27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Turki Dirikan Universitas Pusat Blockchain Pertama

duniafintech.com – Turki telah mendirikan pusat blockchain tingkat universitas pertama di negara tersebut, yang bertujuan untuk menutup kesenjangan keahlian blockchain dan memastikan penyebaran luas teknologi, dilaporkan pada tanggal 3 Agustus.

Baca juga : Smartphone Misterius Korea Utara Terkuak!

The Istanbul Blockchain and Innovation Center (BlockchainIST Center) diresmikan di BahçeÅŸehir University (BAU). Menurut direktur di pusat Bora Erdamar, BlockchainIST diatur menjadi “pusat penelitian dan pengembangan dan inovasi terpenting di Turki di mana studi ilmiah dan publikasi dibuat dalam teknologi blockchain.”

Erdamar mengatakan bahwa Negara Turki mungkin memiliki kesempatan untuk menjadi negara terkemuka dalam teknologi yang akan datang di masa depan yaitu dengan cara memanfaatkan mata uang digital “mengubah humanity.”

Erdamar menggarisbawahi pentingnya kerjasama dengan lembaga pendidikan lain, bisnis, dan lembaga pemerintah untuk melakukan penelitian blockchain yang tepat dan memeriksa kemungkinan kasus penggunaan.

Sementara itu, universitas lain di seluruh dunia telah menerima manfaat dari teknologi buku besar terdistribusi, menawarkan blockchain, kontrak cerdas, dan mata kuliah terkait cryptocurrency.

Baca juga : Personio Tawarkan Cara Kelola Data Karyawan

Tahun ini, Stanford University mendirikan Pusat Penelitian Blockchain, yang didukung sebagian besar oleh Yayasan Ethereum, dan universitas besar di Brasil, Fundação Getúlio Vargas mulai menawarkan gelar Master pertama di negara itu dalam bidang keuangan kripto. Ripple juga menyumbangkan $ 50 juta untuk 17 universitas secara global untuk mendukung pendidikan di blockchain dan crypto.

Sementara direktur BlockchainIST menekankan bahwa Turki menjadi digitalisasi dan berupaya keras untuk mengimbangi seluruh dunia dalam transformasi digital, pemerintah Turki telah menunjukkan sikap ambigu terhadap industri crypto.

Baca juga : Turnkey Lender Umumkan Kolaborasi Dengan HPE

Pada Bulan November lalu, pemerintah negara itu mengambil sikap keras terhadap Bitcoin (BTC), ketika anggota parlemen dari Direktorat Urusan Agama negara mengatakan bahwa BTC “tidak kompatibel” dikarenakan tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Namun, pada bulan Februari tahun ini, wakil ketua Partai Gerakan Nasionalis Turki tidak hanya mengusulkan peraturan untuk pasar, tetapi juga menyebutkan kemungkinan mata uang digital nasional, yang disebut TurkCoin.

Written by : Dinda Luvita
Picture : Pixabay.com

2 KOMENTAR

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU