JAKARTA, duniafintech.com – Pendiri Terraform Labs, Do Kwon dilaporkan menutup perusahaannya di Korea Selatan beberapa hari sebelum runtuhnya cryptocurrency atau aset kripto terra (LUNA) dan stablecoin Terra USD (UST).
Menurut kantor pendaftaran Mahkamah Agung Korea Selatan, Terraform Labs Korea memutuskan untuk membubarkan kantor pusatnya di Busan dan cabang Seoul pada rapat umum pemegang saham 30 April, menurut laporan Digital Today.
“Pada tanggal 4 Mei, kantor pusat Terraform Labs Korea dibubarkan dan pada tanggal 6 Mei, cabang Seoul dibubarkan,” isi laporan tersebut, dikutip dari Bitcoin.com, Sabtu (21/5/2022).
Pada 9 Mei, UST kehilangan patoknya terhadap dolar AS dan harganya terus jatuh. Pada saat penulisan, ini diperdagangkan sekitar USD 0,08 atau sekitar Rp 1.172.
LUNA besuran Do Kain ini juga turun tajam dari di atas USD 80 pada 30 April menjadi kisaran USD 0,00013351.
Terraform Labs adalah perusahaan yang didirikan di Singapura, namun terdaftar untuk menjalankan bisnis di Korea Selatan sebagai Terraform Labs Korea, dengan kantor pusat di Busan dan cabang di Distrik Seongdong di Seoul timur.
Baca juga: Mengenal Bos Terra LUNA, Kripto yang Harganya Anjlok 98 Persen
Do Kwon mendirikan Terraform Labs Korea pada 21 Juni 2019. Pada 26 September 2019, pendiri Ticket Monster (Tmon) Shin Hyun-sung bergabung dengan perusahaan sebagai co-founder kedua.
Baca juga: Mengulik Contoh Rencana Bisnis Cafe dan Panduan untuk Menyusunnya
Namun, ia mengundurkan diri pada 2 Maret 2020, meninggalkan Kwon untuk menjabat sebagai CEO Terraform Labs.
Analisis on-chain oleh perusahaan analitik data blockchain Elliptic menemukan di tengah kejatuhan UST dan LUNA, Luna Foundation Guard (LFG) mengirim cadangan Bitcoinnya ke bursa cryptocurrency Gemini dan Binance.
Baca juga: Berapa Penghasilan YouTuber? Simak di Sini Cara Menghitungnya
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada