27.1 C
Jakarta
Selasa, 24 Desember, 2024

Berita Fintech Indonesia: Tahun 2022, Fintech Lending Berhasil Salurkan Pembiayaan Rp232,15 Triliun

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia kali ini mengulas terkait penyaluran pembiayaan fintech P2P lending pada tahun 2022.

Tercatat, industri jasa keuangan non bank ini berhasil menyalurkan pembiayaan senilai Rp 232,15 triliun sepanjang tahun lalu.

Nilai itu diketahui tumbuh 48,9 persen jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2021 yang sebesar Rp 155,9 triliun.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: LinkAja Jadi Bisnis Lending, Ini Kata Wamen BUMN

Melalui nilai itu, fintech lending membukukan akumulasi penyaluran sejak Januari hingga Desember 2022 menembus Rp 528,00 triliun.

Adapun secara agregat, akumulasi penyaluran pembiayaan tersebut dicatatkan untuk 722,49 juta transaksi penerima pinjaman.

Dalam hal ini, terdapat sebanyak 189,37 juta transaksi penerima pinjaman sepanjang 2022.

Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya, seperti dinukil dari Beritasatu.com.

Berita Fintech Indonesia: Dorong Pemahaman Pentingnya UMKM

Dari sisi pemain di industri ini, CEO dan co-founder KoinWorks Benedicto Haryono menerangkan, sebagai salah satu fintech lending di Indonesia, KoinWorks sudah mendorong pemahaman akan pentingnya peran UMKM untuk ekonomi.

Sepanjang tujuh tahun terakhir, pihaknya senantiasa berinovasi untuk menyediakan produk-produk dan layanan untuk membantu UMKM bertumbuh.

“Kami bangga telah membantu 850.000 UMKM menerima pendanaan. Lebih dari 25% UMKM ini menerima pembiayaan pertama mereka dari KoinWorks dan kami menyadari bahwa dukungan semacam ini dapat menjadi pilar untuk mendukung usaha kecil lainnya di dalam ekosistem UMKM,” ucap Benedicto, dikutip pada Senin (6/2/2023).

Ia menambahkan, KoinWorks mengajak para pengguna dan publik untuk ikut mengambil peran dalam misi mensukseskan UMKM. 

Apalagi, imbuhnya, saat ini gap pembiayaan fintech lending kepada UMKM masih cukup besar dan akses ke pembiayaan masih menjadi hambatan pertama UMKM dalam berkembang.

Di lain sisi, menurut Ekonom dan Penasihat Kementerian Keuangan Masyita Crystallin, kondisi perekonomian tahun 2022 lalu sudah dilalui meski diakui penuh dengan tantangan bagi industri fintech lending, mulai dari dampak konflik Rusia-Ukraina hingga ke sektor keuangan.

Di samping itu, pandemi Covid-19 di awal kemunculannya, kata dia lagi, juga sempat memberi imbas penurunan permintaan di sektor UMKM.

“Tapi sekarang sudah mulai naik, bahkan lebih tinggi secara nominal dibandingkan sebelum krisis. Nah kita ingin menjaga ini, animo demand domestik. Ini adalah salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia yang paling kuat pada saat demand dari luar terganggu,” tuturnya.

Ketahanan Sektor Keuangan Relatif Kuat

Sementara itu, dikatakan Kepala Departemen Surveillance dan Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi OJK, Henry Rialdi, ketahanan sektor keuangan maupun ketahanan sektor perekonomian Indonesia relatif kuat.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Tren Pendanaan Fintech Global Turun, Indonesia Aman?

OJK optimistis dari sisi stabilitas dan kinerja sektor keuangan maupun lembaga jasa keuangan domestik itu masih akan tumbuh dengan cukup baik.

“Walaupun di tengah tantangan-tantangan, apakah rate dari pertumbuhan yang selama ini terjadi di 2022 itu berulang di 2023? Ini yang mungkin nanti perlu kita lihat kembali, mengingat tantangan di 2023 ini tidak lebih mudah dari sebelum-sebelumnya, bahkan di 2023 ini uncertainty dari berbagai hal, baik dari sisi ekonomi maupun politik itu semakin tinggi,” sebut Henry.

Meski begitu, dalam konteks ini, lanjutnya, OJK meyakini lintasan atau trajectory pertumbuhan perekonomian Indonesia akan tetap baik, demikian halnya dari sisi kinerja maupun stabilitas sektor jasa keuangan.

Adapun dari sisi kebijakan, OJK akan melihat dari dua sisi, yakni akan dikeluarkan kebijakan-kebijakan dalam arti transisi keluar dari periode pandemi serta akan dikeluarkan juga kebijakan-kebijakan yang akan meningkatkan ketahanan dari lembaga jasa keuangan dalam mengantisipasi risiko.

“Kebijakan-kebijakan untuk menjaga volatilitas dari pasar juga akan tetap dipertahankan. Namun dari sisi lain, OJK juga akan mengkombinasikan dengan kebijakan-kebijakan yang dapat tetap mendorong kinerja intermediasi itu, terutama dari sisi lembaga jasa keuangan maupun dari sisi pasar keuangan,” tutur Henry.

berita fintech indonesia

 

 

Berita Fintech Indonesia: Tahun 2023, Investasi Fintech Lending Diyakini Tetap Tumbuh

Sebelumnya, Steering Committee Indonesia Fintech Society (IFSOC), Hendri Saparini, menyatakan bahwa investasi di perusahaan keuangan berbasis teknologi pembiayaan bersama atau fintech lending akan tetap tumbuh positif di 2023 meski di tengah potensi pelemahan ekonomi global.

“Di 2023 investasi di startup masih cukup menarik. Walaupun ekonomi melambat secara global, tapi secara umum pertumbuhan ekonomi di 2022 masih bagus baik secara global maupun domestik,” ucapnya pada akhir tahun 2022 lalu.

Nilai pendanaan startup fintech di Indonesia diketahui meningkat 8,4 persen pada tahun 2022, tetapi jumlah deals menurun 28 persen.

Inflasi dan pelemahan ekonomi global mendorong investor menjadi lebih selektif dalam mendanai startup, dengan fokus pada profitabilitas dibandingkan pertumbuhan perusahaan.

Kondisi itu membuat startup fintech lending sering kali melakukan efisiensi dan optimalisasi biaya dalam mempersiapkan cash flow untuk memperpanjang keberlanjutan usaha.

Hendri memandang, kondisi itu tidak dapat sepenuhnya dinilai negatif sebab fenomena tersebut adalah siklus yang berdampak transformatif pada ekosistem startup di tanah air.

“Tahun ini ekosistem startup fintech lending mengalami transformasi yang mendorong penyesuaian terhadap model bisnis yang commercially viable. Perubahan ini mendorong iklim persaingan perusahaan fintech startup menjadi lebih sehat dan inovatif,” jelasnya.

Lebih jauh, dirinya optimistis bahwa secara nasional, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 4,5 sampai 5 persen pada 2023 dengan investasi menjadi penyumbang kedua terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

“Kalau melihat bagaimana sektor konsumsi masyarakat dan perusahaan sudah pulih, demikian pula di sektor produksi dimana banyak industri menggeliat dengan tren investasi lebih bagus, tahun depan investasi akan menjadi sumber pemulihan ekonomi kedua tertinggi setelah konsumsi masyarakat,” tandasnya.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Kasus Gagal Bayar, TaniFund Dipolisikan Lender

Sekian ulasan terkait berita fintech Indonesia yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU