33 C
Jakarta
Jumat, 19 April, 2024

Apa Itu Crypto Winter? Begini Kondisi Crypto Winter Tahun 2022

JAKARTA, duniafintech.com – Apa itu crypto winter? Beberapa waktu belakangan, istilah “musim dingin kripto” memang kian kencang terdengar.

Barangkali, hal itu masih terasa asing di telinga sebagian besar orang. Namun, di para peminat dan komunitas kripto, istilah tersebut sering kali muncul.

Menukil laman CNBC, istilah ini pada dasarnya adalah ungkapan yang mengacu pada saat pasar tengah lesu, khususnya di pasar uang digital.

Nah, untuk mengetahui lebih dalam tentang istilah yang satu ini dan kondisinya pada tahun 2022 lalu, simak ulasan berikut ini, seperti dirangkum dari berbagai sumber.

Baca juga: Tips Sukses Investasi Crypto agar Cuan Maksimal, Intip Yuk!

Mengenal Apa Itu Crypto Winter

Crypto winter adalah fase yang terjadi saat harga kripto menurun dalam jangka panjang yang disebabkan oleh berbagai hal.

Musim dingin kripto ini bisa juga terjadi bersamaan dengan bearish market di pasar saham—meski tidak selalu begitu.

Pasar kripto dinilai tengah mengalami musim dingin saat harganya menurun hingga 20% atau lebih dari harga tertingginya saat ini.

Pada tahun 2022, diketahui indeks harganya sudah menurun sekitar 70% dari harga tertingginya.

Dengan demikian, sudah bisa disebut bahwa investasi kripto tengah mengalami musim dingin atau winter.

Musim dingin kripto merupakan sesuatu yang sangat sulit diprediksi kapan akan berakhir sehingga kerap kali memicu kepanikan pada investor.

Apalagi, tidak hanya koin kripto yang kurang begitu dikenal yang mengalaminya, tetapi juga termasuk NFT dan koin crypto dengan nama besar seperti Bitcoin dan Ethereum.

Kondisi Apa Itu Crypto Winter Tahun 2022

Sebelum terjadi pada tahun 2022, musim dingin kripto ini sebenarnya pernah terjadi pada tahun 2018 lalu.

Pada masa itu, harganya mengalami penurunan drastis setelah adanya kenaikan tajam pada tahun 2017.

Meski demikian, kondisi musim dingin kripto yang terjadi pada tahun 2022 dianggap lebih parah.

Bitcoin bahkan mengalami kejatuhan terparahnya sejak 2011, dengan monthly loss experienced sebesar 40% pada Juni 2022.

Berbagai hal yang menjadi penyebab terjadinya musim dingin kripto pada tahun 2022, di antaranya runtuhnya Terra USD dan LUNA.

Adapun Terra USD merupakan stablecoin yang dipasok dengan rasio harga 1:1 dengan USD.

Di lain sisi, LUNA adalah koin pendampingnya, yakni mata uang digital yang lebih tradisional dan diharapkan memiliki kenaikan harga lebih tinggi.

Namun, pada Mei 2022, harga LUNA berada pada angka sekitar $0,0001 setelah sebelumnya berada di angka  $116 pada bulan April 2022.

Lebih jauh, hancurnya TerraUSD beserta LUNA dalam waktu singkat ini, menyebabkan terjadinya guncangan besar bagi para investor yang mengandalkan proyek ini untuk memperoleh cuan.

Baca juga: Tahun Crypto Winter: Exchanges Perlu Jaga Kepercayaan Member

Selain itu, musim dingin kripto juga terjadi sebagai dampak dari tindakan banyak investor global yang menjual hampir semua kelas asetnya.

Hal itu kemudian diperparah dengan kondisi bearish market yang sedang terjadi di pasar saham sejak awal tahun 2022 dan secara official diumumkan pada 13 Juni 2022.

Kondisi tersebut semakin memperparah musim dingin kripto dan memberikan tantangan untuk penanganannya agar harga crypto kembali stabil.

Apa Itu Crypto Winter

Saham Coinbase dan Silvergate Anjlok

Melangsir Tempo.co, musim dingin kripto ini secara serentak menyerang saham Coinbase (COIN) dan Silvergate Capital Corporation (SI).

Pada awal tahun 2023 ini, Market Insider melaporkan bahwa harga saham Coinbase dan Silvergate jatuh masing-masing sekitar 13 persen dan 48 persen.

Adapun Silverbase yang berbasis di San Diego sudah mengalami jumlah penarikan deposit hingga US$ 8,1 miliar per kuartal keempat tahun 2022.

Situasi tersebut kemudian memaksa mereka menjual miliaran dolar surat utang dengan kerugian lebih dari US$ 700 juta. Bukan itu saja, mereka pun memangkas sebanyak 40 persen karyawannya—berjumlah 200 orang.

Insiden itu kemungkinan merupakan dampak dari insiden FTX. CEO Silvergate, Alan Lane hadir di Oppenheimer Blockchain & Digital Assets Summit berusaha untuk meyakinkan investor mereka terkait rasio modal dan likuiditas yang mampu mendukung volatilitas.

Akan tetapi, pesan yang disampaikan tidak berpengaruh besar terhadap hancurnya saham perusahaan. Saham Silvergate pun tetap ambles hampir 10 persen pada November 2022.

Senada, musim dingin kripto yang menyerbu Coinbase juga membuat saham perusahaan ini anjlok lebih dari 91 persen semenjak IPO pada April 2021 lalu. 

Untung saja, kendati tren menukik tajam masih berjalan, masih ada harapan bullish divergence atau garis hijau pada indikator RSI mingguannya pada Mei 2022.

Baca juga: Istilah dalam Crypto: Pengertian Altcoin hingga NFT

Sekian ulasan tentang apa itu crypto winter yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE