30.5 C
Jakarta
Minggu, 22 Desember, 2024

SMARTFINTECH MENGUPAS KEAMANAN CYBER DAN PENGEMBANGAN BRAND FINTECH

duniafintech.com – Ajang Smartfintech: Indonesia Smart Digital Financial Services Forum 2017 digelar di Jakarta Convention Center, 12–13 Juli 2017. Smartfintech terdiri atas dua rangkaian mata acara, yakni konferensi dan workshop. duniafintech.com berkesempatan menghadiri workshop di hari terkahir Smartfintech berlangsung.

Workshop yang berlangsung mengusung dua tema. Tema pertama adalah “Cyber Crime and Advance Persistent Threat”. Lalu, tema keduanya “How to Get Fund and Built A Successful Fin-Tech Brand”. Workshop tersebut menghadirkan sejumlah pakar di bidangnya masing-masing.  

Tema pertama sangat relevan terhadap dunia digital, khususnya industri financial technology (fintech) dewasa ini. Keamanan cyber mengalami evolusi secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada awal pengembangannya, yang menjadi fokus adalah pertahanan terhadap virus. Lalu, berkembang ke penanganan malware maupun spam yang mengganggu. Teknologi yang terus berkembang dan kerentanan yang diakibatkan oleh perilaku tidak aman pengguna turut memicu makin menjamurnya berbagai jenis ancaman  cyber  mutakhir, misalnya phishing, targeted attack, mobile virus, dan teranyar ransomware.

Dalam sebuah studi oleh CISCO, sebanyak 71% responden setuju bahwa risiko dan ancaman cyber security menghambat inovasi digital pada organisasi mereka. Khusus di Indonesia, kondisi tersebut diperparah dengan belum transparannya suatu perusahaan atau organisasi jika mengalami masalah keamanan cyber yang menyerangnya. Artinya, jika tidak bisa ditangani sendiri, perusahaan tersebut dinilai terlambat mencari bantuan, misalnya ke vendor cyber security. Padahal, waktu yang terbuang ini bisa dimanfaatkan oleh peretas untuk melakukan berbagai aksi kejahatan, seperti mencuri data perusahaan.

Pelaku fintech pun rentan terhadap berbagai aksi kejahatan  cyber. Terlebih, perusahaan fintech banyak bersentuhan dengan uang, transaksi keuangan maupun data penting lainnya. Pencegahan keamanan cyber  terkadang tak cukup hanya mengandalkan software anti virus. Oleh sebab itu, suatu perusahan sebaiknya mengembangkan keamanan  cyber nya sendiri. Bila tak mampu, penggunaan jasa vendor keamanan  cyber menjadi pilihan bijak.

Selain keamanan, pendanaan dan membangun brand image pada sebuah perusahaan fintech juga tak kalah penting. Dana memang bisa menjadi salah satu penentu sebuah startup berkembang. Meski begitu, bila dana tersedia bukan berarti masalah selesai. Kesalahan yang sering terjadi dan memicu perusahaan kehabisan uang adalah manajemen gagal masuk ke tahap perkembangan berikutnya. Lambat laun, uang tergerus habis. Meski masih memungkinkan untuk berulang kali memperoleh uang, tapi valuasinya akan menjadi lebih rendah. Usaha meningkatkan brand image pun menjadi sia-sia. Alih-alih bisa meraih ceruk pasar yang besar, perusahaan tersebut bisa ‘gulung tikar’.

Itulah beberapa tantangan ke depan yang harus dihadapi oleh perusahaan di dunia digital saat ini. Tantangan yang tidak mudah. Namun, bukan berarti tak ada solusi untuk mengatasinya.

Written by: Sebastian Atmodjo

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU