30.1 C
Jakarta
Jumat, 22 November, 2024

Amerika Latin dan Karibia Melawan Kemiskinan dengan Teknologi Blockchain

DuniaFintech.com â€“ Meskipun Amerika Latin dan Karibia (Latin America and Caribbean/LAC) memimpin negara-negara berkembang dalam bisnis rintisan dan bisnis yang dimiliki oleh wanita, negara-negara dalam asosiasi ini masih berjuang untuk mengakhiri kemiskinan. 

Masyarakat yang tinggal di daerah miskin menjadi korban penipuan dan korupsi. Upaya legislatif untuk mengamankan sertifikat tanah bagi petani yang dirampas tanahnya secara ilegal menemukan keberhasilan, tetapi upaya masih terus dilakukan. Solusi teknologi global telah membantu Amerika Latin dan Karibia melawan kemiskinan dengan Teknologi Blockchain.

Teknologi Blockchain dikembangkan lebih dari 10 tahun yang lalu dan merupakan buku besar yang transparan, trustless, dan dapat diakses oleh publik yang memungkinkan orang untuk secara aman mentransfer kepemilikan unit nilai menggunakan enkripsi kunci publik dan metode bukti kerja.

Korupsi dan Penipuan Membuat Penduduk Miskin Semakin Kesulitan

Dampak dari eksploitasi semacam ini menyebabkan banyak orang yang sedang melawan kemiskinan semakin terganggu. Perlakuan yang tidak adil ini membuat mereka tidak bisa mendapatkan akses ke layanan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup sehari-hari seperti fasilitas pengobatan, pendidikan dan layanan kesehatan.

Korupsi juga berdampak negatif pada ekonomi karena membatasi kemampuan negara untuk tumbuh dan mandiri. Survei Transparansi Internasional menemukan bahwa lebih dari 55% populasi LAC tidak puas dengan penanganan korupsi yang dilakukan pemerintah dan lebih dari 55 juta orang yang menggunakan layanan publik dalam periode 12 bulan merasa diperas oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Adanya teknologi Blockchain ini diharapkan bisa menangani masalah ketidakjujuran ini. Kemampuan teknologi Blokchain dalam mendeteksi korupsi membuat transaksi keuangan yang dimasukkan ke dalam sistem tidak bisa dimanipulasi. Efeknya, akuntabilitas semua transaksi finansial dapat diawasi dan risiko kecurangan akan mampu dikurangi secara drastis, ini juga yang diyakini oleh Amerika Latin dan Karibia.

Baca juga:

Dampak Teknologi Blockchain terhadap Keuangan

Penduduk miskin seringkali berhadapan dengan praktik diskriminatif. Selain itu, mereka yang tidak memiliki riwayat kredit atau tidak memiliki identifikasi yang sesuai, sehingga mengurangi peluang mereka untuk mendapatkan inklusi keuangan. Akses ke fasilitas bank dan produk yang ditawarkan hampir tidak mungkin, yang pada gilirannya membatasi pendapatan dan kemungkinan pertumbuhan mereka.

Adanya teknologi Blockchain dengan aset kripto sebagai token bisa digunakan sebagai media pertukaran dari perusahaan Blockchain yang mengeluarkannya. Keberadaannya diyakini dapat mengatasi berbagai masalah yang merugikan, terutama sejak penetrasi besar-besaran ponsel dan internet di pasar Amerika Latin dan Karibia.

Perusahaan rintisan Inggris Raya, Humaniq Ethereum, memiliki misi utama untuk mengembangkan populasi miskin dan tidak memiliki rekening bank di negara itu, membuat sistem profil pengguna aplikasi berbasis Blockchain yang menggunakan pengenalan wajah dan suara dengan proses identifikasi. Cara ini membutuhkan waktu kurang dari 30 detik dan dapat diselesaikan dengan smartphone yang dimiliki oleh 70% komunitas LAC. Langkah ini diharapkan bisa membuat kesenjangan sosial dan tingkat kemiskinan masyarakat dapat dikurangi.

(DuniaFintech/ Dita Safitri)

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU