30 C
Jakarta
Kamis, 28 Maret, 2024

Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Digital ASEAN Tumbuh Positif

JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai lanskap perekonomian  baik di Indonesia maupun ASEAN mengalami pertumbuhan yang baik, utamanya perusahaan start-up dan juga ekonomi digital. 

Sri Mulyani mengatakan transformasi menuju perekonomian digital sebagai salah satu sumber pertumbuhan utama bagi ASEAN. Menurut Menkeu Sri Mulyani, start-up dan ekonomi digital ASEAN masih terus menjanjikan dan menjadi sektor ekonomi yang sangat penting.

Baca juga: Miliki Ekonomi Terbesar ASEAN, Sri Mulyani Optimistis Indonesia Wujudkan Emisi Nol Persen

Menurutnya terkait risiko perbankan di mana banyak pendanaan ditempatkan pada start-up dan ekonomi digital. Dia menambahkan penguatan neraca perbankan serta adanya stress-test menjadi hal yang sangat penting dalam menaksir risiko-risiko tersebut.

Dia mengatakan pemerintah melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) belajar banyak dari krisis-krisis sebelumnya, mulai krisis 1998 hingga krisis 2008 lalu. Menkeu membahas sejumlah potensi risiko sektor keuangan antara lain berupa kenaikan suku bunga yang tinggi secara mendadak, penguatan dollar, serta non-performing loan (NPL).

“Indonesia dengan pertumbuhan yang kuat 5,3% tahun lalu, kami memprediksi kuartał pertama masih akan tetap kuat. Permintaan dalam negeri, konsumsi, dan investasi masih kuat, sehingga kami optimis NPL tidak akan mengalami peningkatan,” kata Sri Mulyani. 

Bank Indonesia optimis melalui digitalisasi ASEAN akan memimpin jalan dan menjadi contoh bagi dunia untuk konektivitas pembayaran lintas batas untuk mendukung ekonomi, inklusi keuangan serta dalam membuat kerangka kebijakan dan pengawasannya.

Baca juga: Miliki Pengalaman Hadapi Krisis, Sri Mulyani Optimistis ASEAN Siap Hadapi Kemungkinan Resesi

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan sejalan dengan itu, inklusi keuangan yang erat dengan UMKM, sebagai skala usaha mayoritas di Negara ASEAN, perlu difasilitasi melalui strategi yang inovatif. 

Dia menjelaskan pentingnya kerangka integrasi digital ASEAN yang mempercepat digitalisasi negara ASEAN, integrasi ekonomi, dan konektivitas pembayaran antarnegara. Untuk mencapainya, Gubernur Perry mengungkapkan 3 (tiga) kunci untuk membawa transformasi sistem pembayaran ASEAN sekaligus mengatasi risiko yang meliputinya, yaitu pertama melanjutkan Regional Payment Connectivity (RPC) yang telah disepakati oleh 5 negara ASEAN dan menyambut baik partisipasi negara ASEAN lainnya.

Kedua, memperkuat kerangka pengaturan dan pengawasan, khususnya terhadap aset kripto. Ketiga, mendorong kerja sama lintas batas untuk meningkatkan efektivitas pengaturan dan pengawasan, memahami implikasi makroekonomi, dan pengembangan infrastruktur pendukungnya. 

“Digitalisasi pembayaran erat kaitannya dengan inklusi keuangan,” kata Perry. 

Perry mengungkapkan kunci untuk meningkatkan inklusi keuangan, yaitu pertama, mengembangkan ekosistem untuk mendukung inklusi seperti pemberian insentif kepada UMKM untuk mengakses sektor keuangan. Kedua, pengembangan infrastruktur digital untuk mendukung inklusi keuangan dan ekonomi, termasuk melalui digitalisasi pembayaran. Ketiga, penguatan data guna mendukung inovasi pembukaan akses keuangan seperti credit scoring. Keempat, memperkuat literasi keuangan serta perlindungan konsumen.

Baca juga: Sri Mulyani Klaim Kontribusi UMKM Capai 69 Persen untuk GDP ASEAN

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE