29.7 C
Jakarta
Senin, 6 Mei, 2024

Status BSI Berubah Jadi BUMN, Himbara Bakal Kehilangan Saham?

JAKARTA, duniafintech.com – Status PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) yang berpotensi berubah menjadi bank BUMN dinilai bakal menggerus kepemilikan saham Himpunan Bank Negara (Himbara) yang sekarang ini mempunyai saham di bank syariah terbesar di Indonesia itu.

Menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah, dengan beralih menjadi bank BUMN, kepemilikan BRIS bakal digantikan oleh negara. Adapun sejauh ini BSI dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk. atau BMRI (50,83 persen), PT Bank Negara Indonesia Tbk. atau BBNI (24,85 persen) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. atau BBRI (17,25 persen) dan pemegang saham lainnya, termasuk publik (7,08 persen).

Ia memandang, dengan peralihan ini maka sebesar 92,92 persen kepemilikan Himbara semestinya nanti beralih ke negara.

“Tadinya pemilik mayoritas itu adalah BUMN, nantinya berganti menjadi pemerintah republik Indonesia,” ucap Piter, Jumat (25/2/2022).

Di sisi lain, terkait pembukuan laporan keuangan BSI, sambungnya, mestinya sudah tidak masuk ke dalam pembukuan konsolidasi Himbara karena sudah tidak lagi tercatat sebagai anak usaha. 

“Saya belum tahu pola yang akan diambil pemerintah, apakah akan diambil hak milik atau terpisah, tetapi jika melihat rencana menjadikan BSI BUMN maka seharusnya kepemilikan sahamnya bukan lagi di Himbara,” jelas Piter.

Ditambahkannya, kalau kepemilikan saham Himbara dibeli oleh pemerintah untuk menjadikan BSI sebagai bank BUMN maka Himbara yang mempunyai saham di BSI bakal memperoleh dana dari pemerintah lantaran sahamnya dibeli. Kemudian, dengan proses pembelian tersebut, pemerintah bakal menjadi pemilik baru di BSI.

Lebih jauh, dengan beralih status menjadi bank BUMN, BSI bakal kian mudah dalam menerima tambahan modal dari pemerintah. Adapun tambahan modal tidak lagi berasal dari bank-bank BUMN selaku pemegang saham BSI. 

“Jika saat ini keputusan penambahan modal BSI ada di Mandiri dan lain-lain, sementara Mandiri sendiri bergantung pada pemerintah,” sebut Piter. 

Untuk diketahui, pada tahun 2021 lalu, BSI mempunyai total aset sebesar Rp265,28 triliun atau tumbuh 10,73 persen secara tahunan (year on year/yoy). Dana simpanan wadiah pada periode ini mencapai Rp57,24 triliun. Kemudian, dana investasi non-profit sharing senilai Rp176 triliun.

Sementara itu, pada tahun 2021 pula BSI berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik senilai Rp3,02 triliun, tumbuh 38,45 persen yoy.

 

 

 

 

Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama

Editor: Anju Mahendra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE