JAKARTA, duniafintech.com – PT Unilever Indonesia Tbk mengumumkan perlambatan penjualan secara domestik pada tahun 2021 sebesar 8,0% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 (year on year/yoy).
Kendatipun mengalami perlambatan penjualan, namun perseroan masih dapat membukukan keuntungan sebesar Rp 5,7 triliun sepanjang tahun lalu.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengungkapkan, perlambatan penjualan terjadi lantaran merebaknya pandemi COVID-19 yang memukul daya beli masyarakat.
Akan tetapi, perseroan tetap berhasil mencatat penjualan bersih sebesar Rp 39,5 triliun. Kategori foods & refreshment menjadi penopang utama pertumbuhan dengan membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 1,4% di tahun 2021.
“Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 5,7 triliun meski menghadapi berbagai tantangan berat di sepanjang tahun 2021,” katanya dalam keterangannya, Jumat (11/2).
Dia menjelaskan, gelombang kedua pandemi Covid-19 pasca libur tahun baru dan Idul Fitri yang dipicu varian delta mengakibatkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia pada beberapa bulan di tahun 2021, yang mana membuat daya beli menurun.
“Hal tersebut telah mempengaruhi daya beli konsumen terutama pada segmen pasar dimana Unilever Indonesia beroperasi,” ujarnya.
Baca Juga:
- Gagal Penuhi Target Penjualan, Unilever Pangkas 1.500 Pekerja
- Unilever PHK Ribuan Karyawan dalam Waktu Dekat, Hanya Level Manajer?
Menurutnya, kinerja bisnis semakin terpukul oleh melonjaknya harga bahan baku secara internasional. Pada tahun 2020 harga bahan baku yang terus melambung di antaranya minyak mentah (crude oil) dan minyak sawit (palm oil). Kedua komoditas tersebut merupakan bahan baku utama dari produk-produk Unilever.
“Lonjakan harga bahan baku, penurunan daya beli konsumen akan produk kami, dan waktu transisi untuk kembali ke daya beli sebelum pandemi hanyalah sebagian dari berbagai tantangan yang muncul di tahun 2021. Oleh karena itu, kami melihat bahwa capaian Perseroan di tengah berbagai tantangan hebat ini sebagai sesuatu yang membawa optimisme di tahun-tahun mendatang,” ucapnya.
Di sisi lain, Ira menjelaskan, kategori foods and refreshment menjadi salah satu penyelamat bisnis karena adanya perubahan perilaku konsumen selama pandemi merebak.
Adapun, perubahan tersebut di antaranya seperti terjadinya peningkatan kesadaran konsumen akan kesehatan secara menyeluruh yang dijawab dengan produk-produk seperti Buavita 100%, Daily Vitamins Requirements, dan Paddle Pop Choco Magma dengan Vitamin D.
Ada pula keinginan konsumen untuk menghabiskan lebih banyak waktu di rumah bersama keluarga yang dijawab dengan produk-produk seperti Royco Saus Tiram dan Wall’s Extra Creamy 3in1 Unicorn.
“Pada Kuartal IV-2021, perseroan meluncurkan beberapa inovasi lain yang sejalan dengan strategi prioritas perseroan dalam hal perluasan portfolio ke segmen premium dan value serta memperkuat core bisnis,” tuturnya.
Memasuki tahun 2022, lanjut Ira, perseroan optimistis bahwa dengan strategi prioritas yang perusahaan terapkan saat ini sudah berada di jalur yang tepat untuk kembali menuju pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan. Ke depan capaian kinerja diharapkan akan tumbuh sesuai dengan target yang ditetapkan.
“Kami optimis bahwa di tahun 2022, seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, semakin besar juga peluang bagi Perseroan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis yang konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab,” ucapnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra
