26.4 C
Jakarta
Selasa, 24 Desember, 2024

Ekosistem Aruna Tingkatkan Omzet Kampung Nelayan Hingga Rp700 Juta Lewat Digital

Perusahaan digital startup di bidang perikanan dan kelautan, Aruna, terus menegaskan komitmennya untuk mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan. Hal ini didorong oleh berbagai inisiatif dan pendampingan yang dilakukan oleh Aruna.

Bahkan, Chief of Sustainability and Co-Founder Aruna Utari Octavianty menyebutkan, setiap kampung nelayan yang terafiliasi dengan Aruna bisa meraup omzet Rp300 juta hingga Rp700 juta per bulan.

“Kampung nelayan yang terafiliasi dengan Aruna bisa meraup omzet Rp300 juta sampai Rp700 juta per bulan,” katanya dalam acara Indonesia Brand Forum (IBF) 2021, dikutip Rabu (3/11).

Utari menjelaskan, peningkatan omzet kampung nelayan tersebut didorong oleh inisiatif Aruna dalam mempekerjakan para istri nelayan untuk bekerja sebagai pengolah hasil tangkapan di desa mereka.

Selain itu, Startup Aruna juga turut mendampingi kelompok ibu-ibu untuk mengolah ikan agar mendapatkan nilai tambah yang dapat meningkatkan omzet kampung nelayan, sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan.

Peningkatan Pendapatan Nelayan Hingga Rp15 Juta

Tak hanya itu, dampak sosial yang ditimbulkan oleh Aruna melalui pemanfaatan teknologi digital telah turut membantu peningkatan penghasilan nelayan.

Utari menyebut, dengan bergabung ke dalam ekosistem Aruna rata-rata penghasilan nelayan telah meningkat dari sebesar Rp2 juta per bulan menjadi Rp15 juta per bulannya. Hasil ini telah dinikmati oleh 11.000 nelayan yang menjadi mitra Aruna.id.

“Teknologi serta pendampingan Aruna membuahkan hasil positif. Rata-rata penghasilan nelayan mitra naik dari Rp 2 juta per bulan menjadi Rp 15 juta per bulan,” ucapnya.

Berperan Membuka Lapangan Pekerjaan

Bukan hanya itu, Aruna juga berkontribusi membuka lapangan kerja tambahan di desa-desa pesisir. Para putra daerah yang kompeten di bidang teknologi direkrut oleh Aruna menjadi local heroes.

Local heroes sendiri adalah tim khusus yang membantu proses digitalisasi data perikanan para nelayan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Dia mengungkapkan, sekalipun Aruna adalah perusahaan teknologi, namun baginya teknologi itu bukan untuk menggantikan peran manusia, tapi untuk membantu agar SDM yang ada bisa berpikir lebih strategis.

“Untuk itulah kami menciptakan teknologi yang membantu para putra daerah agar dapat menjadi agen perubahan yang lebih efektif dan efisien di daerah masing-masing,” kata Utari.

Menjembatani Produk Nelayan Hingga ke Luar Negeri

Sementara, Aruna dengan memanfaatkan disrupsi digital telah membangun aplikasi yang menjembatani para nelayan dengan pembeli, baik di dalam maupun di luar negeri.

Terdapat dua aplikasi utama yang dikembangkan perusahaan rintisan ini, yakni Aplikasi Pemasok untuk kelompok nelayan dalam menginput data saat melakukan transaksi.

Kemudian, Aplikasi Pembeli yang digunakan oleh perusahaan atau pelanggan business to business (B2B) untuk mencari dan membeli ikan dari kelompok nelayan.

“Platform yang dibuat Aruna ini membangun sistem yang transparan di seluruh proses perdagangan antara buyer dan seller,” tuturnya.

Sistem itu menampilkan informasi harga secara terbuka. Dengan data itu, nelayan memahami fluktuasi harga dan mendapatkan harga yang lebih adil. Para nelayan dapat langsung melihat nilai sebenarnya dari hasil tangkapan mereka.

Mendorong Pengelolaan Ikan yang Bertanggung jawab

Lebih jauh Utari menuturkan, selain ingin meningkatkan taraf hidup komunitas nelayan, Aruna juga berkomitmen mendorong praktik perdagangan ikan yang bertanggung jawab untuk keberlanjutan industri perikanan dalam jangka panjang.

“Apalagi sejumlah negara, seperti Amerika Serikat (AS) semakin meminta praktik sustainabilitas dalam penangkapan ikan,” tambahnya.

Sejauh ini, lanjutnya, ikhtiar tersebut telah membuahkan hasil. Perlahan tapi pasti, kelompok nelayan menyambut Aruna. Saat ini, Aruna telah menjalin kemitraan dengan lebih dari 23 ribu nelayan yang tinggal di 75 desa pesisir di seluruh Indonesia.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU