DuniaFintech.com – Harga emas pada Selasa 13 Oktober 2020 digadang-gadang kembali murah. Disebutkan pada situs Logam Mulia, harga emas PT Antam terkoreksi sebanyak Rp 2.000 dari Rp 1.017.000 per gram menjadi Rp 1.015.000 per gram.
Harga tersebut berlaku untuk ukuran emas Antam lainnya. Ada pun itu ialah, 0,5 gram saat ini dihargai lebih rendah menjadi Rp537.500. Sementara itu, emas untuk berat 2 gram dan 3 gram masing-masing harganya ikut turun ke Rp1.970.000 dan Rp2.930.000.
Sementara itu, harga emas Selasa 13 Oktober 2020 di penyelenggara pasar Pegadaian justru mengalami kenaikan. Untuk ukuran 2 gram harga naik senilai Rp 5.000 dari Rp 2.054.000 menjadi Rp 2.059.000. Selain itu, emas berukuran 1.000 gram saat ini dipatok sebesar Rp 990.881.000.
Harga emas UBS di Pegadaian juga ikut naik. Untuk emas ukuran 1 gram harganya naik Rp 1.000 dari Rp 1.023.000 per gram menjadi Rp 1.024.000 per gram. Kemudian, emas UBS ukuran 2 gram dan 3 gram masing-masing memiliki hara Rp 2.025.000 dan Rp 4.982.000.
Baca juga:
- Tentang SevimaPay, Payment Gateway untuk Biaya Pendidikan
- Facebook Siapkan Dana 12,5 Miliar Rupiah untuk UMKM Lokal Terdampak Covid-19
- Layanan Asuransi Digital di Tokopedia Semakin Meningkat
- Pinjaman Online Syariah Halal dan Bebas Riba, Begini Syarat Mengajukannya
Harga Emas Selasa 13 Oktober 2020
Sebagai salah satu jenis investasi yang populer di dunia, beberapa orang kerap menjadikan emas sebagai instrumen investasi jangka pendek, seperti indeks harga saham. Meski demikian, beberapa orang juga menjadikan logam mulia sebagai jaminan simpanan serta safe haven.
Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi laju pertumbuhan dan penurunan nilai emas. Faktor yang paling berpengaruh ialah perubahan nilai mata uang Dollar Amerika Serikat. Disebutkan, semakin tinggi nilai tukar mata uang negeri Paman Sam tersebut terhadap Rupiah, maka harga logam mulia tersebut semakin meroket.
Faktor selanjutnya ialah produksi emas dunia. Sejak tahun 2000, jumlah produksi emas semakin menurun lantaran sumber daya yang semakin berkurang serta kesulitan dalam penambangan. Hal ini tentunya membuat logam mulia menjadi instrumen investasi yang diperebutkan.
DuniaFintech/Fauzan
