JAKARTA, duniafintech.com – Bank Indonesia memperkirakan penjualan eceran tumbuh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya. Pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) pada bulan Maret 2023 mencapai 7 persen, meningkat di bulan April 2023 yaitu sebesar 12,2 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan peningkatan terjadi pada mayoritas kelompok, sejalan dengan periode Ramadhan dan Idul Fitri 1444 H.
“Strategi potongan harga yang dilakukan ritel serta kelancaran distribusi yang mendorong meningkatkan permintaan dalam negeri,” kata Erwin.
Baca juga:Â OJK Terbitkan Peraturan Tingkatkan Kesehatan Keuangan Asuransi dan Reasuransi
Erwin menuturkan tetap kuatnya penjualan eceran terutama didukung oleh Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi yang meningkat, serta Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Suku Cadang dan Aksesori yang membaik. Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh 12,2% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,0% (mtm).
Dia mengungkapkan peningkatan penjualan eceran terjadi pada mayoritas kelompok, terutama pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Subkelompok Sandang, serta Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau.
Baca juga:Â OJK Terbitkan Aturan Kelola Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi
Sementara itu, Erwin mencatat pada periode Maret 2023 sebesar 215,3 atau secara tahunan tumbuh sebesar 4,9% (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,6% (yoy). Peningkatan terjadi pada beberapa kelompok, terutama pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Subkelompok Sandang. Secara bulanan, penjualan eceran tumbuh positif sebesar 7,0% (mtm).
“Peningkatan/perbaikan terjadi pada seluruh kelompok, terutama pada Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, Makanan, Minuman dan Tembakau serta Suku Cadang dan Aksesori seiring dengan peningkatan permintaan domestik,” kata Erwin.
Menurutnya dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada Juni dan September 2023 akan menurun. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juni dan September 2023 masing-masing tercatat sebesar 124,5 dan 121,5, lebih rendah dari masing-masing 130,3 dan 128,1 pada periode sebelumnya.
“Penurunan harga tersebut sejalan dengan ketersediaan pasokan barang untuk memenuhi permintaan,” kata Erwin.
Baca juga:Â Lakukan Pengawasan Industri Keuangan, OJK Gandeng Dukcapil
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com