JAKARTA, duniafintech.com – Dosen program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB (FMIPA ITB), Dr Muchtadi Intan Detiena mengenalkan tentang cryptocurrency atau aset kripto bitcoin serta arah masa depannya.
Pemaparan itu disampaikan pada acara Mathematical Challenge Festival ITB 2022 (MCF ITB) pada Sabtu (19/3/2022), lalu. Intan memulai pemaparan materinya dengan menjelaskan tentang Cryptocurrency dan Bitcoin secara umum.
“Cryptocurrency adalah uang elektronik atau mata uang virtual. Sementara itu, Bitcoin merupakan salah satu representasi tersukses dari Cryptocurrency. Bitcoin pertama kali dikembangkan pada tahun 2008 oleh Satoshi Nakamoto sebagai sistem pembayaran online berbasis perangkat lunak dan diperkenalkan sebagai perangkat lunak open-source pada tahun 2009,” kata Intan, dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (2/4/2022)
Menurut dia, dasar dari aset Bitcoin berbeda dengan mata uang konvensional lainnya. Berbagai mata uang konvensional didasarkan pada kuantitas emas, perak, dan berbagai jenis logam lainnya. Sementara, sistem Bitcoin dijalankan oleh protokol Bitcoin yang didasarkan pada matematika.
Bitcoin memiliki beberapa fitur yang membedakannya dari mata uang biasa. Fitur pertama adalah terdesentralisasi yang memiliki arti bahwa protokol Bitcoin tidak memerlukan pihak ketiga dan secara teori tidak dikendalikan oleh otoritas pusat. Fitur unik lainnya dari Bitcoin adalah transparan dan anonim.
“Bitcoin disimpan dalam dompet yang dapat diakses oleh pemilik. Dompet tersebut menggunakan kriptografi kunci publik yang terdiri dari dua jenis kunci yaitu kunci publik dan privat. Kunci publik dapat dianggap sebagai nomor rekening dan kunci privat dapat dianggap sebagai kepemilikan,” papar Dr. Intan.
Selain itu, Bitcoin juga tidak membebankan biaya untuk transfer baik dalam lingkup nasional maupun internasional.
“Bitcoin melindungi terjadinya pengeluaran ganda dengan memverifikasi setiap transaksi yang ditambahkan ke rantai blok untuk memastikan bahwa input untuk transaksi sebelumnya tidak pernah terjadi,” tuturnya.
Bagaimana Bitcoin Dibuat?
Proses pembuatan Bitcoin sering disebut sebagai “Mining Process” dan pembuat Bitcoin dapat disebut sebagai ‘Miner”.
“Miner menggunakan perangkat lunak khusus untuk memecahkan masalah matematika berupa algoritma Bitcoin. Setelah itu, mereka baru dapat menerima sejumlah koin. Bitcoin dibuat setiap kali pengguna membangun blok baru,” tutur Dr. Intan.
Perangkat lunak menciptakan unit baru hingga mencapai 21 juta unit. Laju pembuatan blok juga diperkirakan konsisten dari waktu ke waktu dengan pengurangan 50% setiap empat tahun.
Bitcoin dapat diperoleh melalui berbagai cara. Mulai dari mining Bitcoin, menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran, perdagangan Bitcoin, dan mendapatkan Bitcoin sebagai penghasilan tetap serta pembayaran bunga.
Namun, penggunaan Bitcoin telah menimbulkan berbagai pertentangan dan masalah teknis maupun teoritis. Mulai dari berbagai aktivitas ilegal yang dilakukan menggunakan Bitcoin, masalah mining, perdebatan mengenai mata uang independen dan terdesentralisasi, skeptisme terhadap penerapan teknologi baru yang tidak diatur dalam bidang keuangan, hingga ketidakselarasan dengan peraturan dan isu perpajakan.
Maka dari itu, tentunya penggunaan dari Bitcoin ini memberikan sejumlah keuntungan dan juga kerugian. Bitcoin merupakan sarana keuangan yang mudah diatur dan cepat.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada