DuniaFintech.com – Dua penyelenggara jasa keuangan berbasis teknologi (fintech) untuk sistem pembayaran asal Tiongkok, WeChat Pay dan Alipay akan membuka layanannya di Tanah Air. Hal ini membuat dugaan para penyelenggara dalam negeri akan melakukan akuisisi dan merger mencuat.
Managing Partner Kejora Ventures, Eri Reksoprodjo menilai hal ini tidak akan memengaruhi ekosistem fintech di dalam negeri. Ia menilai kedua fintech sistem pembayaran Tiongkok tersebut bukan sebagai pesaing.
“Pasar mereka itu terbatas pada warga Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia. Tidak akan terlalu memengaruhi pelaku sistem pembayaran yang lain,”
Eri juga mengatakan bahwa masuknya WeChat Pay dan Alipay justru akan membuat pemain Tanah Air bepotensi melakukan kolaborasi dalam skala menengah.
“Investor akan memiliki pilihan untuk berinvestasi kepada startup yang telah matang dan memiliki cara cepat untuk meraih sisi keuntungan,”
Sebelumnya, CEO BRI Ventures Nicko Widjaja pun mengatakan demikian. Menurutnya, demografi fintech di Indonesia cenderung mirip dengan yang ada di Tiongkok.
“Sangat masuk akal jika pemain fintech pembayaran Indonesia yang menguasai pangsa pasar lebih kecil memilih kerja sama dan kemitraan strategis,”
Baca juga:
- Beberapa Alasan Menguntungkan Buat Kamu Beli Emas Hari Ini
- GrabFood Jalin Kerjasama dengan iSeller untuk Maksimalkan Penjulan Online Saat Pandemi
- Paris Saint-German Tanda Tangani Kontrak dengan Perusahaan Blockchain Sorare
Kedatangan WeChat Pay dan Alipay Buat Fintech Lokal Merger
Nicko pun mengatakan bahwa di Tiongkok sendiri pemain fintech pembayaran hanya menyisakan dua penyelenggara, yakni WeChat Pay dan Alipay. Hal ini membuatnya mengatakan adanya kemungkinan untuk beberapa penyelenggara tertentu melakukan kerja sama.
Nicko juga menilai bahwa ekosistem fintech pembayaran akan semakin kokoh jika berbagai peluang dan kesempatan untuk melakukan kerja sama terwujud.
“Secara spesifik, kolaborasi pada industri fintech dapat meluaskan pasar di Indonesia,”
Nicko menilai ekosistem fintech pembayaran yang besar di Indonesia disebabkan oleh keberagaman layanan yang dibuka oleh para pemainnya.
DuniaFintech/Fauzan
