JAKARTA, duniafintech.com โ Belakangan ini di industri perbankan marak dengan aksi bank tutup kantor cabang. Hal itu seiring dengan meningkatnya akselerasi digital pada teknologi keuangan yang berimbas terhadap industri perbankan.
Kali ini, hal itu terjadi pada PT Bank CIMB Niaga Tbk atau Bank CIMB Niaga. Korporasi perbankan yang satu ini rencananya akan menutup serta merelokasi beberapa kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan, sebagaimana dilangsir dari Kompas.com, Kamis (13/1/2022), perusahaannya baka menutup sebanyak 8 kantor cabang di sejumlah wilayah pada tahun ini.
โTahun ini rencana akan ada penutupan cabang, tetapi sedikit, sekitar 8, dan relokasi tetap kami lakukan,โ ucapnya.
Sebagaimana jamak diketahui, belakangan ini memang sedang terjadi tren penutupan kantor cabang perbankan. Hal itu sejalan dengan terus tumbuhnya transaksi perbankan secara digital dan menyusutnya transaksi perbankan via kantor cabang.
Meski begitu, kata Lani, sebelum melakukan penutupan kantor cabang atau relokasi, pihaknya akan terlebih dahulu melihat dan mempelajari tren di kantor cabang terkait.
โMemang betul bahwa transaksi di cabang tidak tumbuh, cenderung turun,โ sebutnya.
Hingga September 2021, porsi transaksi perbankan CIMB Niaga yang dilakukan lewat kanal digital perbankan diketahui sudah mencapai 96 persen dari total transaksi. Sejauh ini, bank dengan kode emiten BNGA tersebut punya 330 kantor cabang.
โKami selalu melihat tren sebelum mengambil keputusan tutup atau relokasi,โ tutupnya.
Untuk diketahui, pihak CIMB Niaga pada pertengahan tahun lalu menyatakan bahwa mereka sudah menutup sekitar 150 kantor cabang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Diprediksi semakin banyak yang tutup
Akselerasi pertumbuhan sektor finansial teknologi secara langsung berdampak terhadap industri perbankan. Saat ini, sejumlah bank pun diketahui mengalami penurunan transaksi di kantor-kantor cabangnya. Pasalnya, semua aktivitas sekarang ini lebih banyak dilakukan via aplikasi dan tanpa tatap muka. Hal itu pun membuat sejumlah kantor cabang bank menyusut signifikan.
Mengacu pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam tiga tahun terakhir, sejak 2017 sampai dengan Agustus 2021, setidaknya ada 2.593 kantor cabang yang sudah ditutup, yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air.
โOrang saat ini lebih banyak menggunakan online banking dan mobile apps. Jadi, ya memang wajar ketika ada ribuan kantor cabang perbankan tutup. Fenomena ini akan terus berlanjut (di 2022),โ kata pengamat ekonomi digital dari Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda kepada Duniafintech.com, belum lama ini.
Senada, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication Bank BCA, Hera F. Haryn, menyebut bahwa berdasarkan data kuartal III-2021, transaksi di kantor cabang Bank BCA hanya sebesar 0,5%, turun dibandingkan kuartal I-2021. Namun, Hera sendiri tidak secara lugas menyatakan bahwa BCA menutup sejumlah kantor cabangnya.
Adapun nilai transaksi nasabah BCA di kantor cabangnya pada periode Januari hingga September 2021 tercatat sebesar Rp9.413 triliun.
โKami melihat aktivitas perbankan melalui kantor cabang mulai mengalami penurunan. Tercatat porsi transaksi di kantor cabang tercatat sebesar 0,5% per kuartal III-2021, turun dibandingkan kuartal I-2021,โ urainya.
Di sisi lain, ia pun bahwa pandemi sudah mempercepat digitalisasi dalam banyak hal, termasuk dalam penyediaan layanan perbankan. Karena itu, imbuhnya, perseroan terus melakukan transformasi digital sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan transaksi nasabah sesuai dengan tren digital.
Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama
Editor: Anju Mahendra