duniafintech.com – Dunia mata uang digital terutama Bitcoin memang mengalami penurunan selama liburan Natal dan tahun baru. Namun, demam terhadap Bitcoin sama sekali belum berakhir. Chanticleer Holdings, pemilik jaringan restoran dunia termasuk restoran burger dan sayap ayam Hooters, Inc baru-baru ini membuat penawaran menarik kepada para pelanggannya.
Mulai Selasa, pihak Chanticleer Holdings akan mulai menawarkan program rewards dengan menggunakan teknologi Blockchain.
Dengan makan di cabang manapun dari perusahaan mereka, pelanggan dapat mengumpulkan rewards dan rewards tersebut dapat digunakan untuk membeli makanan lagi nantinya, atau bisa juga dijual/ditukar dengan orang lain. Rewards ini akan dijalankan dengan mengggunakan MobivityMind, sebuah platform perdagangan Blockchain. Rewards ini akan berbentuk kripto yang disebut dengan Merit.
Gunakan Merit yang Anda tambang dengan makan di Little Big Burger untuk mendapatkan buffalo chicken sandwich di American Burger Co. atau menukarkannya dengan teman vegan Anda sehingga dia bisa mendapatkan burger vegetarian di BGR. Dan itu baru permulaan saja dari program ini,” ungkap Michael D. Pruitt, CEO perusahaan dalam sebuah media rilis.
Berkat pemberitaan penggunaan teknologi Blockchain ini saham Chanticleer Holdings naik hampir 50% hampir $ 4 per saham.
Chanticleer Holdings adalah perusahaan yang terbaru yang berusaha memanfaatkan booming-nya mata uang virtual dan mengintegrasikannya dengan Blockchain untuk mendukung kemajuan bisnis mereka.
Gelombang kenaikan saham Chanticleer berkat Blockchain bukanlah fenomena baru. Dengan naiknya harga Bitcoin di tahun 2017, investor menjadi sangat haus akan hal-hal yang terkait dengan Blockchain. Dan beberapa perusahaan tampaknya telah memperhatikannya. Sebuah perusahaan bioteknologi yang mengubah namanya menjadi Riot Blockchain pada bulan Oktober sebagai bentuk peralihan.
Pada bulan Desember, Long Island Iced Tea mengganti namanya menjadi Long Blockchain-mengirimkan harga sahamnya hingga enam kali lipat. Perusahaan lain yang berbasis di Hong Kong yang dikenal dengan nama UBI BlockChain melonjak pada 2017, meskipun perusahaan tersebut tampaknya tidak memiliki pendapatan dan sejarah yang patut dipertanyakan.
Source: money.cnn.com
Written by: Dita Safitri