JAKARTA, duniafintech.com – Token non-fungible (NFT) karya digital animasi simpanse The Bored Ape secara tidak sengaja dijual dengan harga murah. Token NFT itu terjual sedikit lebih dari 3.000 dolar AS, angka yang terjual ini adalah seperseratus dari harga pasarnya.
Hal ini lantaran pemilik The Bored Ape nomor 3.547 melakukan kesalahan ketik saat mencantumkan barang yang akan dijual secara online.ย
NFT ini langsung diambil oleh akun otomatis, dan dijual kembali dengan harga hampir 250 ribu dolar AS atau Rp 3,5 triliun, dilansir di BBC, Selasa (26/4/2022).ย
Diketahui, The Bored Ape Yacht Club memiliki 10 ribu karya seni digital, masing-masing dengan variasi kecil.
Penjualnya, maxnaut, mengatakan bahwa dia bermaksud mencantumkan nomor Bored Ape 3.547 untuk dijual di 75 ethereum (ETH), mata uang kripto yang digunakan untuk banyak perdagangan NFT.
Namun, dia mengalami kehilangan konsentrasi yang menyebabkan dia mengetik “0,75 ETH” (2.989 dolar AS).
“Saya langsung melihat kesalahan saat jari saya mengklik mouse tapi itu langsung dipotong sebelum saya bisa mengklik ‘Batal’, dan begitu saja, 250 ribu dolar AS hilang,” katanya.
Baca juga: Gandeng Dua Kreator Lokal, Mercedes-Benz Indonesia Bikin Proyek NFT
Pembeli yang dicurigai sebagai bot juga membayar biaya yang sangat tinggi, yang menentukan seberapa cepat jaringan Ethereum memproses transaksi, yakni sebesar 8 ETH (32 ribu dolar AS), untuk memastikan penjualan berjalan hampir seketika.
Dalam transaksi perbankan tradisional, kesalahan seperti itu biasanya mudah dibalik jika bank yang memfasilitasinya diberitahu tentang kesalahan itu dengan cepat. Tetapi di pasar perdagangan kripto yang tidak diatur, biasanya tidak ada cara untuk membalikkan penjualan seperti itu.
The Bored Apes, diluncurkan pada April 2021, dihasilkan secara terprogram yakni skrip komputer mencampur dan mencocokkan berbagai warna, desain, dan aksesori untuk menjadikannya unik.
Awalnya dijual seharga 0,08 ETH masing-masing (320 dolar AS dengan harga hari ini), mereka sekarang menjual karya digital ini setidaknya 50 ETH (200 ribu dolar AS).
Banyak pemilik, baik penggemar NFT atau selebritas, menggunakan kera mereka sebagai gambar profil Twitter. Di luar itu, ada manfaat untuk membawa bagian dari ‘klub simpanse ini’, termasuk undangan ke acara komunitas dan akses ke konten digital eksklusif.
Baca juga: Deretan Harta yang Disembunyikan Indra Kenz, Mulai dari Jam Tangan Hingga Mobil Mewah
Tetapi kritikus pasar NFT pada umumnya mempertanyakan apa yang sebenarnya diperoleh pembeli untuk uang mereka ketika mereka membeli seni non-fisik dan jika sertifikat kepemilikan yang disimpan di blockchain (teknologi yang sama yang menopang mata uang kripto).
Baca juga: Wow, Batu Ginjal Dijual Jadi NFT Seharga Rp 434 Juta
Teknologi ini juga menggunakan banyak energi karena cara transaksi diverifikasi oleh komputasi bertenaga tinggi. Ini menimbulkan kritik bahwa industri ini buruk bagi lingkungan.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada