JAKARTA, duniafintech.com โ Usai terdampak dan menjadi korban bencana alam erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur, ribuan debitur minta kebijakan restrukturisasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Demikian diungkapkan oleh anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah, dalam Rapat Kerja dengan OJK, Senin (13/12), seperti diberitakan Bisnis.com. Menurut Charles, sebanyak 6.380 debitur terdampak awan guguran panas erupsi tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
โDebitur terdampak itu kebanyakan adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang jasa angkutan, makanan dan minuman, dan usaha lainnya,โ sebutnya.
Para pelaku UMKM yang melapor ke DPR ini, imbuhnya, meminta agar kredit mereka bisa direstrukturisasi lantaran kegiatan usaha belum bisa berlangsung normal.
Harapannya, para debitur korban erupsi Gunung Semeru ini dapat memperoleh perhatian, setidaknya untuk mendapatkan keringanan pembayaran utang dan pinjaman.
Di luar itu, rapat ini diketahui juga menyetujui rencana kerja dan anggaran pengeluaran operasional Otoritas Jasa Keuangan tahun 2022 sebesar Rp6,325 triliun. Dikatakan Ketua Komisi XI DPR RI, Dito Ganinduto, anggaran ini bakal digunakan untuk kegiatan operasional senilai Rp521,8 miliar, kegiatan administratif Rp5,26 triliun, pengadaaan aset Rp543,53 miliar, dan kegiatan pendukung lainnya Rp80,94 juta.
Adapun Indikator Kinerja Utama (IKU) OJK pada 2022, lanjutnya, diharapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penyesuaian anggaran pengeluaran OJK 2022 disampaikan pada kuartal I/2022 untuk ditetapkan Komisi XI DPR.
Di sisi lain, OJK pun diharapkan mampu mendorong percepatan transformasi ekonomi digital, meningkatkan efektivitas program inklusi keuangan, dan perlindungan konsumen. Kemudian, juga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional lewat penguatan sektor jasa keuangan syariah.
Dampak Bencana Erupsi Semeru
Dikatakan Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rokhis Khomarudin, terjadi kerusakan lahan seluas 2.417,2 hektare akibat bencana Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Hal itu terlihat dari citra satelit.
Akibatnya, terjadi bukaan baru aliran lava dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang yang tercatat sepanjang 710 meter dengan lebar 110 meter, menurut citra satelit USGS (United States Geological Survey).
โTerjadi perubahan di puncak Gunung Semeru, new lava flow atau aliran lava baru,โ katanya dalam konferensi pers, Jumat (10/12) lalu.
Untuk rincian luas kerusakan lahan sendiri meliputi hutan 909,8 hektare, lahan terbuka 764,5 hektare, hutan sekunder 243,1 hektare, lahan pertanian 161,5 hektare, ladang/tegalan 161,2 hektare, perkebunan 77,9 hektare, pemukiman 67,8 hektare, semak/belukar 20,9 hektare, dan tubuh air 10,4 hektare.
Menurut data sejumlah citra satelit yang digunakan sebagai pembanding dengan situasi sekarang, ia pun menyatakan bahwa daerah yang terdampak awan panas dan guguran Gunung Semeru tampak sangat jelas. Setidaknya, ada 43 bangunan yang langsung terkena dampak awan panas dan guguran Gunung Semeru.
Dengan adanya perubahan morfologi dari kawah Gunung Semeru, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada masyarakat di sekitar wilayah Gunung Semeru untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi adanya potensi dampak bencana susulan.
Di samping itu, seluruh tim yang bertugas di lapangan untuk proses pencarian, evakuasi, pembersihan, dan kegiatan lainnya dalam upaya tanggap darurat juga diimbau agar selalu waspada dan terus memantau informasi dari pos pengamatan Gunung Semeru atau Badan Geologi.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra