duniafintech.com – Industri remittance diamati sebagai salah satu gangguan paling rawan, mengingat dari tingginya biaya yang ada saat ini dalam pengiriman uang secara tradisional. Uang dikirim oleh para pendatang atau migran yang menyumbang arus masuk keuangan terbesar di negara-negara berkembang. Dalam dunia di mana internet telah membuka komunikasi dan transaksi manusia, hal tersebut merupakan penawaran solusi tanpa batas di seluruh dunia dan menjadi aspek penting hubungan manusia dan ekonomi.
Hubungan ini memerlukan kebutuhan akan kendaraan komunikasi moneter, di mana individu dan perusahaan dapat mengirim pembayaran dari satu negara ke negara lain, walaupun dengan biaya tertentu. Dari beberapa penyedia pengiriman uang tradisional yang ada saat ini, salah satu yang paling populer di industri ini adalah Western Union.
Baca juga :ย https://duniafintech.com/ibm-melakukan-peluncuran-pelayanan-dengan-teknologi-blockchain/
Ini Kekurangan Pengiriman Uang Tradisional
Meskipun popularitasnya dalam hal jangkauan global, pengguna mengkritik tingginya biaya pengiriman uang melalui perusahaan yang menawarkan layanan tersebut, termasuk Neteller, Halifax, HSBC, dan Moneygram.
Dengan biaya transaksi yang bervariasi, cakupan global juga tetap menjadi tantangan bagi beberapa industri pengiriman uang saat ini. Oleh karena itu, jargon-jargon jangkauan global dan nol biaya transaksi membuat pengiriman berbasis Blockchain menjadi gangguan besar bagi industri remmitance.
Jason Cassidy, Presiden Konsultan Crypto, mengatakan :
“Biaya yang dikenakan pada remitansi tradisional, seperti Western Union di banyak koridor pembayaran, memberi ruang bagi pendatang baru untuk menawarkan tingkat harga yang lebih baik di seluruh industri.”
Di bawah ini disebutkan beberapa contoh dalam ekosistem Blockchain dalam sektor industri remittance.
- BitPesa: Perusahaan ini menawarkan pembayaran mobile berbasis Bitcoin ke berbagai negara Afrika. Sampai saat ini, layanan ini aktif di Nigeria, Tanzania dan Uganda, dengan klaim ekspansi di masa depan. BitPesa juga mempertahankan untuk mencakup lebih dari 85 negara di seluruh dunia dan telah memproses lebih dari 17.000 transaksi Bitcoin sejauh ini.
- Bitspark: Perusahan ini menawarkan layanan cash out di lebih dari 100.000 lokasi di seluruh dunia dan besar di kawasan Asia, dengan fokus yang kuat pada Indonesia, Pakistan, Vietnam dan Filipina.
- Everex: Perusahaan ini berfokus pada penawaran berbasis blok kredit mikro, pengiriman uang dan pembayaran pedagang kepada individu dan UKM yang kurang terlayani di Asia dan global. Perusahaan ini merupakan salah satu dari 15 yang baru-baru ini dinominasikan untuk Penghargaan Remittance Innovation Awards (RemTECH) 2017.
CEO perusahaan Everex, Alexi Lane, mengatakan bahwa Everex tidak ingin dianggap hanya sebagai perusahaan pengiriman uang dimana transaksi tidak diketahui oleh sistem keuangan.
Kami menggunakan teknologi kami untuk menempatkan mata uang nasional di Blockchain, di mana catatan keuangan membuat sejarah kredit publik yang kurang terlayani. Seperti transaksi kartu kredit, catatan Blockchain menunjukkan berapa banyak yang dikeluarkan, jadi kami dapat menerapkan pembelajaran AI dan mesin untuk menganalisis data. Dan dengan tingkat pinjaman untuk menawarkan pengguna.”
Source: Cointelegraph.com
Written by : Romy Syawal