DuniaFintech.com – Tren melakukan donasi menggunakan kripto semakin meningkat. Tren ini juga dinilai mampu meningkatkan secara signifikan industri di dalamnya. Sebagaimana diketahui, pada dekade terakhir, terdapat berbagai opsi untuk melakukan donasi dan menjadikan cara baru dalam menyumbang.
Data menyebutkan, donasi mengunakan teknologi daring telah meningkat dari tahun 2013 hingga 2018 dengan persentase sebanyak 2,1%. Sampai saat ini, ratusan juta Dolar Amerika Serikat telah diubah ke kripto dan disebarkan ke berbagai pegiat donasi, seperti DonorsChoose, The Ellen Degeneres Wildlife Fund dan banyak lainnya.
Dengan meningkatnya tren donasi menggunakan kripto, beredar sebuah konsensus umum tentang menjadikan tren ini sebagai cara untuk mempermudah kegiatan beramal di masa depan. Hal tersebut memang sejalan dengan tujuan diciptakannya Bitcoin (BTC) dan mata uang digital lainnya yang ingin menyasar sistem pembayaran yang tidak terhubung dengan perbankan.
Baca juga:
- Cara Memilih Marketplace Aset Kripto di Indonesia
- Peringati Juneteenth, Pelaku Blockchain AS Unjuk Sikap Anti Rasisme
- Tiga Alat Rumah Tangga yang Paling Dicari Saat Pembatasan Aktivitas
Tren Donasi Dengan Kripto
Alasan mengapa mata uang digital mulai dilirik sebagai alternatif berdonasi merujuk kepada pajak yang dikenakan biaya pada laba (capital gain tax). Selain menggunakan kripto, teknologi blockchain juga menjadi faktor meningkatnya inisiatif dalam donasi.
Seperti diketahui, kemampuan teknologi blockchain ditujukan untuk mengurangi beban biaya yang berada di luar produksi (overhead cost), sehingga biaya perantara dapat dihilangkan atau dikurangi.
Dengan melibatkan mata uang digital dan blockchain dalam menggalang donasi, proses pemberian sumbangan akan mengalami peningkatan dari segi manfaat. Kemampuan melacak penggunaan dan ketepatan sasaran dari donasi tersebut, membuat transparansi semakin meningkat dan mencegah dari penyalah gunaan atas dana dari donasi itu sendiri.
DuniaFintech/Fauzan