada akun Instagram-nya.
“Ilmu-ilmu gini, harus dimiliki sama anak-anak muda Indonesia. Ayo belajar dari mana saja,” sebutnya.
Diketahui, ada sejumlah saham lain yang cukup aktif dipromosikan oleh Yusuf Mansur, antara lain saham Garuda Indonesia atau Bank Muamalat. Dalam hal ini, Yusuf Mansur mengajak umat membeli saham-saham itu untuk menyelamatkan kedua perusahaan tersebut.
Kemudian, pada 8 Juli 2021 lalu, ia pun sempat menyebut saham PT Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan kode emiten BRIS. Kata Yusuf Mansur, prospek keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia masih sangat cerah.
“BRIS masih akan bertambah gede… BSI… Sebab info-infonya mau digabung-gabungin dengan BPD-BPD, investor… harus ikut di perjalanan sejarah ini… Tapi kalau bisa, pegangin dah sahamnya,” paparnya.
Di luar itu semua, Yusuf Mansur memang dinilai punya pengaruh yang cukup kuat, terlebih dengan posisinya sebagai seorang pendakwah. Apalagi, pria asli Betawi ini juga punya 2,9 juta pengikut di akun instagramnya.
Bloomberg pun bahkan menyebut bahwa cakupan pengaruh Yusuf Mansur terhadap pasar saham di Indonesia mengingatkan pada pendiri Tesla Elon Musk dan pengusaha Mark Cuban yang memang berpengaruh cukup besar terhadap pergerakan pasar aset kripto.
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Editor: Rahmat Fitranto