30.8 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Sosial Media Berbasis Blockchain Jamin Pengguna ‘Bebas’ Berpendapat

DuniaFintech.com – Di era derasnya informasi yang beredar melalui bantuan teknologi, masyarakat kerap bereaksi dan mempermasalahkan soal pernyataan, berita dan data yang diterimanya lewat berbagai layanan, salah satunya sosial media.

Hal tersebut sering dijumpai di berbagai negara dengan pemerintahan yang menerapkan aturan sensor dan penyaringan informasi. Ada pun salah satunya ialah Indonesia yang disebut Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Aturan tersebut tentunya juga berisikan konsekuensi dari setiap pelanggarnya, yakni adanya jeratan dan ancaman pidana. Namun Iva Wisher, salah satu pendiri Ignite, sebuah platform microblogging, mengatakan bahwa teknologi blockchain juga mampu membuat semacam sosial media yang menjadi alternatif untuk setiap penggunanya bebas beropini tanpa khawatir adanya jeratan hukum.

Lebih lanjut, Wisher mengatakan pandangannya kepada cointelegraph soal kebebasan beropini. Secara umum ia mengatakan bahwa kebebasan beropini merupakan sebuah hak untuk mengatakan apa saja, kecuali intimidasi untuk berbuat kriminal dan kekerasan.

“kebebasan berpendapat diartikan sebagai kondisi yang memungkinkan untuk mengekspresikan berbagai opini, termasuk yang tidak umum sekali pun. Kecuali, opini untuk melakukan kekerasan,”

Baca juga:

Sosial Media Berbasis Blockchain

Vladislavs Semjonovs, yang juga salah satu pendiri Ignite lainnya yakin platform dengan sistem desentralisasi dengan pengaturan komunitas seperti pihaknya kembangkan tidak akan bertemu dengan negara pro sensor. Ia pun menyontohkan kasus pencekalan aplikasi TikTok di Amerika Serikat.

Semjonovs mengatakan, pembuatan sosial media dengan blockchain terapan bisa dirancang dengan fitur konsensus yang dimilikinya. Selanjutnya, konsensus tersebut akan memberi skala penuh atas kategori dan relevansi konten informasi yang terkandung melalui artificial intelligence dan big data. Nantinya, setelah teknologi pintar tersebut bekerja, maka pengguna dapat memilih konten informasi yang telah disediakan.

Kembali ke Wisher, dikarenakan pengembang sosial media berbasis blockchain tersebut tidak boleh dilibatkan dalam ekosistem, maka artificial intelligence diperlukan untuk menerapkan semacam sistem tanda konten sensitif. Hal tersebut berguna untuk melindungi pengguna dari segala jenis konten ilegal.

Semjonovs melanjutkan, metode captcha diperlukan untuk setiap pengguna di sosial media dengan blockchain terapan agar setiap pengguna memutuskan ingin melihat atau tidak konten dari pengguna lainnya. Hal ini diperlukan untuk meminimalisir kecenderungan seseorang menilai konten pengguna lain sebagai ‘ujaran kebencian’.

DuniaFintech/Fauzan

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU